“Bagi saya, traveling itu untuk mencari kebahagiaan. La chasse au bonher!” -Laura Hermawati
Nggak semua orang bisa menemukan kebahagiaan saat traveling. Namun bagi wanita kelahiran Pangandaran, 6 Desember 1988 ini, kebahagiaannya justru berasal dari traveling.
“Traveling itu kebutuhan bagi saya, dengan traveling saya seperti menekan tombol refresh, and hap! Segar lagi!”
Bagi Laura, menjadi seterkenal saat ini bukanlah hal yang mudah. Ia merasa hanya menjalani takdir menakjubkan yang akhirnya mempertemukan hobinya sebagai pekerjaannya.
Berawal dari kedua orangtuanya yang kebetulan berbeda warganegaraan, yaitu Prancis-Indonesia, Laura belajar banyak tentang traveling. Dari situlah Laura jatuh hati dengan dunia traveling. Selepas SMA, Ia memulai perjalanan bersama teman-temannya, mengenal tempat baru, orang baru, pengalaman baru. Disana Laura yakin, bahwa bekerja di bidang traveling pasti akan sangat menyenangkan.
“Cerita bagaimana saya jadi terjun menjadi host travelling di acara let’s go MNCTV sebenarnya lucu dan tidak di duga.”
Sebelum Laura menjadi host terkenal, Laura hanyalah seorang wanita yang tergila-gila dengan dunia menulis. Kegilaannya dengan dunia penulisan berawal dari sebuah Blog Competition di kampusnya, dia menjadi salah satu peserta lomba karena ulah teman-temannya yang jahil.
Dari hasil iseng teman-temannya ini, Laura jadi jatuh cinta dengan dunia menulis. Tak terasa ia menuliskan berbagai cerita travelingnya di blog dengan luwes. Yang tak pernah ia duga adalah ketika banyak orang berkomentar bagus tentang tulisan-tulisannya, viewers yang lumayan, hingga menjadi juara 1 di lomba Blog Competition.
Bisa dibilang, akibat tulisannya di blog itu, Laura mendapatkan tawaran casting oleh seorang produser. Saat itu, ia tak langsung mengambil kesempatan itu karena ingin menyelesaikan kuliah terlebih dahulu.
“Saya rasa, pendidikan itu hal yang penting. Namun, yang namanya jodoh itu pasti tidak akan kemana. And here I am living my life and my dream job Sebagai presenter traveling!”
Sebelum menjadi seorang presenter, Laura sempat bekerja di Jakarta. Namun karena ia merasa pekerjaannya tak pernah membuatnya merasa menjadi dirinya sendiri. Ia pun memutuskan resign dan casting untuk menjadi presenter. Yap, dan akhirnya Laura menjadi seperti sekarang ini.
Laura sangat tertarik terhadap budaya dan masyarakat lokal. Baru-baru ini ia ke Pegunungan Arfak di Papua Barat, di sanalah ia mengunjungi rumah kaki seribu(rumah adat di arfak).Sambutan yang sangat luar biasa dialami oleh Laura. Bahkan iatak pernah menyangka akan disambut dengan sangat hangat bahkan waktu itu warga dan masyarakatnya belum mengenal Laura dengan baik.
“Saya selalu terharu dengan keramah tamahan indonesia
Bagi seorang Laura, pembentukan dirinya hingga saat ini adalah karena traveling. Dengan pengalaman baru, melihat kehidupan di banyak tempat, kebiasaan orang-orang, bahasa baru. Itulah hal yang membentuk Laura menjadi pribadi yang lebih terbuka dan positif seperti sekarang ini.