Terpikir untuk menginap di bangunan bersejarah yang memiliki kisah-kisah pada zamannya? Ini saatnya kamu merasakan menjadi nona-nona Belanda atau bangsawan dengan segala fasilitas mewahnya.
Sebagai pejalan, wisata alam seharusnya bukan satu-satunya tujuan wisatamu. Bagaimana jika lakukan wisata sejarah khususnya bangunan-bangunan lampau? Ini sering kali menjadi hal yang dilewatkan oleh para pejalan. Namun ketika bisa menyatukan antara keduanya kenapa tidak? Kamu masih bisa menikmati petualangan di luar tapi juga merasakan keindahan bangunan bersejarah yang sekaligus menjadi tempat bermalammu.
Berikut 5 hotel di Indonesia yang bisa kamu kunjungi untuk menyatukan kedua hal tersebut :
Bangunan dengan sentuhan arsitektur masa lampau di Indonesia erat kaitannya dengan masa kolonial Belanda. The Hermitage Hotel merupakan salah satu bangunan tua peninggalan kolonial Belanda yang kini telah dialihfungsikan sebagai hotel sejak diambil alih oleh pengelola The Hermitage pada tahun 2008.
Tanpa menghilangkan unsur sejarahnya, bangunan ini direnovasi dengan menambah gedung baru untuk kamar hotel di bagian belakangnya. Menurut sejarahnya, gedung tersebut dibangun pada tahun 1920-an dan merupakan pusat telekomunikasi pemerintah Hindia Belanda, hingga setelah merdeka bangunan ini diambil alih oleh Pemerintah Indonesia.
Memasuki bangunan ini, kamu bisa merasakan unsur sejarah yang sangat lekat, mulai dari Dining Room dengan lukisan dan furniture antik, koleksi buku tua, replika desain kota Batavia, hingga pajangan foto presiden yang menambah kesan klasik
Kamu tak ingin melewatkan nostalgia sejarah di tempat ini, bukan?
Bangunan yang kini juga menjadi salah satu trade mark Kota Jakarta ini, disebut-sebut sebagai gedung tertinggi pertama yang dibangun di Jakarta. Diresmikan pada tahun 1962 oleh Presiden Soekarno, hotel ini dibangun untuk menyambut Asia Games ke-4 yang diadakan di Indonesia.
Pada masa itu, Presiden Soekarno meminta 2 arsitek dari Amerika Serikat, Abel Sorensen dan istrinya Wendy, untuk membuat arsitektur yang modern untuk Hotel Indonesia.
Hingga kini, bangunan yang erat dengan sejarah awal kemerdekaan Indonesia itu masih terus berkembang dan banyak didatangi oleh tamu-tamu penting kenegaraan. Belum lagi, patung selamat datang dan Bundaran HI yang juga merupakan landmark Ibukota Jakarta, menambah nilai dari hotel ini sebagai ikon Jakarta.
Hotel ini dibangun pada tahun 1856 dengan nama Bellevue Dibbets Hotel. Pada masa tersebut, hotel ini dimiliki oleh kalangan atas kolonial Belanda dan menjadi tempat peristirahatan favorit mereka.
Kemudian pada masa penjajahan Jepang, hotel ini beralih fungsi sebagai markas militer Jepang, hingga da tahun 1948, hotel ini kembali pada fungsi awalnya sebagai tempat penginapan.
Kini Hotel Salak The Heritage tetap dijaga kelestariannya oleh pemerintah sebagai salah satu warisan sejarah yang erat kaitannya dengan Istana Bogor maupun sejarah Bogor lainnya.
Savoy Homann Bidakara Hotel berdiri pada tahun 1871, hotel ini awalnya bernama Hotel Hom, sesuai dengan nama pemiliknya yang bernama Homann asal Jerman.
Bandung sebagai salah satu pusat pariwisata yang paling ramai di Indonesia, sejak saat itu telah menjadi tempat rekomendasi bagi pelancong dari Eropa, salah satunya adalah dengan menginap di hotel ini. Savoy Homann Bidakara Hotel dapat kamu jadikan salah satu referensi tempat menginap, menginap, mengingat hotel ini terletak di Jalan Asia Afrika, salah satu kawasan teramai di Bandung.
Tentu tidak salah jika kita memasukan Hotel Majapahit di Kota Pahlawan ini untuk masuk dalam daftar Hotel dengan arsitektur heritage di Indonesia. Pada awal dibangun tahun 1910 oleh Lucas Martin Sakies, hotel ini bernama Oranje Hotel. Pada masa penjajahan Jepang, Hotel ini berganti nama menjadi Yamato Hotel, dimana pada masa perjuangan kemerdekaan, terjadi suatu peristiwa yang begitu fenomenal yaitu perobekan warna biru pada bendera Belanda oleh pejuang Indonesia.
Berdasar cerita sejarah yang kental, Hotel Majapahit hingga kini masih menjadi salah satu land mark Kota Surabaya, dimana kenangan keberanian para pejuang pada saat itu masih dapat ditelusuri jejaknya di tempat ini.