5 Alasan Fotografer Alam adalah Pacar Terburuk

Dengan kamera mengantung di leher, tripod dipanggul di bahu, selalu sibuk dengan dunianya sendiri. Yakin menjadikan fotografer alam sebagai pacar?

SHARE :

Ditulis Oleh: Muh Hidayat Sikumbang

Foto dari photosfnature

Pasti diantara kalian ada yang memiliki pacar yang hobi tracking untuk mencari air terjun di pelosok-pelosok, menunggui kamera di tengah malam demi memotret gugusan bintang, ataupun bangun dini hari dan mencari spot terbaik untuk mengabadikan momen matahari terbit.

Tingkahnya seringkali membuatmu tak habis pikir. Bukankah hari libur lebih baik dipergunakan untuk beristirahat santai di coffee shop atau nonton film terbaru di bioskop sembari mengunyah pop corn ?

Jadi, pertanyaannya sekarang, apa menariknya memiliki pacar seperti ini ?

1. Ia lebih mencintai alam daripada orang yang ia sebut pacar

Pernahkah kamu sesekali merenung, apa sebenarnya kamu benar-benar dicintai olehnya? Maksud saya, ia rela menghabiskan uang untuk menjelajah hutan, snorkeling di bawah laut hanya untuk melihat terumbu karang lalu selfie dengan Gopro.

Dalam hati kamu iri, sebegitu cintanyakah dengan semua itu? Apa sih menariknya ? Toh, di Google juga bisa melihat hal-hal itu bukan ?

 

2. Ia lebih sering menggenggam kamera dibanding tanganmu

Sungguh, tidakkah kamu iri dengan kisah cinta di drama Korea yang tokoh prianya begitu romantis. Ia menghabiskan waktu di akhir pekan bersama orang yang ia sebut kekasih.

Bukan seperti si dia yang masih sibuk dengan kamera menggantung di leher dan tripod besar yang ia panggul di bahunya.

Ia selalu mengajakmu mengikuti hobinya. Berpanas – panasan, terkadang kehujanan, menahan dinginnya angin malam demi mengabadikan apa yang ia sebut ‘star trail‘.  Sesekali ia menyuruhmu berpose untuk menyenangkan hatimu.

 

3. Ia aneh, bahkan bisa dikategorikan ‘gila’

Apa menariknya mengambil gambar suatu objek yang sebenarnya jika dilihat dengan mata telanjang tak ada indahnya sama sekali, seperti kepik di batang tanaman? Rela berbaring, tengkurap di rerumputan, sampai-sampai terkadang menjadi pusat perhatian orang-orang. Apa menariknya? Alat – alat fotografi yang ia miliki pun bukan dalam kategori murah, lo. Lensa, tripod, kamera, total bisa mencapai belasan juta rupiah. Bukankah itu gila ? Hanya demi menuruti “hasrat” mengabadikan pemandangan alam terindah, sampai menghabiskan uang sebanyak itu.

 

4. Pekerjaannya tak jelas!

Suatu hari, pernahkah terpikir oleh mu kalau dia itu sebenarnya tak ada ubahnya dengan pengangguran ? Tak ada pekerjaan tetap, tiap hari hanya kelayapan kesana kemari. Apa kau tak malu saat mengenalkan pada orang tuamu nanti, dan orang tuamu bertanya tentang pekerjaannya, apakah kamu akan menjawab,” tukang foto pantai” atau “tukang foto bintang”? Kamu tahu, jenis pekerjaan yang ia tekuni masih dipandang sebelah mata di masyarakat kita. Kamu mungkin tak bisa masuk jenjang serius dengannya.

 

5. Ia terlalu perfeksionis

Orang bilang perfeksionis adalah hal bagus, semua pekerjaan yang dilakukan hampir dipastikan selalu sempurna. Namun, tak ada hal bagus jika berlebihan.

Ia rela bergadang, tak terlelap bahkan hingga fajar menyingsing. Hanya demi dua – tiga buah gambar yang sebenarnya sudah menarik, namun entah kenapa ia pasti mengatakan, “masih ada yang kurang.” Ia luar biasa perfeksionis, entah sekadar flare matahari yang kurang sempurna, highlight foto terlalu tinggi lah, white balance yang tak cocok, dan berbagai bahasa alien lain yang tak pernah kamu bisa pahami.

 

***

 

Pada dasarnya, semua ‘hal buruk’ di atas telah kamu pahami. Kamu tahu itu semua dan makin kesini makin sadar bahwa ia samasekali tak cocok untuk dijadikan pacar, ia jauh lebih cocok untuk menjadi teman hidupmu. Ia yang selalu mencintai alam lebih dari siapapun, selalu mengajakmu untuk mensyukuri ciptaan-Nya.

Ia tak pernah ribet dan memusingkan berapa sedikit – banyaknya uang yang keluar, ia punya standar kepuasannya sendiri. Ia adalah seorang yang selalu total untuk menghasilkan karya terbaik. Ia yang selalu berbinar melihat awan putih menggulung tebal, atau tiba-tiba menyeretmu untuk melihat gugusan bintang di lereng gunung, ia yang selalu bekerja penuh gairah membuatmu yakin ia tak akan membuatmu hidupmu bosan.

Masalah orang tua? Kamu hanya perlu meyakinkan mereka bahwa kamu tak salah pilih. Untuk urusan penghasilan, tak banyak orang tahu satu jepretan foto berkualitas bisa terjual dengan nilai yang tak pernah orang awam bayangkan.

Semua ‘keburukan’ di atas hanya makin meyakinkanmu, bahwa ia adalah calon pasangan hidup terbaik

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU