Saat ini, sudah banyak cara bagi traveler agar hobi travelingnya bisa lebih ‘menghasilkan’. Salah satu caranya adalah dengan menjadi seorang travel blogger.
Di zaman internet seperti ini, banyak orang mendapatkan informasi dengan sangat mudah. Begitupun di dunia traveling, semua bisa memperoleh informasi seputar destinasi atau apapun yang berkaitan dengan perjalanan dari blog dan website yang bertebaran di dunia maya.
Mungkin awalnya, Kamu hanya sekadar ‘si pencari informasi’ itu. lambat laun mungkin terlintas di kepalamu untuk menjadi ‘si pemberi informasi’ juga. Ya, menjadi seorang travel blogger.
Jika Kamu menuliskan cerita perjalanan di blog, (setidaknya) Kamu bisa membantu orang agar lebih mudah merencanakan perjalanan mereka, berdasar cerita perjalananmu. Saat blogmu mulai berkembang, Kamu akan melihat ribuan orang yang selalu menanti cerita perjalananmu. Well, selain dapat uang, kamu juga akan punya teman baru dan pembaca baru.
Dengan menjadi travel blogger, kamu selalu punya alasan untuk jalan-jalan – Efenerr
Belum lama ini, saya baru bersua dengan Farchan Noor Rachman, pengampu blog Efenerr.com, pada acara Gathering Nasional Cozmeed 2 di Dieng. Kami berbincang banyak, utamanya tentang pengalamannya di dunia travel blogging.
Memulai karir menjadi travel blogger di tahun 2011 dengan jumlah pengguna internet yang belum sebanyak sekarang tentu berpengaruh dengan blog Efenerr.com , ditambah lagi tren blogging yang berubah-ubah setiap tahunnya.
“Pada tahun 2011, travel blogger masih bisa dihitung dengan jari. Hingga pada tahun 2014 ke 2015, blogger semakin banyak, sehingga tren blogging-pun sering berubah-ubah, mulai dari fashion hingga food. Meski begitu, jangan patah semangat dan teruslah menulis,”- Farchan.
Nantinya, saat Kamu mulai menulis di blog, tren blogging mungkin berubah, tetaplah konsisten dengan tema yang Kamu pilih dalam blogmu. Karena pada masanya, pasaran pembaca-mu akan semakin banyak.
Menurut Farchan, ada beberapa faktor mengapa tulisan di blog nggak banyak dibaca orang, mungkin karena keyword, judul yang kurang menarik, atau gaya tulisan yang memang belum bisa diterima oleh pembaca.
“Orang akan menemukan gaya tulisannya sendiri, yang menurut dia nyaman. Saya juga sempat beberapa kali ganti gaya bahasa ketika menulis, hingga akhirnya saya menemukan gata tulisan saya yang sekarang,”- Farchan.
Yang penting, jika sudah menemukan gaya tulisan yang Kamu anggap paling cocok, konsisten saja dengan gaya tulisan tersebut.
Farchan berbagi sedikit tips. Baginya, sangat penting ketika menjadi seorang travel blogger untuk segera menuliskan cerita perjalanan di blog agar memori dan feel cerita perjalanan bisa lebih dapet.
“Jika ingin memulai menjadi seorang travel blogger, mulailah latihan setiap habis jalan-jalan langsung ditulis biar memori dan feelnya dapet,”- Farchan.
Menjadi seorang travel blogger itu menyenangkan, Gaes! Di zaman digital ini, Kamu mungkin bisa jadi selebgram dengan foto-foto indahmu di Instagram (ini lebih cepat populer memang dibanding blogger), tapi berbagi informasi dengan menuliskan pengalamanmu di blog, ada sensasi tersendiri, lho! Selain bisa membantu orang, Kamu bisa mendapatkan penghasilan tambahan jika Kamu memang serius menjadikan blogmu ladang uang -yang penting jangan sampai mengabaikan pembaca setelah berhasil memonetize blogmu.
Oke, selamat menulis!