5 Kebiasaan Suku Dayak, Masyarakat Asli Calon Ibukota Baru

Terdapat sekitar enam rumpun Suku Dayak di Pulau Kalimantan, semuanya memiliki tradisi dan adat kebiasaan yang cukup unik.

SHARE :

Ditulis Oleh: Taufiqur Rohman

Indonesia telah dikenal luas oleh dunia internasional sebagai negara yang terdiri atas ratusan suku bangsa dengan bahasa, budaya, dan adat kebiasaan yang beragam. Ratusan suku bangsa ini tersebar di seluruh penjuru wilayah Indonesia, tak terkecuali di pedalaman hutan Kalimantan. Terdapat beberapa suku adat yang tinggal di Pulau Kalimantan, namun yang paling mendominasi adalah Suku Dayak.

(Phinemo/Sekar Suwadani)

Suku Dayak merupakan suku bangsa yang terbiasa hidup di alam liar pedalaman hutan tropis. Terdapat sekitar enam rumpun Suku Dayak di Pulau Kalimantan, semuanya memiliki tradisi dan adat kebiasaan yang cukup unik, berikut adalah beberapa diantaranya.

1. Tato Alami

(getborneo.com)

Tato bagi Suku Dayak dikenal dengan istilah tutang, setiap motif tato memiliki makna mendalam yang erat kaitannya dengan kepercayaan kepada leluhur. Masyarakat Suku Dayak yang akan membuat tato diharuskan menjalani ritual-ritual tertentu terlebih dahulu. Menurut kepercayaan Suku Dayak, tato ini akan berubah menjadi warna emas dan menjadi penerang jalan menuju alam keabadian setelah kematian.

2. Telinga Panjang

(genpi.co)

Kebiasaan memanjangkan cuping telinga tak hanya dilakukan oleh masyarakat Suku Dayak yang menunjukkan tingakatan sosial. Cuping telinga panjang biasanya menandakan bahwa orang tersebut berasal dari kalangan bangsawan. Proses pemanjangan cuping telinga dilakukan dengan pemberat berupa logam berbentuk lingkaran gelang atau berbentuk gasing, dimulai sejak bayi hingga dewasa.

3. Mengantarkan Tulang Belulang Leluhur

(ksmtour.com)

Saat waktu tertentu masyarakat Suku Dayak akan mengantar tulang berlulang leluhur yang sudah meninggal melalui Upacara Tiwah. Prosesi pelaksanaan upacara ini digelar sangat meriah dengan banyak ritual, tarian, dan pertunjukan musik tradisional. Dalam Upacara Tiwah, tulang belulang tersebut dibawa dan diletakkan di Sandung, sebuah rumah kecil khusu untuku orang meninggal.

4. Ritual Mencari Keberadaan Musuh

(ywcan.org)

Ketika akan menghadapi peperangan, masyarakat Suku Dayak akan melakukan Upacara Manajah Antang untuk mencari keberadaan musuh. Dalam Upacara Manajah Antang, sesepuh desa akan memanggil arwah leluhur melalui Burung Antang untuk memberitahukan lokasi keberadaan musuh. Tak hanya untuk keperluan peperangan, upacara ini juga digunakan untuk mencari petunjuk lain.

5. Ritual Sebelum Perang

(sportourism.id)

Sebelum menghadapi musuh di medan perang, masyarakat Suku Dayak akan melangsungkan Upacara Tariu yang dipimpin oleh Panglima Suku Dayak. Saat Upacara Tariu berlangsung, arwah leluhur akan dipanggil dan memasuki tubuh sang panglima untuk memberinya kekuatan. Pasukan yang mendengar rapalan mantera juga akan mengalami kerasukan dan mendapat kekuatan yang sama.

Ingin mengadakan perjalanan wisata tapi males repot ngurus ini itu? Tak perlu khawatir, Phinemo Marketplace hadir menyelasaikan permasalahan anda. Ratusan paket wisata dalam dan luar negeri dari tour opertaor terpercaya di Indonesia telah terdaftar di halaman Phinemo Marketplace. Tunggu apalagi, cek selengkapnya di >> Paket Wisata Phinemo Marketplace.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU