Sekarang mengunjungi Bandara Husein Sastranegara Bandung mungkin tidak seperti mengunjungi bandara lagi. Kini, banyak sudut dari bandara ini yang telah dirombak menjadi lebih atraktif dan modern. Meski demikian, tetap ada unsur tradisional dalam desain bangunan dan karya seni di dalamnya. Bagaimana wajah baru Bandara Husein Sastranegara kini?
Foto dari economy.okezone.com
Bandara penerbangan komersial di Bandung ini kini memiliki wajah baru. Sejak awal proses renovasi, bandara ini memang dikonsep layaknya galeri seni. Proyek renovasi, pengembangan, dan perluasan Bandar Udara Husein Sastranegara, Kota Bandung, dimulai pada 29 September 2014 lalu. Mulainya proyek tersebut ditandai dengan seremonial groundbreaking dan peletakkan batu pertama konstruksi oleh PT Angkasa Pura II (Persero).
Proyek pembangunan dan perluasan tersebut mencakup perluasan terminal penumpang dari 5.000 meter persegi menjadi 17.000 meter persegi dengan nilai proyek mencapai Rp 139 miliar. Dengan diperluasnya terminal, kapasitas tampung terminal juga meningkat menjadi 3,4 juta penumpang per tahun atau lebih tinggi dibandingkan saat ini yang hanya 750.000 penumpang.
Berdasarkan data pihak Bandara, pada 2013, jumlah pergerakan penumpang di Bandara Husein Sastranegara telah mencapai 2,46 juta penumpang atau dengan kata lain 300 persen melebihi kapasitas yang ada.
Konsep Tematik ala Ridwan Kamil
Wajah baru bandar udara yang terletak di kawasan Andir, Bandung ini mengambil tema “Modern yet Traditional”. Ridwan Kamil menyebutnya dengan konsep tematik.
Di lantai 2 terminal terdapat karya lukis dari seniman John Martono yang dipajang di hampir semua bagian tembok terminal. Lukisan-lukisan tersebut nampak mencolok karena memang tidak lazim dipajang di bandara. Namun itulah nilai lebih dari konsep baru ini. Anda dapat memanfaatkan spot-spot lukisan tersebut untuk berfoto.
Foto dari finance.detik.com
Desain bangunannya terinspirasi arsitektur tradisional atap rumah khas Jawa Barat, yakni Leuit (tempat menyimpan gabah) dan Julang Ngapak (rumah tradisional Sunda), serta senjata tradisional khas Jawa Barat yakni kujang.
Bandara Husein Sastranegara baru didominasi oleh warna biru. Warna tersebut diambil dari warna tanaman tarum yang jika diolah bisa menghasilkan warna biru.
Adapun pengerjaan renovasi memakai struktur baja agar pengerjaannya cepat. Bandara Husein Sastranegara mengusung konsep Butik Bandara. Interior di dalamnya didesain dengan suasana seperti di galeri. Di dinding-dindingnya dipajang karya-karya seni dan videotron pariwisata, juga ada perpustakaan, ruang internet dan lainnya. Renovasi Bandara Husein Sastranegara tersebut diharapkan mengurangi kesan wisatawan dan pengguna bandara yang kerap menilai buruk terhadap bandara Husein Sastranegara.
Pengembangan lainnya yakni area komersial yang cukup luas guna meningkatkan pendapatan non-aero.
Setelah pengembangan, area komersial tersebut akan memiliki luas sekitar 3.000 meter persegi atau jauh lebih luas dibandingkan sekarang yang hanya 500 meter persegi. Sementara untuk landasan, masih mengandalkan satu landas pacu berukuran 2.500 meter x 45 meter yang bisa mengakomodir penerbangan dengan pesawat sekelas Boeing 737-800 NG, Airbus A320, dan Boeing 737-900 ER.