Kamu masih ingat kisah Max, si balita yang sudah diajak ibunya untuk mendaki gunung sejak umur 5 bulan? Diantara Kamu para wanita pencinta gunung, mungkin Kamu juga sempat berpikir mengajak anakmu mendaki, karena Saya sendiri memiliki impian demikian.
Namun sebelum memutuskan untuk mendaki gunung bersama anak, Kamu perlu memperhatikan dan menyiapkan banyak hal. Mulai dari persiapan diri sendiri dan juga si anak. Yang jelas Kamu nggak bisa mendaki gunung bersama anakmu tanpa persiapan matang atau hanya bermodal tenaga dan niat. Tips ini patut Kamu perhatikan sebelum mendaki bersama si kecil.
Kamu nggak bisa secara tiba-tiba mengajak anakmu mendaki gunung tanpa ada adaptasi sama sekali sebelumnya. Sebagai orang tua, Kamu harus pahami dulu kondisi tubuh si anak. Apakah dia lebih suka di alam bebas, atau lebih nyaman berada di tempat-tempat ramai seperti mall, play ground indoor, dll. Kalau memang si anak lebih suka dengan alam bebas, maka impianmu untuk mendaki gunung bersama anak mungkin bisa diwujudkan.
Kapan usia yang tepat untuk bisa mengajak anak mendaki gunung tak bisa dijawab orang lain. Kamu yang orang tuanya harus menentukannya sendiri dengan melihat pada kondisi tubuh dan kesiapan mental si anak. Kamu juga harus memahami, bahwa kegiatan mendaki bukanlah sesuatu yang mudah. Jadi anakmu juga harus terbiasa dengan kondisi cuaca di gunung. Kenalkan dia dengan cuaca panas, udara dingin, juga kotornya tanah.
Sebelum mengajaknya ke “gunung” ada baiknya mengenalkan dia terlebih dahulu dengan perbukitan. Mengajak si anak mendaki Sikunir, Kelir, atau Andong bisa menjadi awal yang baik untuk Kamu yang berada di wilayah Jawa Tengah. Intinya, biarkan dia beradaptasi dengan udara dingin terlebih dahulu dengan mengenalkan cuaca dingin di bukit atau gunung yang tidak terlalu tinggi.
Jika sudah terbiasa, Kamu bisa menambah ketinggian mendaki saat bersama si anak. Dengan demikian si anak akan mulai terbiasa dan tidak mengalami syok.
Karena mendaki dengan si kecil tidaklah mudah, maka Kamu perlu perencanaan yang matang mengenai destinasi dan juga waktu yang pas. Pilihlah gunung yang memiliki akses transportasi mudah. Biasanya anak-anak tidak betah dan cenderung akan rewel ketika terlalu lama berada di perjalanan. Jadi, jika bisa menggunakan pesawat untuk bisa cepat sampai di basecamp pendakian tentu akan semakin bagus. Atau bisa juga menggunakan kereta api, bagi beberapa anak moda transportasi ini lebih nyaman ketimbang bus.
Memilih tempat berarti sekaligus memilih waktu yang tepat. Mempertimbangkan akan mendaki saat musim hujan atau kemarau juga penting. Saat hujan atau kemarau, perbekalan yang dibawa juga akan berbeda. Misalnya saat musim hujan, Kamu butuh membawa lebih banyak popok, atau Kamu butuh membawa lebih banyak air saat kemarau, dsb.
Saat mendaki, pilihlah pakaian yang benar-benar nyaman untuk orang tua. Begitu juga untuk si anak, pilihlah pakaian yang aman dan nyaman untuknya. Jangan lupa memakaikan jaket atau baju berlapis agar ia tidak kedinginan, dan juga sepatu.
Untuk gendongan, bisa disesuaikan dengan berat si anak. Jika sudah agak besar, lebih baik menggunakan kid carrier khusus untuk mendaki karena akan lebih nyaman bagi orang tua dan juga anak.
Kalau Kamu berpikir tak perlu orang lain saat mendaki gunung bersama anak, mungkin Kamu salah. Bagaimana pun, saat mendaki bersama si anak, Kamu harus mengajak 2 atau 3 orang. Ini akan membantumu dalam membawa logistik, ataupun bergantian menggendong selama di perjalanan.
Kamu bisa mengajak orang yang sudah berpengalaman mendaki dan “dewasa”. Jadi, ketika sesuatu terjadi diluar perkiraan, ia bisa membantumu mengambil keputusan dengan cepat dan tepat. Karena kondisi di gunung sangat tidak tertebak, sangat penting mendaki dengan orang yang “dewasa” agar tidak mudah emosi dan sembarangan dalam menentukan keputusan.
Mendaki gunung bersama anak membuatmu harus menyiapkan segala dengan ekstra. Kamu harus memahami kondisi trek, apakah akan menemui sumber air atau tidak, sehingga Kamuu bisa memutuskan seberapa air yang harus Kamu bawa. Jumlah susu juga harus Kamu perhitungkan dengan teliti, karena Kamu orang tuanya, jadi Kamu tahu kebiasaan si kecil saat minum susu. Misal berapa kali dalam sehari.
Kamu juga bisa membawa minuman lain yang dia sukai, misalnya jus. Jangan lupa membawa termos air panas dan juga botol dot lebih, ini untuk berjaga-jaga jika botol dot rusak saat mendaki.
Begitu pula dengan makanan, Kamu harus menyiapkan setidaknya bubur siap saji yang disukai anak. Bawa juga biskuit yang punya kalori cukup tinggi. walaupun begitu, Kamu nggak boleh hanya mengandalkan bubur instan, Kamu harus tetap memasak bubur atau sup untuknya di pagi atau malam hari.
Obat adalah salah satu hal oenting yang nggak boleh sampai tertinggal. Untuk anak-anak, obat yang harus dibawa biasanya obat masuk angin, obat diare, parasetamol, obat anti muntah, obat kembung, vitamin, kapas, kain kasa, hansaplast, alkohol, madu, salep untuk luka, nose drop pelega nafas saat dingin. Jenis obat yang dibawa bisa disesuaikan dengan kondisi anak dan juga kebutuhan si anak. Selain itu obat-obatan untuk orang tua juga perlu, seperti minyak urut, balsem, dll.
Buatlah catatanbarang-barang yang harus dibawa, sambil packing Kamu bisa mencentang atau mencoret daftar barang yang sudah masuk tas. Dengan begitu kecil kemungkinan barang akan tertinggal, kecuali dari awal memang Kamu sudah tidak memasukkannya dalam daftar barang.
Nah, perhatikan juga jumlah barang yang harus Kamu bawa saat mendaki gunung dengan anakmu. Misalnya, ketika Kamu membawa anak usia 1 tahun, Kamu pasti akan butuh baju hangat lebih banyak dari anak yang berusia 3 tahun bukan?
Saat Kamu mendaki, mungkin Kamu akan menemukan kondisi diluar dugaan. Entah kesehatanmu, kesehatan anakmu, atau bahkan cuaca ekstrim. Dalam kondisi demikian, berpikirlah jernaih dan dewasa. Jangan memaksakan diri harus sampai ke puncak.
Kalau pun Kamu sanggup mendaki sampai puncak, apakah anakmu sanggup? Nah, dalam kondisi ini Kamu bisa menghentikan sejenak pendakian, atau justru memutuskan untuk turun. Yang terpenting jangan memaksakan kondisi akrena mungkin justru akan membahayakanmu juga anakmu.
Sebaik apapun tips yang diberikan oleh orang lain, Kamu sebagai orang tua si anak pasti lebih memahami keadaannya. Untuk itu, kenali dulu anakmu sebelum Kamu memutuskan untuk mengajaknya mendaki gunung bersamamu. Terkadang Kamu juga harus bertanya pada dirimu, apa tujuanmu mengajaknya mendaki. Sehingga Kamu tidak akan melupakan itu demi hanya mengejar puncak.
***
Ingin tahu tips pendakian lainnya, baca juga: