5 Hal yang Wajib Dilakukan Agar Kunjungan ke Palembang Lebih Berkesan

Berkunjung ke Palembang? 5 hal ini tak boleh kamu lewatkan.

SHARE :

Ditulis Oleh: Khairunnisa Siregar

Jika kalian memiliki kesempatan berkunjung ke Palembang, cobalah lakukan hal-hal berikut agar kunjungan kalian tidak membosankan:

1. Wisata Kuliner

Foto oleh Khairunnisa Siregar

Palembang memang terkenal dengan kelezatan pempeknya, namun jangan lupa untuk mencicipi berbagai makanan khas Palembang lainnya. Selain pempek, Palembang memiliki banyak pilihan untuk berwisata kuliner seperti Tekwan, Model, Mie Celor, dan Martabak HAR. Makanan-makanan tersebut bisa dengan mudah kalian dapatkan di pusat kota, pinggiran kota, maupun pusat-pusat perbelanjaan.

Wisata kuliner juga dapat dilakukan di satu tempat karena umumnya satu tempat makan yang menjual pempek juga menjual berbagai hidangan khas Palembang lain yang terbuat dari olahan ikan seperti lenggang, tekwan, dan model. Hanya dengan Rp 10.000-Rp 15.000 kalian bisa menikmati kelezatan makanan-makanan ini.

 

2. Bersantai di Plasa Benteng Kuto Besak

Foto oleh Khairunnisa Siregar

Benteng Kuto Besak merupakan benteng yang didirikan Sultan Mahmud Badaruddin I untuk menghadapi Belanda, namun sampai kini benteng tersebut masih kokoh berdiri. Meskipun tidak lagi aktif digunakan sebagai benteng pertahanan, namun di daerah depan Benteng Kuto Besak terdapat plasa (lapangan besar) yang biasa dijadikan tempat bersantai atau berkumpulnya warga Palembang dengan teman maupun keluarga.

Datanglah saat sore hari sekitar pukul 5, berbagai kegiatan mulai dari bazar kuliner, bazar pakaian, pertunjukan musik, hingga kegiatan berbau politik dilakukan di sini. Dari plasa ini juga bisa terlihat ikon kota ini, Jembatan Ampera yang megah. Kalian bisa menikmati pemandangan Sungai Musi dan Jembatan Ampera ditemani berbagai makanan khas Palembang.

Semakin malam Plasa Kuto Besak akan semakin ramai, Jembatan Ampera juga akan terlihat cantik di malam hari. Oh ya, jangan lupa untuk berfoto ya!

 

3. Merasakan Sensasi Makan di Restoran Terapung di Pinggir Sungai Musi

Foto oleh Khairunnisa Siregar

Di sekitar Plasa Benteng Kuto Besak, tepatnya di pinggir Sungai Musi terdapat sebuah restoran bernama Riverside. Hal unik dari Riverside yang tidak ada di restoran lain adalah restoran ini merupakan hasil dari sulapan sebuah perahu, sehingga restoran ini terapung. Kalian harus merasakan sensasi makan di restoran terapung ini dengan pemandangan Sungai Musi. Riverside juga memiliki sebuah dermaga kecil untuk pengunjung yang ingin mengitari Sungai Musi dengan perahu. Makanan yang terdapat di sini umumnya adalah seafood tetapi jangan khawatir jika kalian tida suka seafood ada juga makanan lain seperti nasi goring, ayam goreng, tahu tempe, dan berbagai hidangan lain. Harga makanan dan minuman yang ditawarkan juga bervariasi mulai dari Rp 25.000an.

 

4. Melihat Peninggalan Kerajaan Sriwijaya di museum-museum

Foto dari wikimapia

Kehebatan Kerajaan Sriwijaya sudah tidak bisa diragukan lagi, Kerajaan Hindu-Buddha yang daerah kekuasaannya sampai ke Kamboja, Thailand, dan Semenanjung Malaya ini terletak di Sumatera Selatan. Tidak heran jika banyak peninggalan dari kerajaan maritim terbesar di Indonesia ini di Palembang.

Jika kalian ke Palembang, cobalah untuk berkunjung ke Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya yang ada di pinggir Sungai Musi. Taman Purbakala ini diyakini sebagai tempat pemukiman dan taman pada masa pemerintahan Kerajaan Sriwijaya. Selain Taman Purbakala, kalian juga bisa menemukan peninggalan-peninggalan Kerajaan Sriwijaya di Museum Balaputradewa, museum yang bernama sama dengan raja Sriwijaya pada masa kejayaannya.

Tidak hanya peninggalan Kerajaan Sriwijaya, kalian juga bisa menemukan peninggalan masa Kesultanan Palembang Darussalam. Cukup dengan Rp 2.000/orang kalian sudah bisa mengelilingi museum ini. Sebaiknya berkunjunglah di pagi hari sekitar pukul 09.00 WIB saat belum terlalu ramai dan jangan datang pada hari Senin karena museum tutup setiap hari Senin.

 

5. Menyeberangi Sungai Musi dan Berkunjung ke Pulau Kemaro

Foto oleh Khairunnisa Siregar

Sungai Musi merupakan denyut nadi kota Palembang sejak zaman Kerajaan Sriwijaya di masa lampau. Sampai kini, masyarakat Palembang juga tidak sedikit yang menggantungkan nasib di Sungai Musi.

Hal lain yang perlu kalian coba jika berkunjung ke Palembang adalah menyusuri Sungai Musi dengan ketek (perahu kecil) dengan merogoh kantong sebesar Rp 150.000 – Rp 200.000 per ketek untuk perjalanan pulang pergi. Tak sekadar  menyusuri, kalian juga bisa menyeberangi Pulau Kemaro yang ada di tengah-tengah sungai ini. Satu keunikan dari pulau ini adalah setinggi apapun air Sungai Musi pasang, pulau ini tidak akan pernah tenggelam, pulau ini selalu kering sehingga dinamakan Pulau Kemaro. Di pulau ini terdapat Pagoda 9 lantai yang sangat megah, Selain Pagoda, di pulai ini juga terdapat Klenteng Hok Tjing Rio, yang menjadi tujuan umat Buddha dari berbagai daerah beribadah terutama saat perayaan Cap Go Meh.

Di balik keunikan pulau ini juga terdapat cerita yang cukup menarik yang terkenal di kalangan masyarakat Palembang. Dikisahkan bahwa dulu Siti Fatimah, Putri Kesultanan Palembang, dipinang oleh Pangeran dari Cina, Tan Bun An. Tan Bun An membawa Siti Fatimah ke daratan Cina untuk mengenalkan ke orangtuanya, tak lama kemudian mereka kembali ke Palembang dengan tujuh guci pemberian orang tua Tan Bun An. Di sekitaran Sungai Musi, Tan Bun An melihat isi guci hadiah orangtuanya tersebut. Ia kaget sekali ketika melihat isi gucinya ternyata sawi-sawi asin yang mulai membusuk, tanpa pikir panjang Ia segera membuang guci-guci tersebut ke sungai. Ketika guci terakhir akan dibuang, guci tersebut jatuh dan pecah. Ternyata sawi-sawi tersebut hanya untuk menutupi bagian atas guci karena isi sebenarnya guci itu adalah emas. Tan Bun An langsung menyelam untuk menyelamatkan emas-emas yang tadi dibuangnya beserta satu pengawalnya. Lama tidak muncul, Siti Fatimah memutuskan untuk menyelam juga dan tak pernah muncul lagi. Tak lama kemudian di tempat mereka terjun muncul pulau kecil dengan tiga gundukan tanah yang diyakini sebagai makam Tan Bun An, Siti Fatimah, dan pengawalnya.

Sebaiknya datanglah ke Pulau Kemaro saat sore hari sekitar pukul 4-5, 30 menit dirasa sudah cukup untuk mengitari pulau ini.

 

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU