Ibukota Menurut Sudut Pandang Seorang Turis Jepang

SHARE :

Ditulis Oleh: Shabara Wicaksono

photo from http://www.kapanlagi.com/

Tomiko, seorang teman asal Jepang baru saja menyelesaikan perjalanannya berkeliling Ibukota Indonesia, Jakarta. Aku cukup heran, ketika kebanyakan turis luar negeri memilih menjelajah mencari surga tersembunyi di pelosok Indonesia, dia memilih Jakarta. Tergolong unik, apalagi ini merupakan perjalanan traveling keluar negeri pertamanya.
“Aku ingin mengenal Indonesia, jika ingin mengenal suatu negara dalam waktu yang singkat, kunjungi ibukotanya” begitu menurutnya.
Hasilnya? Berikut ini beberapa pandangan dia tentang Jakarta :

1. “Aku Merasa Seperti Artis”

Ketika berkeliling digang-gang perkampungan warga, dia bercerita bahwa dia diikuti segerombolan anak kecil. Sejumlah ibu-ibu yang sedang duduk-duduk didepan rumah memanggilnya bule. Bahkan beberapa abg smp memintanya berfoto bersama. Tomiko sendiri sangat menikmatinya. “Kapan lagi aku diperlakukan seperti itu?” Katanya sambil menggunakan emoticon tertawa di chatting facebookku. Meski pada akhirnya ia merasa malu dengan perlakuan itu. Tomiko bercerita segerombolan anak kecil itu terus mengikutinya hingga ke pinggiran jalan raya yang rame sambil berteriak “artis!artis!artis!”. Mereka berhenti setelah ditegur seorang satpam perkantoran. “Karena hal itu aku berpikiran ingin merintis karis sebagai entertainer di tempatmu”.

2. Iklan Rokok Dimana-mana

Tomiko begitu terheran-heran menemukan banyak sekali iklan rokok dijalan-jalan,bahkan anak-anak kecil dapat melihatnya dengan jelas. Billboard raksasa dihiasi iklan rokok dengan larangan dibawahnya bahwa merokok berbahaya. Tomiko ini memang cukup lancar berbahasa Indonesia karena Ayahnya seorang Indonesia tulen. “Itu sangat lucu, kalian mengiklannya,dan kalian mengingatkan bahwa rokok berbahaya, itu seperti para pembuat rokok itu berkata setidaknya aku sudah mengingatkanmu, kamu mati bukan urusanku”. Dia bahkan begitu heran saat makan disebuah restauran, seseorang mengepulkan asap rokok dengan bebasnya. “Orang terkaya dinegeri ini hidup dari rokok, dan dia beralasan ada puluhan ribu yang bergantung pada industri ini,” aku mencoba memberi penjelasan mengenai “maju”nya industri rokok di Indonesia. Tomiko merasa iklan rokok yang dengan mudahnya dilihat anak-anak adalah sebuah kesalahan.

3. Mal raksasa

http://finance.detik.com

Di tempat asalnya tentu ada pusat perbelanjaan, namun tidak sebanyak di Jakarta. Lantai yang terbuat dari marmer dan banyaknya barang mewah yang dipajang didisplay, dia merasa itu hal luar biasa. Bahkan dia begitu heran ketika mengetahui bahwa diatas mal ada sebuah apartment mewah yang nyaman. “Aku membayangkan mereka baru bangun tidur masih mengenakan piyama, turun menggunakan lift dan kemudian berbelanja”. Dia bercerita bahwa sangat mudah menemukan anak-anak muda berjalan berkelompok disini. Aku menjelaskan bahwa orang yang datang ke mal kebanyakan justru bukan untuk berbelanja, namun hanya ingin menghabiskan waktu bersama orang-orang dekat mereka.

4. Semua Serba Murah

Tomiko senang berada di Jakarta karena semuanya serba murah menurutnya. Jika dikurskan dengan yen, dia heran dapat merasa kenyang dengan memakan nasi goreng seharga 200 yen, dan itu enak. Tomiko juga membeli beberapa pakaian dengan kualitas bagus di sebuah butik, yang menurutnya jika dibandingkan di Jepang itu sangat murah. “Kalian sangat beruntung, aku mungkin akan berbelanja pakaian setiap hari jika tinggal disitu” candanya.

5. “Bagaimana Mungkin Kalian Bisa Bertahan Dengan Segala Kemacetan itu”

http://harianterbit.com/

Jakarta memang terkenal sebagai salah satu kota dengan kondisi lalu lintas terparah di dunia. Tomiko kaget saat menaiki bus yang tiba-tiba berhenti tidak dipemberhentian bus. Dia berpikir mungkin ada masalah teknis. Dia sampai terbengong-bengong mengetahui bahwa bus tersebut berhenti untuk menaikan penumpang. Dirinya semakin kaget begitu tahu penumpang itu naik ke atap bus. Selain itu, kemacetan yang mengular panjang juga membuatnya merasa ingin segera turun dari bus dan berlari saja. Tempat yang menurut perkiraannya harusnya bisa ditempuh dalam waktu 30 menit menjadi 2 jam lebih. “Kalian pasti termasuk orang-orang yang sangat sabar”, aku hanya tersenyum membaca perkataannya di kolom chat Facebook.

6. Banjir

Menurutku Tomiko sial karena memilih waktu yang tidak tepat untuk berkunjung ke Jakarta. Januari merupakan bulan langganan banjir di beberapa titik di Jakarta. Tomiko menjepret beberapa momen saat beberapa anak yang nekat bermain ditengah-tengah banjir. Hal yang menurutnya tak henti-hentinya berkata, “luar biasa”. Tomiko keheranan karena di tempat asalnya, saat bencana semua orang, apalagi anak kecil akan dikumpulkan disatu tempat yang aman. Wilayah bencana selalu steril dari warga.

7. Pengemis

http://lemahirengmedia.blogspot.com/

Dia pertama kali melihat pengemis sepanjang hidupnya. “Hingga sekarang aku tak bisa memahami mengapa mereka menarik-narik bajuku dan meminta uang, tak kulihat satupun barang yang mereka jual,juga aku tak membeli apapun dari mereka”. Aku sendiri kesulitan menjelaskan padanya karena kondisi negerinya dan negeriku yang cukup berbeda.

8. Pembantu Rumah Tangga

Di Jakarta Tomiko tinggal di rumah saudara jauhnya. Disana terdapat seorang pembantu rumah tangga. Tomiko baru mengetahui bahwa di Indonesia kita dapat membayar seseorang untuk mengerjakan beberapa tugas rumah tangga seperti mencuci, merapikan barang-barang,membersihkan rumah. Menurutnya, ditempatnya,hanya orang-orang tertentu dengan kekayaan yang luar biasa, seperti artis atau pejabat yang biasa menggunakan pembantu rumah tangga.

9. Barang Bajakan Dimana-mana

Kita mungkin terbiasa mendownload lagu atau film diinternet, tapi ternyata tidak bagi Tomiko. Saat berjalan-jalan disektar plaza senayan dirinya mendapati beberapa penjual dvd film. Dia sangat terkejut saat mengetahui dvd tersebut sangat murah. Setelah dijelaskan saudaranya bahwa itu adalah dvd bajakan, Tomiko heran,”Kenapa kalian membiarkannya?”

Terlepas dari berbagai hal mengejutkan tadi, menurut Tomiko makanan di Indonesia sangat enak, dan orangnya ramah. Orang yang berpapasan dengannya selalu tersenyum dan menganggukan kepalanya.Dia tak menemui hal itu di Jepang. “Ya begitulah negeriku, jadi,apa kamu akan kembali lagi kesini?” aku memancingnya.

“Tentu, Indonesia sangat indah,” Tomiko mengakhiri ceritanya.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU