Banyak hal yang harus dikorbankan ketika traveling, bukan hanya soal uang, namun juga waktu dan kesempatan. Hal inilah yang sering membuat para traveler bisa menjadi dewasa. Hal-hal yang menurut orang awam bukan apa-apa. Saya sebagai pecinta perjalanan pun merasakannya. Banyak perjuangan yang perlahan-lahan membuat saya berpikir lebih dewasa.
Dulu, saya bukanlah seseorang yang memiliki kemampuan bersosialisasi yang baik, namun dengan traveling saya banyak belajar. Cerita hidup orang-orang yang saya temui ketika traveling membuat saya berani untuk memulai pembicaraan dengan orang lain. Tanpa disadari, saya mulai menjadi orang yang lebih dewasa.
Namun, tak semua orang bisa mendapatkan ilham dan menjadi dewasa dengan melakukan traveling. Bisa dibilang, mereka melakukan traveling tapi tidak mendapatkan manfaat yang berarti untuk hidupnya. Pernah merasakan hal yang sedemikian rupa? Bukan bermaksud menyinggung, tapi di dunia ini, hal demikian ini tentu ada.
Hal utama dari kedewasaan adalah memahami diri sendiri dengan baik. Dengan cukup memahami diri sendiri, kamu akan tahu kekurangan dan kelebihanmu. Lalu, kamu akan tahu hal-hal yang harus kamu benahi dan rubah.
Ketika kamu belum memahami dirimu sendiri, kamu akan sulit untuk belajar akan sesuatu. Apalagi untuk menjadi lebih dewasa. Ibaratnya, kamu nggak pernah tahu tujuan travelingmu itu apa, kamu akan pulang dengan tangan kosong jika kamu benar-benar tidak tahu apa ‘maunya dirimu sendiri’.
Sikap dewasa identik dengan kepedulian dan kebaikan. Jika selama ini perjalanan travelingmu belum bisa membuatmu merasa dekat dengan hal-hal baik, itu tandanya kamu belum bisa dewasa dengan melakukan traveling.
Traveler yang identik dengan keras kepala, keras hati, dan egois dan sering bilang “Traveling adalah passion ku, jangan ganggu aku”, juga termasuk orang-orang yang gagal dewasa lewat traveling, karena mereka memilih untuk memberikan jawaban yang baik atas nasihat orang lain.
Dewasa menandakan seseorang selalu sadar akan suatu hal, baik dalam dirinya, atau hal-hal yang terjadi di sekitarnya.
Jika kamu masih acuh tak acuh dengan apapun disekitarmu, kamu akan sulit untuk menjadi lebih dewasa. Mungkin pada posisi ini, kamu akan terlihat egois dengan pilihan-pilihanmu untuk melakukan traveling. Kamu terlihat sukses untuk melakukan perjalanan menyusuri destinasi-destinasi keren, tapi kamu tak pernah sadar manakah sumber kebahagiaan traveling yang sesungguhnya.
Kamu terlalu acuh dengan sekitar dan hanya fokus pada dirimu sendiri.
Kalau kamu masih belum bisa bertanggung jawab sama hobimu sendiri, mana mungkin kamu layak disebut dewasa. Apalagi kamu traveling cuma buat pamer foto-foto di instagram. Hemm.. Mendingan pensiun jadi traveler sok keren deh..
Banyak orang jadi gila traveling karena keindahan Indonesia. Lupa diri sampai ngutang ke rentenir cuma buat traveling? Hem.. itu tandanya kamu nggak dewasa.
Orang yang dewasa bisa menahan diri dengan hal-hal yang tidak baik yang keluar dari dirinya yang merugikan baik dirinya maupun sekitarnya. Kalau cuma memuaskan diri sendiri dengan melakukan hal-hal yang tak bermanfaat mah nggak bisa disebut dewasa.
Dulu, saya sering melakukan hal konyol untuk traveling. Waktu berjalan dan menemukan titik temu untuk menjadi lebih dewasa. Saya bersyukur dengan segala hal yang pernah saya alami ketika traveling, segala hal yangmengantarkan saya menjadi manusia yang lebih dewasa. Bagaimana dengan kamu?