Cerita Misteri dari 5 Gunung di Jawa Tengah

Gunung-gunung di Jawa Tengah mempunyai cerita misteri yang tersembunyi. Mahluk-mahluk tak kasat mata pun menjadi lakon dalam cerita misteri tersebut.

SHARE :

Ditulis Oleh: Echi

Foto dokumentasi pribadi penulis.

Dulu, saat belum begitu banyak orang mendaki, gunung menjadi tempat sangat sakral yang menyimpan sejuta misteri. Rimbunnya pepohonan dan kabut yang menyelimuti seolah menjadi halaman pembuka cerita misteri.

Meskipun kini gunung kian ramai dikunjungi pendaki, namun gunung-gunung tetap menunjukkan nuansa ‘angker’nya. Sampai sekarang masih banyak orang yang mengaku mengalami cerita misteri saat mendaki gunung.

 

1. Pos Samarantu – Gunung Slamet

Ketika berbincang dengan teman-teman yang sering mendaki, Gunung Slamet menjadi gunung yang paling angker di antara gunung-gunung lain. Banyak cerita horor yang menyeruak. Dari semua cerita mistis itu, cerita horor Pos Samarantu menjadi cerita yang sering dibagikan.

Konon katanya, pos Samarantu yang terletak di Pos IV (mohon ralat kalau salah) didiami jin-jin penunggu yang suka mengerjai pendaki. Samarantu sendiri merupakan singkatan dari Samar dan Hantu. Dengan kata lain, pos ini merupakan pos yang samar-samar ditunggui hantu.

Dari cerita yang beredar, sedikit pendaki yang berani mendirikan tenda di pos Samarantu. Suatu waktu entah kapan persis kejadiannya, seorang pendaki mengalami keangkeran pos Samarantu. Ketika hari menjelang larut, pendaki tersebut dan kedua kawannya mendirikan tenda di pos yang terkenal angker itu. Seperti ritual pendaki pada umumnya, setelah selesai masak, ngobrol, mereka memutuskan untuk istirahat. Sebut saja Faiz, nama salah seorang pendaki, pergi keluar tenda untuk buang air kecil. Dia meninggalkan kedua temannya di dalam tenda sedang tidur. Tak ada yang aneh malam itu. Suasana hutan malam hari tak menunjukkan ada tanda-tanda kengerian. Berjalan beberapa langkah menuju tenda, langkah faiz terhenti tepat di depan pintu tenda. Dia membuka perlahan zipper tenda. Kejanggalan baru mulai terasa ketika dia mendapati tiga orang sedang tertidur pulas di dalam tenda.

 

2. Pasar Bubrah – Gunung Merapi

Keangkeran Gunung Merapi sudah tersohor di seluruh pelosok tanah Jawa. Eyang Sapu Jagad dan Mbah Petruk menjadi pesohor mahluk gaib dari Merapi. Namanya begitu tenar dan akrab di telinga pendaki. Konon, Keraton Yogyakarta sering memberikan sesaji agar Eyang Sapu Jagad tak murka. Warga lokal yang masih mempercayai mitos Merapi pun masih mengirimkan sesaji di Gunung Merapi. Saya pernah menemukan kepala kerbau tergeletak di Pasar Bubrah. Hii.. merinding juga waktu melihatnya.

Jika berbicara tentang Pasar Bubrah, maka orang-orang akan mulai menceritakan pengalaman-pengalaman gaibnya ketika mendirikan tenda di sana. Layaknya pasar pada umumnya, Pasar Bubrah kerap menimbulkan kegaduhan. Banyak orang yang kerap mencertikan sering mendengar alunan gending dan gamelan.

Cerita yang berbeda pernah saya dengar langsung dari mulut teman saya. Cerita ini terlontar dari mulut ke mulut hingga akhirnya terdengar oleh saya. Waktu itu dua orang pendaki, bukan dari Jawa Tengah, mendirikan tenda di Pasar Bubrah. Mereka tiba di Pasar Bubrah menjelang tengah malam. Singkat cerita, setelah mendirikan tenda mereka masak sambil berbincang di luar tenda.

Cuaca malam itu agak sedikit mendung, kilatan cahaya sesekali menyambar. Meskipun cuaca kurang bersahabat, dua pemuda tersebut tak beranjak dari luar tenda. Mereka tetap tertawa-tawa berbincang. Sampai ketika petir menyambar membuat mereka sedikit kaget. Bukannya masuk tidur ke dalam tenda, salah satu dari mereka malah berteriak “Ya Tuhan, silakan foto saya lagi Tuhan.” Seketika itu juga, petir menyambar lagi diiringi tawa wanita yang membahana di angksa.

 

3. Pasar Watu – Gunung Sumbing

Menurut saya pribadi, Gunung Sumbing menjadi gunung paling menyeramkan nomor dua setelah Gunung Slamet.

Misteri Pasar Watu menjadi tempat paling horor di Gunung Sumbing, versi saya sendiri. Saya tak mengalami kejadian gaib apapun di sana. Maklum, bukan tipe orang yang mudah melihat penampakan. Tapi, aura kemistisan Pasar Watu memang selalu bisa membuat bulu kuduk berdiri.

Teman saya lebih beruntung, dia benar-benar mengalami kejadian mistis. Akhirnya dia mengamini cerita-cerita sumbang tentang penghuni Pasar Watu.

Suatu malam, ketika yang lain sedang tidur terlelap, dia pergi keluar karena tak bisa tidur dan bingung mau melakukan apa. Dia berjalan-jalan kecil di sekitar tenda. Sampai suatu ketika, sayup-sayup terdengar suara tangis wanita tak jauh dari tempat dia ngecamp. Dia berjalan mendekati sumber suara. Dasar nasib tak bisa ditolak, dia bertemu mbak-mbak berambut panjang. Jujur, saya merinding saat menulis bagian ini.

 

4. Pasar Dieng – Gunung Lawu Via Cetho

Gunung paling angker nomor 3 versi saya yaitu Gunung Lawu. Sudah awam dikenal luas bahwa gunung ini masih sering digunakan untuk bertapa. Setiap malam satu suro pun Gunung Lawu padat dipenuhi warga lokal dan sekitar yang ingin memberikan sesajen.

Sudah tak terhitung lagi berapa jumlah cerita horor yang beredar di Lawu. Saya kerap menjadi curhatan teman, tentang apa yang mereka temui di sana. Saya sendiri juga mengalami kengerian Gunung Lawu.

Jalur pendakian Gunung Lawu memang luar biasa indah dan luar biasa ngeri juga. Berbekal cerita horor dari beberapa blog yang saya baca, saya mewanti-wanti jangan sampai tiba di pasar dieng pada malam hari. Dan benar yang dikata orang, manusia hanya berencana, Tuhan dan alam yang menentukan. Tiba di bulak peperangan pukul 8 malam. Apa yang saya lihat? Tak ada apa-apa. Tapi, teman seperjalanan saya mengaku melihat makhluk putih terbang melayang.

Ketika sampai di Pasar Dieng pun sudah sangat larut. Yang saya takutkan terjadi, saya dan teman saya kehilangan arah. Hanya memutar-mutar di area Pasar Dieng. Terdengar jelas suara riuh ramai orang, namun ketika kami mencoba menyapa dan mencari asal suara, tak ada yang menyahut.

5. Pos Kolam Renang – Gunung Ungaran

Gunung setinggi 2050 mdpl yang kini selalu ramai oleh pendaki tiap akhir pekan ini juga menyimpan kisah mistis. Salah satunya, yang saya alami sendiri ini.

Tempat-tempat ngeri di Gunung Ungaran tak hanya di pos kolam renang. Pos II misalnya, meskipun tak pernah melihat langsung, namun saya tak pernah ingin istirahat di sana. Walaupun pada siang hari, apalagi mendirikan tenda di sekitar pos kolam renang. Lebih baik berjalan sedikit lagi, mendirikan tenda di Promasan. Pos kolam renang dikenal angker karena (konon) ada ‘penunggu’ wanita di sana.

Berjalan lebih jauh lagi, kengerian Gunung Ungaran mulai terasa lagi ketika mulai memasuki hutan ke arah puncak.

Pernah di suatu malam, ketika saya memutuskan untuk break sejenak, tiba-tiba terdengar suara gaduh rombongan orang yang akan naik ke atas puncak. Saya berpikir, biarkan saja lah mereka lewat terlebih dahulu. Nanti menyusul dengan jalan santai di belakang mereka. Lama saya menunggu, lebih dari 30 menit. Tak kunjung ada orang yang datang. Alih-alih ada segerombolan yang datang, suara riuh tiba-tiba hilang tergantikan dengan senyap.

***

Anda pernah mengalami cerita horor selama pendakian? Boleh kok berbagi di kolom komentar. Saya senang membaca cerita horor.

Baca Juga:

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU