Kesusahan Memotret Sunrise/Sunset? Ini Tipsnya

SHARE :

Ditulis Oleh: Shabara Wicaksono

Semburat cahaya matahari saat terbit ataupun tenggelam, berpadu dengan kumpulan awan putih, sungguh menjadi pemandangan yang menggetarkan hati. Terpaan hangatnya matahari saat muncul di ufuk timur, atau sendunya warna senja selalu istimewa. Pesona sunrise ataupun sunset menimbulkan sensasi dan ketenangan tersendiri.

Memotret sunrise atau sunset memang gampang-gampang susah. Ada beberapa hal yang selalu saya perhatikan saat akan mengabadikan momen indah ini.

Momen adalah yang utama

Ya, momen hanya ada satu kali. Matahari terbit dan terbenam hanya satu kali setiap hari, kecuali Anda berada di stasiun ruang angkasa dimana matahari terbit 16 kali dalam sehari.

Selalu persiapkan diri paling tidak 30 menit sebelum matahari terbit atau terbenam.

Pelajari kapan waktu matahari terbit atau terbenam di lokasi yang akan Anda abadikan sunrise atau sunsetnya, karena waktu matahari terbit dan terbenam berbeda-beda di masing-masing lokasi. Pastikan peralatan seperti kamera, tripod sudah siap untuk digunakan. Setelah semua alat siap, abadikan momen matahari terbit atau matahari terbenam dengan komposisi terbaik.

Mengambil sudut berbeda

Sunrise Sikunir, Dieng. Foto oleh Guntur Hanafi

Mengambil gambar sunrise atau sunset tak harus selalu mengambil wide angle. Bereksperimen mengambil angle-angle lain membuat gambar sunrise atau sunset lebih bervariasi.

Saat kamera menghadap matahari otomatis akan backlight yang menyebabkan gambar siluet. Inilah saat tepat bermain-main dengan gambar siluet. Eksplorlah kreativitas, siluet jika dimanfaatkan dengan baik dapat menghasilkan gambar yang luar biasa.

Ingatlah saat Anda memotret matahari baik sunrise atau sunset ada banyak hal-hal lain menarik yang layak Anda masukkan frame. Pekalah pada lingkungan sekitar. Bangunan-bangunan, menara pemancar, pohon-pohon atau benda lainnya dapat menjadi pemanis foto sunrise atau sunset Anda. Nyalakan kameramu sebelum sunrise dan tahan kameramu sesaat setelah matahari terbenam.

Cahaya sebelum sunrise dan pendar cahaya setelah sunset merupakan salah satu cahaya terindah yang pernah ada didunia.

Manual focus

Prinsip saya, untuk mendapatkan hasil maksimal saya selalu menggunakan manual focus. Bagi pemula memang selalu disarankan gunakan fitur auto focus, namun jika menggunakan auto focus saat memotret sunrise atau sunset dengan kondisi suasana cenderung gelap, justru akan menyulitkan karena auto focus bekerja mencari focus berdasar terang tidaknya objek.

Photo from www.digitalcameraworld.com

Selain itu jika ada fitur mengganti white balance, gantilah setting white balance kameramu menjadi cloudy. Dibanding white balance auto, white balance cloudy akan menghasilkan warna yang lebih menggigit.

Jangan terlalu terpaku harus menggunakan kamera atau lensa tertentu. Maksimalkan alat yang dimiliki saat itu. Membaca buku manual adalah ide terbaik, semua fotografer profesional selalu melakukannya.

Penuh ketidakpastian

Memotret sunrise atau sunset selalu penuh dengan ketidakpastian. Jangan kecewa jika segala persiapan telah maksimal namun ternyata cuaca tidak mendukung. Mendung atau kabut sering menjadi halangan tersendiri saat memotret sunrise ataupun sunset. Kondisi alam bukan menjadi halangan. Kreatiflah, karena memotret sunrise atau sunset saat mendung atau berkabut justru mungkin menghasilkan pesona yang tidak biasa.

Yang paling penting dalam memotret sunrise atau sunset adalah terus mencoba. Melatih insting merupakan hal penting dalam fotografi. Jangan pernah berhenti mencoba jika hasil foto sunrise atau sunset pertamamu tidak memuaskan.

Bagi yang belum pernah mencoba, Anda layak untuk sesekali mencobanya. Berbagi keindahan sunrise atau sunset selalu menimbulkan kepuasan tersendiri selain sensasi menikmati langsung sunrise atau sunsetnya.

activate javascript
SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU