Tak ada alasan khusus mengapa saya melakukan solo traveling saat pertama kali. Hanya sekedar menantang diri akan sebuah petualangan. Semakin bertambahnya usia, bertambah pula tanggung jawab dan kepenatan rutinitas sehari-hari.
Waktu untuk melakukan perjalanan pun semakin berkurang, sementara traveling adalah sebuah kebutuhan. Tak heran jika sebagian orang beralih untuk ber-solo karir guna menghindari tekanan tuntutan perusahaan serta lapangan pekerjaan yang semakin menyempit. Intinya adalah bekerja dalam kebebasan, tanpa aturan, tuntutan, dan tekanan.
Seketika saya baru berpikir, mungkin agak terlambat setelah melakukan beberapa kali solo traveling, inilah mengapa anak muda harus merasakan esensi dari solo traveling sesungguhnya;
Selain menantang diri akan jiwa traveling, beberapa rekan mengaku melakukan hal ini untuk sekedar mencari kebebasan semata. Melarikan diri sejenak dari rutinitas pekerjaan kantor atau tugas akhir.
Berjalan sendirian menikmati terik matahari, merasakan kempasan angin tropis, dan jabatan tangan turis asing serta penduduk lokal membuat saya benar-benar menikmati kesendirian.
Saya bebas berekspresi dan bergaul dengan siapapun tanpa ada batasan dan komentar dari seorang partner yang terus mengeluh akan makanan yang tak sesuai selera, membatasi diri dari warga lokal yang menginang, dan transportasi kelas ekonomi.
Kamu tak perlu menerima buku panduan rundown acara atau mengikuti arahan dari seorang tour leader. Menjadi diri sendiri tanpa harus menikmati destinasi layaknya sebuah “boneka” yang patuh akan perintah buku panduan dan seorang pria dengan mikrofon di tangannya.
Bersolo traveling akan membuatmu memiliki hak preogatif penuh atas perjalanan. Kamu bebas berjalan tengah malam, memakan apapun tanpa perlu meminta pertimbangan, dan bercengkrama dengan orang asing.
Sebatang kara di tempat asing akan memaksamu menjadi seorang yang lebih bertanggung jawab atas keselamatan, prilaku, dan ucapan.
“Enak ya kamu belum ada tanggungan, masih bebas berkeliaran kesana kesini, sementara saya tak pergi jauh dari kehidupan rumah tangga”, untuk pertama kalinya saya merasa bangga memiliki predikat wanita single tanpa ada embel-embel pertanyaan “kapan nikah?”.
Pekerjaan tetap, renovasi rumah, mengurus anak dan pasangan, jangankan untuk traveling, me time pun akan menjadi waktu emas bagimu. Benar-benar kehidupan yang masih jauh dari bayangan saya.
Bukan karena ingin menjauh dari tanggung jawab, tapi ini hanyalah bagian dari rencana untuk menikmati hidup sebelum mengemban beban di pundak.
Krisis keuangan saat berada di tempat asing adalah momok tersendiri bagi seorang traveler. Pengalaman membawa uang dengan keadaan limit juga pernah saya alami, kondisi tersebut membuat saya dua kali lipat memutar otak dalam memanajemen keuangan, terlebih saya masih harus bertahan selama beberapa hari.
Di saat-saat seperti itu, godaan berbelanja dan berkunjung ke restoran mewah menjadi tantangan untuk menahannya. Apabila kamu berhasil selamat dari krisis keuangan saat traveling, maka kamu sedang belajar bagaimana proses memanajemen dan menghargai betapa pentingnya berhemat dalam kehidupan sehari-hari.
“Tak ada yang sia-sia dari setiap tindakan” saya mulai setuju dengan nasihat guru bimbingan konseling sewaktu SMP. Sadar atau tidak, selepas berpetualang seorang diri, kamu akan tampas seperti pribadi baru.
Bertemu dengan seorang ibu pemilik penginapan yang menasihati saya untuk tetap seimbang dalam menjalani kehidupan, jujur, dan selalu mengikuti kata hati adalah salah satu dari kebanyakan orang yang saya jumpai selama solo traveling.
Percaya atau tidak, nasihat dari orang-orang yang dijumpai perlahan-lahan akan memperbaiki pribadimu menjadi orang baru yang lebih baik.
Tak ada yang salah dengan traveling bersama travelmate. Baik solo traveling maupun ditemani travelmate hanyalah sebuah pilihan. Pembedanya hanyalah sebuah cara untuk menikmati perjalanan.
Apabila traveling bersama travelmate akan mengajarkanmu kekompakan, kesolidan, dan manajemen emosi, maka solo traveling akan mengajarkanmu apa itu kehidupan yang sebenarnya.
Jika kamu ingin tahu bagaimana keras dan indahnya kehidupan, inilah saatnya kamu belajar dari solo traveling.
Baca juga artikel :
7 Cara Sakti Untuk Menjadi Seorang Traveler
7 Pikiran Negatif yang Harus Dihilangkan Solo Traveler
5 Alasan Jogja Menjadi Destinasi Bagi Solo Traveler Pemula