Salah satu cara tingkatkan devisa negara adalah dengan membebaskan visa bagi para wisatawan asing. Menteri Pariwisata Arief Yahya, tahun 2015 ini umumkan penambahan pembebasan visa pada 30 negara. Total, Indonesia telah bebaskan visa ke 45 negara namun masih kalah jauh dengan Malaysia yang bebaskan hingga 144 negara. Di antara negara-negara yang dibebaskan visanya adalah negara populer seperti Jepang, Tiongkok, Korea Selatan, Italia, Spanyol, dan Rusia.
Pada tahun 2016, pemerintah juga akan kembali bebaskan visa bagi 30 negara baru lagi. Dari segi peningkatan ekonomi, pembebasan visa ini akan menguntungkan Indonesia. Akses keluar masuk negara menjadi cepat. Sehingga tidak menyulitkan para warga negara asing yang akan berkunjung ke Indonesia. Namun, pemberlakuan bebas visa ini hanya berlaku untuk orang yang akan melakukan kunjungan wisata saja. Itupun hanya terbatas untuk 30 hari dan jika ingin menambah hari, mereka harus kembali ke negara asalnya.
Alasan dari pembebasan visa ini didasarkan atas analisa Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat telah terjadi penurunan jumlah wisatawan mancanegara yang datang. Salah satu penurunan itu terjadi pada kunjungan ke Ibu Kota.
“Untuk penurunan kunjungan wisman di Soekarno-Hatta disebabkan karena adanya penutupan dua rute, rute Jakarta-Taipei dan Jakarta-Haneda sejak Januari 2015, hal ini sangat berdampak,” tambah Suryamin.
Spot-spot wisata yang menjadi incaran wisatawan asing adalah Bali. Menyusul Lombok, Bunaken, dan Papua. Berharap, dengan adanya pemberlakukan bebas visa ini, tahun 2015 ini ditargetkan jumlah wisatawan mencapai angka 10.500.000 dari jumlah wisatawan pada bulan April 2015 mencapai 749.900 pengunjung.
Namun, di balik peraturan baru yang diperkirakan akan menguntungkan ini, memiliki banyak pro kontra yang terjadi. Sebagian mengangkat tangan dan berteriak setuju dan sebaliknya dari sisi lain akan mengakibatkan kerugian yang justru lebih berat.
Keuntungan lain yang diharapkan adalah Indonesia akan menjadi surga terkenal bagi para pecinta traveling dan negara Indonesia juga ingin mendapat fasilitas yang sama. Lalu dampak buruknya adalah ketika peluang ini disalahgunakan oleh beberapa orang untuk menyelundupkan barang-barang ilegal seperti narkoba. Seperti pada kasus narkoba yang akhirnya berujung pada hukuman mati di Nusakambangan kemarin, cukup menjadi cambuk bagi Indonesia. Dengan adanya pembebasan visa, pemerintah harusnya lebih jeli untuk melihat celah yang memungkinkan akan disalahgunakan dengan melakukan antisipasi.