Setiap orang memiliki tujuan masing-masing saat memutuskan untuk traveling, begitupun dengan Heri Shu, salah satu dari sekian tokoh inspirasi di dunia traveling yang memutuskan untuk merangkai mimpi lewat hobi.
Heri Shu, tak banyak orang tahu tentang sosok pria dengan hobi fotografi dan traveling ini. Pun hobi yang membawanya hingga seperti sekarang ini pun tak sengaja ia selami. Profesi yang menuntut Heri bekerja di lapangan dan senantiasa berpindah-pindah kota, membuatnya bisa melakukan perjalanan hingga melihat dan hidup ditengah kehidupan masyarakat lokal lebih dekat di tempat dimana ia ditugaskan.
Ia pun mengabadikan banyak gambar dalam kameranya. Berawal dari hobi fotografi dan pekerjaan inilah, mengantarkannya menjadi Heri Shu yang sekarang ini. Menjadi fotografer, traveler, dan juga penulis dalam blog yang sengaja ia buat untuk mengabadikan perjalanannya.
“Saya senang berada di tengah perjalanan, menyelami kehidupan di dalamnya dan menemukan kedamaian disana,” -Heri Shu
Banyak orang yang berpikir bahwa traveling itu sebuah pelarian, kotak kebahagiaan bagi para pekerja kantoran yang haus akan jalan-jalan. Namun, bagi seorang Heri Shu, traveling bukan hanya sebuah pelarian, namun hal yang dapat membuat seseorang bisa berpikir terbuka dan melihat segala sesuatu dalam perspektif yang berbeda. Pengalaman perjalanan itulah yang berdapak pada perkembangan diri Heri.
Yap, bisa dibilang dia selalu belajar dengan apapun yang dia temui dalam setiap perjalanannya.
“Kesan mendalam dari sekian perjalanan traveling saya adalah ketika saya bertemu dengan seorang kakek tua bernama Pak Peter dari sebuah kota kecil Sabah Malaysia. Dengan segala keterbatasannya, Ia tetap menghidupkan impiannya, melihat dunia, dan berteman dengan banyak orang.”
Titik terdalam dalam perjalanan Heri adalah ketika ia bertemu dengan seorang kakek yang rela menjadi seorang supir demi impiannnya melihat dunia dan bertemuan dengan orang-orangnya. Kakek bernama Peter ini banyak mengantarkan turis dari penjuru dunia untuk mengunjungi pantai di ujung Pulau Borneo. Dengan begitu, ia mendapatkan banyak teman dari berbagai belahan dunia.
Bahkan kakek tua yang ia temui membuat buku kenangan yang senantiasa ia bawa yang berisi testimoni dan kenangan yang ditulis oleh pejalan yang diantar olehnya, sebagian diantaranya dilengkapi dengan foto, kartu pos atau lembar uang dari negara pejalan itu berasal. Dengan begitu ia bisa jalan-jalan keliling dunia dengan caranya.
“Pak Petter mengajarkan saya banyak hal, salah satunya untuk tetap menghidupkan semangat untuk mewujudkan impian meskipun usia tak lagi muda,”