Dibalik foto gagah para pendaki berlatar pemandangan gunung yang cantik terdapat seonggok sampah yang terabaikan. Dibalik ribuan like foto pendakian terselip potret suram sampah-sampah yang berserakan di sepanjang jalur pendakian. Sampah plastik bungkus makanan, sampah bekas botol minuman, dan sampah kaleng gas jamak dijumpai di beberapa gunung.
Ini salah siapa? Ini perbuatan siapa? Pertanyaan seperti itu sudah tidak sepatutnya untuk dikeluarkan. Bertindak melakukan aksi nyata itu jauh lebih baik daripada hanya saling menyalahkan. Bergerak menyelesaikan masalah jauh lebih bijak daripada hanya berkomentar. Mengakui kesalahan dengan berusaha memperbaiknya jauh lebih hebat daripada hanya diam tak peduli.
Beberapa hal ini bisa dilakukan pendaki untuk menjaga gunung dari sampah khususnya sampah plastik:
Sudah banyak peringatkan yang diberikan kepada pendaki untuk membawa turun sampah kembali. Namun, masih saja banyak sampah yang tertinggal di camp pendakian. Gunung bukan tempat sampah. Di gunung juga tidak ada tukang sapu yang siap membersihkan sampah Anda. Bawa turun sampah kebawah.
Makanan instant biasanya terbungkus dengan plastik. Contoh mie instan. Sampah yang dihasilkan mie instant akan terbuang dalam bak sampah, bahkan ada yang tertinggal di gunung. Regulasi sampah yang belum jelas di negara kita tak jarang membuat sampah terbengkalai, terbang, entah kemana perginya. Padahal, sampah plastik tidak mudah terurai. Dibutuhkan waktu kurang lebih 50-80 tahun untuk menguraikan sampah plastik.
Jika Anda memasak bahan makanan alami, seperti sayur-sayuran, tentu sampah yang dihasilkan aman untuk lingkungan. Selain itu, bukankah sayuran lebih baik untuk kesehatan daripada semangkok mie instan yang berisi banyak pengawet makanan? Hargai tubuh kesehatan tubuh Anda, sayangi lingkungan.
Daripada Anda membeli air kemasan botol plastik, lebih baik Anda membawa botol air yang bisa diisi ulang sebelum mendaki. Cara ini lebih menghemat kantong. Selain itu juga menghemat sampah plastik. Baik untuk kantong pendaki dan baik untuk bumi.
Membawa sampah turun kembali merupakan hal terpuji yang patut ditiru. Akan lebih baik lagi jika mengganti trash bag (kantong plastik) dengan kantong karung goni atau bekas tepung beras. Karena menurut penelitian, karung goni lebih cepat teruarai dari plastik. Jika sampah yang diangkut sampah kering, sampah dibawa turun dan dimasukan ke bak sampah lalu karung goni bisa digunakan lagi.
Sebagian pendaki memiliki kebiasaan merokok sambil ngopi. Tak jarang filter batang rokok terbuang di jalur pendakian. Setidaknya dibutuhkan waktu 10-12 tahun untuk menguraikannya. Mulai membiasakan diri menyimpan batang rokok, lalu dikumpulkan dengan sampah lain untuk dibawa turun ke basecamp. Atau pilihlah rokok kretek daripada rokok yang ada filternya. Karena, sampah puntung rokok kretek lebih mudah terurai.
Belilah beberapa kotak makanan untuk menaruh bumbu-bumbu, seperti garam, gulan, dan kopi. Bisa juga digunakan untuk meletakkan potongan bahan makanan. Pilhlah kotak makanan yang terbuat dari bahan stainless steel. Jika ternyata hanya memiliki kotak makan dari plastik seperti Tupperware, tidak menjadi masalah. Tujuan dari penggunaan kotak makanan ini adalah meminimalis pembuangan sampah plastik.
Daripada membeli gas kaleng yang baru, lebih baik mengisi ulangnya lagi. Dengan catatan, kaleng gas masih dalam kondisi layak pakai. Selain harganya lebih murah (sekitar 4000/kaleng), hal ini juga bisa meminimalis produksi sampah plastik. Pengisian ulang gas kaleng ini bisa dilakukan di bapak-bapak tempat isi ulang korek gas.
Tisu dalam kegiatan pendakian memiliki fungsi yang sangat penting. Apalagi untuk para pendaki wanita. Tisu sudah menjadi barang wajib ketika mendaki. Namun, alangkah baiknya jika mengganti tisu dengan handuk kecil sebagai pembersih. Dan gantilah tisu dengan lap makanan (serbet) untuk membersihkan peralatan masak.
***
Bumi sudah tidak bisa menunggu lebih lama lagi, ia harus segera diselamatkan. Siapa yang akan melindungi bumi kalau bukan kita? Bukankah kita sangat membutuhkannya untuk tetap survive? Kalau planet tempat kita tinggal punah, kita akan hidup dimana lagi? Mulailah dari hal kecil, dari diri sendiri, dan dari sekarang. Because, there is no Planet B.