Bukan rahasia lagi kalau nama orang Vietnam agak susah diucapkan terutama oleh lidah orang Eropa, seperti Thuong, Tran, Pham, Duong dan lain-lain. Nah bagi para pekerja wisata di Hanoi hal ini tentu menyulitkan untuk berkenalan dengan turis yang datang di tempat mereka. Untuk itu kebanyakan orang hotel atau pemandu mempunyai nama alias supaya mudah bagi para tamu memangil mereka.
Seperti ketika saya berada di Hanoi, resepsionis memperkenalkan namanya dengan Yan padahal aslinya Nguyen, juga local guide yang bernama Phuong memperkenalkan diri dengan Peter atau Pu’oi menjadi Smile. Hal ini saya ketahui karena saat berkenalan mereka memberi 2 nama, nama asli saya adalah ‘itu’ tetapi kalian bisa memanggil saya dengan sebutan ‘ini’.
Saat berjalan kaki Hanoi, Vietnam, sebaiknya selalu waspada setiap saat terutama saat hendak berjalan menyeberang jalan. Karena meski kita sudah terbiasa melihat lalu lintas yang kacau di Indonesia, tetapi saat berada di Vietnam kondisi lalu lintasnya 10 x lebih kacau dari Indonesia. Banyak sepeda motor yang suka menyerobot jalan atau melawan arus, bahkan hingga naik ke trotoar. Jadi saat kita menyeberang jalan sebaiknya selalu waspada dengan melihat kanan kiri depan belakang.
Jangan dipikir setelah sampai di trotoar kita akan aman. Saya pernah hampir tertabrak mobil saat berjalan di atas trotoar karena saking asyiknya melihat kanan kiri ternyata ada mobil yang melaju di trotoar karena melawan arah. Tapi herannya disana saya jarang melihat polisi lalu lintas juga tidak melihat adanya tabrakan antar sesame motor, mungkin karena motor yang mereka kendarai tidak terlalu cepat sehingga bisa mengerem mendadak.
Gambaran wanita Vietnam yang kecil, langsing dan berambut panjang selalu ditampakan seperti itu di lukisan atau suvenir di Vietnam. Nah karena rambut yang panjang itu selalu dikuncir kuda tentu saja bila memakai helm akan kesulitan. Untuk itu pembuat helm di Vietnam membuat helm khusus wanita dengan cara membuat lubang di helm bagian belakang sehingga wanita yang mempunyai kuncir kuda tidak perlu bingung lagi.
Bila di Indonesia dan sebagian negara lainnya plat nomor kendaraan bermotor ada di depan dan belakang. Tetapi di Vietnam plat nomer kendaraan hanya berada di belakang saja.
Salah satu kebiasaan warga Vietnam dalam bermotor adalah memakai masker dari kain yang menutup rapat wajah mereka dengan bentuk masker yang unik dengan kain yang berwarna warni. Anehnya kebiasaan ini juga terlihat saat mereka naik bis atau berjalan-jalan di tempat umum.
Vietnam adalah negara komunis di mana 90% warganya akan menjawab tak beragama bila ditanya. Tetapi uniknya di hampir semua rumah di Vietnam mempunyai tempat sembahyang dan banyak kuil Buddha yang tersebar di setiap lokasi / kota.
Salah satu kebiasaan unik dari warga Vietnam adalah kongkow-kongkow atau cangkruk dalam bahasa jawa. Pada setiap kesempatan baik pagi sebelum masuk kerja atau setelah pulang kerja mereka akan duduk-duduk di warung tepi jalan bersama teman atau tetangga sambil makan kuaci dan minum teh. Untuknya lagi meja dan kursi yang mereka pakai berbentuk mini seperti meja kursi anak TK.
Bila di Indonesia bakso adalah makanan favorit bahkan presiden Obama saja tahu, tetapi di Hanoi, Vietnam makanan pinggir jalannya adalah Bhan My, yaitu seperti roti banquette dengan panjang 20 cm yang diisi irisan daging dan sayur plus toping telur atau keju. Untuk makanan beratnya Pho, yaitu mie gepeng putih dengan kuah kaldu diberi irisan daging dengan ditaburi seledri.
Beberapa kali saya melihat PKL menjual telur rebus di area wisata. Saya pikir untuk persembahan di kuil, ternyata menurut local guide telur ini untuk dimakan begitu saja sebagai camilan. Hal ini berikutnya saya lihat juga saat berada di kereta api, petugas restorasi berkeliling menjajakan makanan dengan salah satu menunya telur rebus.
Bentuk rumah di Vietnam kebanyakan kecil, hanya selebar 4 meter tetapi dibuat menjulang sangat tinggi bahkan bisa sampai 7 lantai. Hal ini karena tanah di Vietnam terutama di perkotaan sangat mahal, sehingga tanah warisan dibuat tinggi keatas dengan harapan dapat menjadi tempat tinggal bagi seluruh keluarga, anak dan cucu.
Ada satu hal unik Vietnam yang menurut saya cukup menarik. Bila diperhatikan, saat lewat di kawasan persawahan Vietnam, akan ada beberapa sawah yang di tengah-tengahnya terdapat kuburan. Biasanya kuburan dari kakek-nenek buyut mereka. Hal ini karena para orang tua berusaha mempertahankan sawah ladangnya agar tidak dijual oleh anak cucunya. Mana ada orang mau beli tanah yang ada makamnya?
Bagi yang akan ke Vietnam sebaiknya siap-siap bujet terbesarnya digunakan untuk membeli minum, karena di Vietnam semua tour/hotel tidak menyediakan air minum. Kamu hanya akan diberi welcome drink sebotol kecil, itu pun bila local tournya bonafit. Sedangkan saat makan siang minum harus beli sendiri.