5 Hal Romantis yang Bisa Kamu Lakukan Saat Senja di Pantai Saint Kilda, Melbourne

Menikmati senja bersama orang terkasih memang menenangkan. Ini dia hal-hal romantis yang bisa kamu lakukan saat senja di Pantai St Kilda, Melbourne

SHARE :

Ditulis Oleh: Makmur Dimila

Bulatan matahari menguning telur di sela-sela tiang layar kapal-kapal yacht yang disandarkan di Port Philip Bay, teluk terluas di Melbourne.  Semua orang memanfaatkan momen itu, karena musim dingin akan segera tiba, yang membuat matahari jarang muncul. Dermaga membentang hingga 400 meter membentuk siku di atas teluk itu, dipenuhi siluet-siluet romantik. Ada beberapa momen romantis yang tertangkap lensa kamera saat saya jalan-jalan sore ke Pantai Saint Kilda, Melbourne, pertengahan Mei lalu.

1. Jalan di dermaga bergandengan tangan

Foto oleh Makmur Dimila

Sepasang pengunjung berjalan pelan saling menyamakan ritme langkah pasangan, bergandengan tangan, menuju barat dermaga, diapit sepasang ‘halte’ sepeda tiga roda, yang menjorok ke teluk. Seekor cemara laut bertengger di tiang lampu di hadapan mereka. Melihat  pasangan itu sungguh menenangkan. Kamu tahu, kadang hanya dengan melihat ‘cinta’ di hadapan kita, kita bisa ikut merasakan kehangatan cinta itu?

2. Naik sepeda tiga roda

Foto oleh Makmur Dimila

Pria pendayung sepeda tiga roda menghentikan musik begitu dua pengunjung acungkan tangan. St Kilda Rickshaws taxies &tours,  nama sepeda itu. Dua perempuan lantas menyerahkan beberapa lembar dolar Australia sebelum naik ke gerbong kecil di bagian belakang. Mereka duduk sambil tertawa, mungkin merasa lucu dengan kendaraan yang ditumpanginya, di bawah terpaan sinar matahari keemasan.

3. Mengucap janji suci di cafe bersejarah Dermaga St Kilda

Foto oleh Makmur Dimila

Sebuah janji suci terucap dari Saint Kilda Pier Kiosk di tikungan dermaga. Pengunjung lain tak boleh masuk karena tempat tersebut sudah dipesan. Karena penasaran saya coba curi-curi kesempatan dari luar pagar cafe itu. Berpasang-pasang pengantin, pria berbusana hitam dan perempuan dengan gaun putih mengembang, dinikahkan di teras cafe dengan latar mentari senja.

Semenjak dibangun pada 1904, cafe dermaga ini memang sering dijadikan tempat untuk melangsungkan acara-acara spesial. Ketika terbakar pada September 2003, Saint Kilda seperti kehilangan jiwanya.

Tak pernah terpikir bahwa saya akan sangat sedih akibat kehilangan sebuah bangunan, tetapi itulah yang terjadi kala itu,’ ungkap seorang warga lokal saat itu, sebagaimana tertera di prasasti A landmark restored.

 

Note: Saat jalan-jalan saya sempat melihat pengumuman hal-hal yang tak boleh dilalukan selama di dermaga: menyelam, lompat, dan berenang. Pun hal-hal yang tak bisa dilakukan di sekitar pantai: membuang botol atau pecahan kaca, merokok, mengotori, berkemah, menyalakan api unggun atau bakar-bakar, dan minum-minum alkohol.

 

4. Foto pre-wedding dengan studio alami

Foto oleh Makmur Dimila

Saat berbalik arah ke tepi pantai, terlihat sepasang (calon) pengantin baru Indonesia mengambil sesi pemotretan di tepi dermaga. Di langit, kanvas biru dengan tumpahan cat oranye menjadi studio alami bagi lelaki berjas dan perempuan bergaun itu. Mereka saling mengaitkan jemari tangan seperti hendak berpelukan seraya bersandiwara dalam Bahasa Indonesia. Tidak bergerak hingga terdengar bunyi klik dari kamera sang fotografer. Ketika saya berjalan menjauh, nampak mereka sempat berdansa.

5. Semakin gelap semakin mesra

Foto oleh Makmur Dimila

Saat sudah meninggalkan dermaga, lampu-lampu mulai menyala dari gedung pencakar langit Kota Melbourne jauh di sana, begitu pun cahaya-cahaya dari kapal yacht. Dalam temaram, sepasang orang kulit putih duduk di tepi pantai menghadap teluk. Si perempuan bersandar pada si lelaki. Burung-burung cemara laut berkicau di hadapan mereka, di atas permukaan laut.

Dan mungkin, jika pergi dengan kekasih, saya puna akan begitu betah menikmati senja Pantai Saint Kilda ini.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU