Gunung Bromo, pesonanya menyedot ratusan ribu wisatawan baik lokal maupun mancanegara tiap tahunnya. Bayangkan seberapa besar perputaran uang di sini? Ekonomi masyarakat lokal-pun tumbuh pesat. Gunung ini memang spesial dengan berbagai spot menarik yang bisa dilewati sebelum sampai ke kawasan kawah.
Di Gunung Bromo baru saja diadakan hajatan ‘Yadnya Kasada’, ritual Suku Tengger, masyarakat lokal. Wisatawan domestik dan mancanegara berbondong-bondong datang. Sayangnya, wisata berkelas internasional ini tidak dilengkapi sarana yang memadai. Fasilitas masih banyak yang belum tersedia. Jalan menuju Bromo juga banyak berlubang dan rusak.
Dilansir dari Kompas.com, Yono Tri, warga Kabupaten Bondowoso yang sering ke Bromo, mengeluhkan lokasi parkir yang kurang terkoordinir. Rest area dan toilet di lautan pasir juga tidak ada, sehingga membuat dirinya dan wisatawan lainnya kurang nyaman berwisata di Bromo.
“Toiletnya gak ada, hanya di Pura Luhur Poten. Rest area di lautan pasir juga nihil. Kondisi jalanan menuju kawasan wisata Bromo juga perlu diperbaiki. Sebab, masih banyak ditemui lubang di jalan. Ukuran jalannya pun kurang lebar. Bila dua mobil berpapasan, jalan akan tertutup,” kata Yono.
Sedangkan anggota DPR RI dapil Probolinggo-Pasuruan, Hasan Aminuddin mengusulkan kepada pemerintah pusat agar membangun jalan tol dan bandara di Kabupaten Probolinggo sebagai sarana untuk mempermudah akses ke Bromo. Dengan begitu, wisatawan semakin mudah dan cepat menuju Bromo. Jika bandara dibangun, menurut Hasan, wisatawan yang ke Bromo tak harus melalui Bandara Juanda Surabaya. Selanjutnya, mereka bisa melanjutkan perjalanan wisata ke Bali atau Yogyakarta melalui bandara tersebut.