horor/ho·ror/ n sesuatu yang menimbulkan perasaan ngeri atau takut yang amat sangat – KBBI
Traveling merupakan hal yang sangat menyenangkan. Banyak orang yang percaya bila traveling bisa menyegarkan pikiran dan menghindarkan dari stress. Tapi jangan dikira setiap perjalanan selalu menyenangkan.
Kisah di bawah ini merupakan cerita dari beberapa teman saya saat backpacking. kisah yang menurut mereka sangat ‘horor’:
Sekawanan anjing liar. Foto diambil dari sini
Pengalaman menyeramkan pertama dialami oleh penulis sendiri. Waktu itu saya dan seorang teman perempuan dihadang sekawanan anjing liar di tengah jalanan di daerah Belitung. Bagaimana tak menyeramkan jika kiri kanan hanya berupa hutan yang minim penerangan. Lebih menyeramkan lagi karena saat itu sedang hujan deras. Dua orang wanita terjebak pada jalanan sepi di tengah hutan dan hujan lebat. Digigit anjing, ketemu begal, dan hantu itulah yang saya takutkan. Saya berhenti mencari batu dan melemparnya ke arah anjing-anjing itu. Beruntung beberapa mereka pergi. Melihat terdapat sedikit celah, dengan secepat kilat motor saya melewati anjing-anjing lainnya.
Diare sepanjang perjalanan! Foto oleh Ian Stevia/Ghozaliq
Semua hal harus dipersiapkan dengan matang saat traveling. Pengalaman tak enak pernah dialami oleh seorang traveler pemilik instagram @ghozaliq. Pria yang hobi naik gunung ini mengalami diare hebat saat mendaki Gunung Cikurai. Selama 3 hari, dia harus merasakan tak enaknya diare saat di gunung. Pesan untuk Anda semua, sebaiknya perhatikan kondisi tubuh saat akan naik gunung. Bawalah obat-obatan yang lengkap untuk mengantisipasi penyakit yang tak terduga.
Pulau Breueh. Foto oleh Nita Juniarti
Kisah horor berikutnya dirasakan oleh teman saya, Heru. Ketika Heru dan temannya sedang traveling ke Pulau Breueh, Aceh, semua hasil foto jepretannya hilang entah kemana. Tak ada yang sempat membackup semua file. Buat pelajaran, selalu back up hasil jepretan kita.
Hati-hati saat tidur di hutan! Foto diambil dari sini
Ain, seorang pendaki yang sedang mendaki Gunung Leuser mengalami pengalaman yang menyeramkan. Dia dan teman-temannya dilompati macan saat di dalam tenda. Ketika Ain mengintip keluar, ternyata si macan masih mengintai tenda mereka. Dua minggu membuka tenda di tengah hutan Leuser selalu membuat mereka dalam keadaan was-was. Tak lucu bila tiba-tiba beredar kabar seorang pria diterkam macan saat camping di hutan Leuser.
Tukang pijit di Vietnam. Foto diambil dari sini
Pengalaman menyeramkan lainnya ketika teman saya, Riko, terkena scam dari seorang tukang pijit di Ho Chi Min City, Vietnam. Cerita bermula saat Riko sedang menjajal pijit. Saat pijatan pertama, Riko sudah mulai curiga. Mengapa rasanya sangat tak enak dan kasar? Hal buruk akhirnya terjadi juga saat tiba-tiba si tukang pijit menodongkan pisau dan meminta seluruh uang miliknya. Pelajaran untuk kita, lebih waspada pada tawaran-tawaran orang lokal. Kalau hal itu bukan hal yang urgent, lebih baik tak usah menerima tawaran itu. Kalaupun urgent, lebih baik dipikir ulang lagi untuk menerima tawaran tersebut.
Ketinggalan kereta. Foto diambil dari sini
Menurut saya, ketinggalan kereta merupakan kisah horor. Ketinggalan kereta Malang ke Surabaya dan harus naik bus selama berjam-jam menuju ke sana menjadi pengalaman horor bagi saya pribadi. Mengapa? Karena bus yang terpaksa saya naiki ini melaju sangat ugal-ugalan. Jalanan rusak pun diterjang tanpa ampun. Bagaimana kalau nanti terjadi hal yang tak diinginkan? Tabrakan misalnya?
Seekor gajah tersesat di Pantai Bangtao, Phuket. Foto diambil dari sini
Siapa bilang kisah horor itu hanya tentang hantu? Tersesat di negeri orang sendirian juga termasuk kisah horor. Satu tahun silam, saya jalan-jalan keliling phuket naik sepeda motor sewaan dengan dua orang teman saya. Kita bertiga naik dua sepeda motor. Saya sendirian, sedangkan dua teman saya berboncengan. Waktu itu kita janjian untuk bertemu di Patoong Beach. Belum juga sampai di Patoong, saya nyasar entah dimana. Smartphone saya tak ada kuota data internetnya. Tak bisa menggunakan GPS. Ketika hendak telpon pun, tak ada pulsa. Sialnya lagi, saya tak membawa uang sepeser pun karena dompet saya dibawa teman. Akhirnya, saya hanya bisa menunggu di tepian pantai sendirian. Sambil menanti kedua teman saya menelpon saya. Sungguh keteledoran yang tak patut dicontoh.
