Ini Alasan Mengapa Mengajak Anak Balita Anda Traveling Akan Memberi Pengalaman Luar Biasa

Mengenalkan si kecil pada dunia luar akan memberi pengalaman luar biasa, baik bagi anak, maupun Anda sendiri

SHARE :

Ditulis Oleh: Sophie Maya

Foto oleh Fahmi Anhar

Belajar pada masa lalu, saya memutuskan menarik Cimil ke dunia luar

Bagi seorang traveler yang kebetulan sudah punya anak, tentu hampir tak pernah terlintas di pikiran untuk membawa sang buah hati menjelajah dunia luar. Alasannya ada banyak; si kecil suka rewel, butuh banyak amunisi tambahan untuk si kecil, sampai pada ketakutan orang-orang sekitar yang turut mempengaruhi diri. Bagaimana kalau nanti sakit? Kalau kenapa-kenapa siapa yang jaga? Di luar sana, udaranya beda dengan yang di sini!

Penghakiman secara sepihak dari kalangan masyarakat adalah hal lumrah. Dan lumrah pula jika pada akhirnya para traveler memilih mengurungkan niat membawa sang buah hati. Bepergian seorang diri mungkin yang terbaik, jika pun ingin mengajak travelmate carilah yang seusia agar bisa sama-sama jaga diri.

Namun Fahmi Anhar mengambil langkah berbeda. Travel blogger pengampu travel blog Fahmianhar.com ini justru antusias mengajak sang buah hati menyelusuri dunia luar, tanpa rasa takut!

Cimil, panggilan kesayangan Fahmi pada Fariz anaknya, baru saja menginjak 9 bulan. Jika Cimil bisa berbicara, tentu dia akan dengan bangga menyebutkan bahwa di usianya, dia sudah pernah diajak jalan-jalan ke luar kota oleh sang Ayah, menikmati matahari pagi di pinggir rel kereta, menjelajah keunikan pasar tradisional, atau mengeksplor museum serta candi-candi bersejarah. Bahkan saat berumur tujuh bulan pun, Cimil sudah diajak piknik ke Yogyakarta. Meski tak mengerti benar apa itu Yogyakarta, Fahmi bercerita saat itu Cimil terlihat begitu senang. Tubuhnya terus aktif bergerak-gerak dalam gendongan dan bibir mungilnya tiada henti berucap kata-kata yang belum jelas artinya itu.

Si Cimil, Fariz Ahmad Husaini. Foto oleh Fahmi Anhar

Fahmi bukan tanpa alasan mengajak Cimil traveling bersamanya. Saat masih kecil dulu, Fahmi senang piknik ke berbagai tempat. Karena itulah, dia ingin menurunkan kecintaannya kepada si imut Cimil.

Awalnya, ide ini tak disetujui kakek-nenek, saudara, teman, dan bahkan tetangga. Alasannya karena khawatir sebab di usia dini si Cimil diajak ke mana-mana.

“Tetapi kekhawatiran itu saya luruskan. Saya sampaikan bahwa mereka (kakek-nenek, saudara) pun melakukan hal yang sama pada saya ketika balita,” tutur Fahmi menjelaskan bagaimana dirinya akhirnya mendapat restu dari pihak sanak-saudara.

 

Cimil Pengisi Hari Demi Hari

Saat Fahmi baru selesai mengurus paspor untuk Cimil. Foto oleh Fahmi Anhar

Repot atau tidaknya tergantung dari bagaimana kita menyikapinya. Aspek safety harus diperhatikan, tapi tetap dibawa asyik saja. Ingatlah bahwa setiap momen tak akan terulang untuk kedua kalinya

Apa yang membuat membuat Fahmi bersikukuh mengajak si kecil Cimil?

Traveling bersama anak adalah wadah pengenalan dunia luar bagi si kecil. Masa balita merupakan periode penting perkembangan otak,” ujar Fahmi yang lebih lanjut menjelaskan bahwa kegiatan traveling akan membuat Cimil ‘bergerak’ dan hal itu lah yang nantinya dapat merangsang perkembangan syaraf motorik.

Dari sisi mental bisa melatih proses adaptasi terhadap lingkungan baru dan juga berjiwa sosial. Harapan yang terbit dari benak Fahmi itulah yang membuat dirinya mengepak barang Cimil dan dirinya ke dalam koper, bersiap untuk traveling.

Namun Fahmi juga tak memungkiri harus mempersiapkan amunisi tambahan untuk Cimil. Perlengkapan untuk bayi dan orang dewasa tentulah berbeda. Destinasi yang dipilih pun harus dipertimbangkan dari perspektif sang anak, sebab jika memaksa anak pergi ke medan yang sulit, nanti orang tuanya juga yang akan kepayahan.

Jika dibilang merepotkan atau tidak, Fahmi menjawabnya dengan bijak, “Repot atau tidaknya tergantung dari bagaimana kita menyikapinya. Aspek safety harus diperhatikan,  tapi tetap dibawa asyik saja. Ingatlah bahwa setiap momen tak akan terulang untuk kedua kalinya.”

Membawa Cimil traveling adalah satu hal menarik yang tak akan pernah Fahmi sesali. Cimil telah menjadi travelmate terbaik. Fahmi begitu menyukai momen-momen saat memperhatikan perubahan-perubahan ekspresi di wajah Cimil. Baik itu ketika Cimil tertawa girang dan melompat-lompat penuh antusias tatkala melihat bebek di sawah, sibuk mengoceh dengan bahasa planet saat mendapat mainan baru, atau merengut saat kelaparan. Merekamnya dalam jepretan kamera atau sekadar dalam memori otak, adalah hal yang amat membahagiakan Fahmi. Sebab itulah Fahmi tak pernah jera mengajak Cimil traveling. Bahkan akhir pekan nanti Cimil akan dibawa terbang dengan pesawat setelah dua bulan lalu memperoleh paspor anak.

Kini Cimil bisa jadi akan seperti ayahnya, sang petualang!

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU