Gunung Ijen memang memiliki keunikan tersendiri bagi para wisatawan, baik mancanegara maupun domestik. Blue fire yang jarang ditemukan di dunia membuat Gunung Ijen menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan untuk datang melihat api berwarna biru di kawah Ijen.
Melansir dari Republika, Baru-baru ini Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar mengunjungi sebuah resor anyar di Ijen yang diberinama ‘Ijen Shelter’. Di sini, Bupati Banyuwangi ditemani oleh sang Istri untuk mencoba berbagai wahana baru di kawasan kaki gunung Ijen.
Di Ijen Shelter ini bukan resort biasa karena di sini wisatawan yang sedang berwisata ke Ijen bisa menginap di rumah pohon berkapasitas lima orang berfasilitas lengkap seperti hotel.
Selain bisa menginap di rumah pohon, ternyata wisatawan juga bisa melakukan aktivitas lain, melakukan olahraga panahan, menikmati hidangan dengan pemandangan alam Ijen, dan juga makan di sebuah gubuk ala jaman dulu di sini.
Melansir dari TribunSurabaya, usut punya usut ternyata rumah pohon di Ijen ini ternyata dicetuskan oleh seorang Bule Jerman bernama Daniela Hempel (43).
Awal mula mengapa Daniela membuat Ijen Shelter karena sebuah kejadian tragis karena kecelakaan yang mengharuskan dia untuk beristirahat total. Saat itu dia tidak bisa berbuat apa-apa,.
“Setelah kecelakaan kaki saya tidak bisa bergerak. Akhirnya muncul ide untuk membuat rumah pohon. Agar saya bisa bersantai di sini,” Ujar Daniela.
Bukan hanya menguasai bahasa Indonesia, Daniela mengaku menguasai 6 bahasa. Kemampuannya ini ia manfaatkan untuk mengajari anak-anak sekitar Banyuwangi untuk belajar Bahasa Inggris setiap hari Selasa dan Kamis. Bukan hanya itu saja, Bule asal Berlin ini juga mengajarkan para pemandu untuk mempelajari bahasa Jerman, Perancis, Rusia, dan lainnya.
“Saya bisa enam bahasa. Kalau ada pemandu wisata ingin belajar bahasa lainnya, saya siap,” ujar Daniela.
Daniela yang akrab dipanggil Ela ini sebenarnya sudah tinggal di Indonesia selama dua tahun. Ia pertama kali tinggal di Tanah Batak, lalu pindah ke Sukabumi, dan berakhir di Banyuwangi.
Abdullah Azwar Anas mengaku sangat respect dengan kedatangan Ela di Banyuwangi, karena bukan hanya berbisnis, tapi dia juga memberikan edukasi kepada anak-anak dan warga sekitar saat menggarap Ijen Shelter.
Meskipun diketahui Ela menghabiskan uang hingga Rp 200 juta, namun Ela mengaku merasa nyaman berada di Banyuwangi.
“Saya lebih kerasan di Banyuwangi. Saya suka dengan masyarakatnya. Saya mau tinggal di sini,” pungkas Ela.
Kejadian ini memberi gambaran kepada kita sebagai orang Indonesia untuk selalu bangga dengan Indonesia, karena para bulepun mencintai Indonesia.