Setiap tanggal 17 Agustus, sebagian pendaki gunung dan traveler di Indonesia, banyak yang memilih gunung untuk melangsungkan upacara bendera. Bagi sebagian yang lain, perayaan 17 Agustus di puncak gunung adalah momen ‘syahdu’ yang ditunggu-tunggu, momen untuk kontemplasi, merenung.
Bagi Kamu yang ingin menyendiri, menenangkan diri ataupun sekadar merenung, hindari gunung-gunung ini:
Sudah pasti Semeru akan ramai. Bukan hanya pendaki gunung, mereka yang “bukan anak gunung” pun akan ikut serta meramaikan momen 17’an ini. Sebagai alternative, kamu bisa mendaki gunung Jawa timur lainnya seperti gunung Lemongan atau Liman.
Ketinggian Gunung Prau yang hanya setinggi 2565 memang menjadi idola semua orang. Trek yang mudah dan pemandangan luar biasa indah menjadi alasannya. Lihat saja foto di atas, itu gunung atau pasar ya? Mau turun gunung saja, harus antri. Mau buang air kecil saja, harus nyari tempat yang jauh dan sepi dari orang. Masih mau mendaki gunung prau saat 17 Agustus?
Medan pendakian yang cukup ringan dan akses transportasi yang mudah menjadi alasannya. Mereka yang berdomisili di Solo, Madiun, dan sekitarnya, akan memilih 17 Agustusan di gunung ini.
Nah, bagi warga Semarang, Solo, Yogyakarta, gunung Merapi adalah gunung yang tepat untuk 17 Agustusan. Pada waktu Weekend saja Pasar Bubrah dipenuhi orang, apalagi besok saat 17 Agustus.
Tahun 2015 lalu, upacara 17 Agustus juga dilakukan di puncak Kenteng Songo, Merbabu. Daripada kamu upacara dalam keadaan yang ramai, tidak khidmat, lebih baik mencari alternatif gunung atau tempat lain untuk upacara.
Kalau kamu mendaki di Gunung Pangrango, sudah pasti “Kandang Badak” ramai dengan tenda warna-warni dan pendaki. Kalau nggak ingin terlalu ramai, kamu bisa mengalihkan pendakian ke Gunung Salak atau Gunung Ciremai.
Tren pendakian yang masih ramai sampai sekarang, membuat orang-orang awam berbondong-bondong mengikuti tren ini. Nggak perlu gunung yang tinggi, yang terpenting bisa berfoto dengan latar gunung. Momen 17 Agustus ini juga akan mereka manfaatkan untuk mengukir kenangan. Nah, gunung yang tidak begitu tinggi akan menjadi sasaran seperti Gunung Papandayan.
***
Fenomena pendakian memang sangat luar biasa. Seolah tidak ada hentinya, banyak orang berbondong-bondong mendaki. Ketujuh gunung di atas memang menjadi incaran para pendaki untuk menggelar upacara 17 Agustusan. Tapi, tidak menutup kemungkinan semua gunung khususnya di Pulau Jawa akan ramai di penuhi pendaki. Seperti yang saya bilang sebelumnya, pendakian kini menjadi tren. Dimana banyak orang yang mendaki gunung hanya karena ego pengakuan sosial. Supaya tidak dianggap ketinggalan zaman.