11 Bukti Traveling Tanpa Smartphone Jauh Lebih Menarik

Meninggalkan smartphone di rumah tak akan membuatmu mati. Banyak hal menarik yang akan kamu dapatkan saat meninggalkan smartphone saat traveling

SHARE :

Ditulis Oleh: Shabara Wicaksono

Tak mengeluarkan smartphone satu kalipun selama 1 hari dalam perjalanan memberiku pandangan berbeda tentang dunia

Aku selalu berpikir, apa yang terjadi jika aku tak mengeluarkan smartphone sama sekali saat melangkah sendirian di sebuah kota yang benar-benar asing. Hasilnya? Tak buruk. Aku masih hidup hingga sekarang. Ditambah, aku mendapat pandangan berbeda tentang tempat yang aku kunjungi.

1. Bentakan bapak tukang parkir galak

Aku dapat memandang wajah Bapak tukang parkir berbadan tinggi besar dengan 27 kerutan di keningnya yang membentak dan memarahiku karena aku bertanya arah Gondomanan Jogja tanpa melepas helm dan tetap diatas motor dengan mesin menyala. Setidaknya bentakan bapak tukang parkir lebih indah daripada suara robot si GPS.

 

2. Curhatan petugas penjaga kuda

Aku dapat mengobrol dengan Pak Salman, petugas perawat kuda di Candi Gedong Songo Semarang dan mengetahui kalau para petugas sering nombok untuk mengeluarkan biaya tambahan perawatan kuda karena sudah menganggap kuda-kuda itu seperti anggota keluarga sendiri.

 

3. Air mineral gratis dari wanita penjaga konter hp yang sangat baik

Aku dapat bertanya arah menuju Jalan Parangtritis dari Alun-alun kidul Jogja dan air mineral gratis dari seorang wanita penjaga konter hp berambut coklat dengan logat jawanya yang kental. Mungkin si wanita kasihan melihat muka lusuhku yang kelelahan berjalan keliling Jogja seharian. Kau tahu, GPS di smartphone tak dapat memberiku air mineral gratis.

 

4. Aku mengetahui harga 1 kg belerang Kawah Ijen Banyuwangi

Aku mengetahui dari obrolan dengan para penambang belerang tradisoonal yang sedang beritistirahat, kalau belerang kawah ijen hanya dihargai Rp 800,-/kg

 

5. Pedestrian Jalan Parangtritis Jogja sangat licin

Berjalan seorang diri di sebuah kota asing memiliki sensasi sendiri. Entah karena kualitas sandal 20 ribuanku yang buruk, atau memang pedestrian Jalan Parangtritis Jogja menggunakan bahan jenis terbaru, aku sering terpeleset saat berjalan di tempat tersebut.

Jika terus mengeluarkan smartphoneku tentu aku tak dapat menikmati perjalanan dan tak terlalu mempedulikan medan jalan yang kita lalui.

 

6. Matahari terbenam di Tanah Lot Bali yang luar biasa indah

Aku dapat menikmati warna syahdu matahari yang diantar sang awan pada penghujung hari di Tanah Lot Bali dengan tenang. Tak peduli dengan dering pemberitahuan semua sosial media yang terpasang di smartphone.

 

7. Melihat musang berjalan santai di depan penginapan Karimun Jawa

Saat malam, banyak hewan liar seperti musang berkeliaran di wilayah pemukiman penduduk. Seekor musang besar dengan bulu berwarna biji kopi berjalan dengan santainya di depanku saat aku duduk menikmati langit malam di Karimun Jawa, tanpa smartphone di tangan.

 

8. Bersepeda keliling Pulau Tidung tengah malam

Daripada tiduran santai sembari memenceti layar smartphone, memanfaatkan sepeda gratis yang disediakan penginapan merupakan ide bagus. Dengan sepeda berwarna merah marun dan keranjang cantik di bagian depan, aku bersepeda keliling Pulau Tidung beratapkan taburan bintang. Jauh lebih menyenangkan- setidaknya menurutku.

 

9. Menonton film gratis bersama ratusan orang di lapangan terbuka

Jika nanti kau berkunjung ke sebuah kota kecil di Jawa tengah yang terletak di kaki gunung Slamet, Purbalingga, menonton film pada layar tancap di lapangan terbuka wajib masuk itenerarimu. Hembusan angin malam serta rumput basah yang menjadi alas duduk akan menjadi teman nonton filmmu. Film yang diputar merupakan karya para sineas lokal.

 

10. Menikmati suara merdu luar biasa seorang pengamen tunanetra di Malioboro

Tanpa sumpalan earphone smartphone di telinga, aku dapat menikmati suara merdu seorang pengamen wanita tunanetra di jalanan Malioboro. Suara pengamen paling merdu yang pernah aku dengar. Lagu “Aku Pasti Bisa- Citra Scholastika dibawakan dengan sempurna.

 

11. Polisi yang terus memelototi jalanan sembari menikmati mi instan

Selalu menundukan kepala sibuk memainkan get rich, clash of clans atau sibuk memantau timeline di sosial media membuat kita tak peka pada apa yang terjadi disekitar. Tegakkan kepala, dan pandang ke depan. Banyak hal sepele -jika kita mau mencoba lebih peka- yang sangat menarik.

Saat diam duduk dipinggir jalan kota Surabaya, aku mengamati seorang polisi muda yang sedang duduk di pos polisi dengan mata terus memelototi jalanan sembari menikmati satu cup mi instan. Aku juga baru mengetahui jika plang-plang penunjuk jalan memiliki warna berbeda. Hijau untuk tempat umum, cokelat untuk tempat wisata.

Satu hal yang tak dapat kau lewatkan, amati ekspresi para pengendara motor. Senyum-senyum, memaju mundurkan bibir, atau bahkan komat-kamit seorang diri.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU