Gaya ini dipopulerkan oleh Acen Trisusanto, founder Jalanpendaki.com . Tagar #backgenic dibuat untuk mewadahi orang-orang yang lebih suka punggung/tampak belakangnya difoto dibanding tampak depannya.
Gaya ini membutuhkan sedikit usaha. Agak susah jika hanya menggunakan smartphone, karena hasilnya akan blur. Gunakan kamera DSLR atau digital dengan setelan shutter tinggi agar gambarmu tajam. Selain itu, tak disarankan melakukan gaya ini pada kondisi minim cahaya, kecuali kamu memiliki lampu tambahan yang cukup terang.
Tagar #followmeto dipopulerkan seorang pejalan yang juga seorang fotografer bernama Murad Osmann. Dari seringnya ia digandeng paksa kekasihnya yang tak sabar menunggunya memotret, akhirnya gaya ini justru populer di kalangan para pejalan. Berikut beberapa foto keliling dunia Murad Osmann dengan gaya #followmeto;
Gaya ini belum cukup populer di Indonesia. Berfoto dengan kepala di bawah menyangga tubuh, berlatar pemandangan indah. Sangat tak disarankan menggunakan gaya ini jika tak cukup terlatih.
Indah Fajarwati, seorang pejalan asal Jakarta hobi melakukan gaya ini di beberapa perjalanannya. Berdiri dengan satu kaki, satu kaki lagi ditekuk ke atas, dan jika kamu berhasil menjaga keseimbangan selama 10 detik kamu berhasil!
jadi traveller itu gak melulu harus berburu destinasi dan waktu @TravellerKaskus pic.twitter.com/qjxIIrD6cd — Indah Fajarwati (@indahFwt) 25 Maret 2015
gagal santai nih gue min @TravellerKaskus pic.twitter.com/bv2DwOQUL8 — Indah Fajarwati (@indahFwt) 25 Maret 2015
aku mah bukan pendaki gunung… naik gunung ajah masih suka nangis kecapean.. tapi nagihin @infogunung pic.twitter.com/iTpU7edYPa — Indah Fajarwati (@indahFwt) 24 Juni 2015