Ketika kita melangkahkan kaki ke tempat baru, entah itu di negara yang sama ataupun sudah berbeda, kita selalu punya kesempatan untuk bisa kenal dengan orang baru
“Turn Strangers into Friends” Inilah slogan yang digunakan komunitas Pub Crawl di Boracay, Filipina untuk menarik peminatnya. Kegiatan ini yang menjadi salah satu tujuan kami ketika kami memutuskan untuk pergi ke Boracay. Buat dua teman saya, tujuan mengikuti Pub Crawling adalah untuk joget dan minum sampe puas. Saya sendiri lebih tertarik mengikuti kegiatan ini untuk memenuhi rasa penasaran saya terhadap komentar dan review orang-orang mengenai kegiatan ini. Pub Crawling di Boracay mendapat review yang sangat bagus di beberapa situs travelling dan ia juga masuk sebagai “Must things to do at Boracay”. Jadi, saya lebih penasaran untuk mengetahui kegiatan macam apa ini daripada untuk minum dan joget sepuasnya seperti mereka. Kalaupun nanti memang dapat teman baru dari kegiatan ini ya anggap saja itu sebagai bonus.
Secara harafiah dalam Bahasa Indonesia, Pub Crawl ini dapat diartikan menjadi Merangkak ke Pub. Pada prakteknya, mungkin saja para peserta merangkak dari satu pub ke pub lain karena mabok. Jadi sebenarnya Pub Crawl adalah ini sebuah kegiatan yang memungkinkan kita untuk minum dan joget sepuasnya. Dari jam 7 malam sampai jam 12 tengah malam, kita akan mengunjungi 5 buah pub yang di setiap pub nya kita akan mendapatkan free-shot minuman beralkohol. Selain itu, kita juga bisa membeli minuman tertentu dengan harga diskon.
Saya sendiri bukan orang yang hobby party ataupun minum, saya akan lebih memilih duduk-duduk sambil mendengarkan musik berbagai jenis. Jadi otomatis kegiatan ini sebenarnya bertolak belakang dengan saya, tapi setidaknya saya pernah coba dan tahu kegiatan macam apa Pub Crawl ini. Dengan dalih mau tetap sadar demi menjaga kedua teman saya yang memang sudah bertekad mabok, sayapun hanya meneguk minuman di pub pertama dan opening drink di tepi pantai setelah dari pub pertama.
Di pub pertama kami berkenalan dengan beberapa turis dari berbagai penjuru dunia seperti Korea Selatan, China, Amerika, Australia, sampai negara tetangga Malaysia. Setelah pub pertama, semua pun sibuk berjoget dan saling berkenalan dengan sesama peserta. Kata mereka, alkohol membuat kita lebih rileks dan lebih “lepas” berbicara meskipun itu dengan orang yang baru kita kenal. Inilah yang terjadi karena semakin malam, mereka memang semakin menikmati perkenalannya dengan teman-teman barunya. Bahkan terlihat beberapa dari mereka saling bertukar nomor telepon. Aku pun juga sempat mengenal beberapa orang peserta lainnya dan hanya ada beberapa yang berkesan. Seorang Solo Traveller dari Busan, Sepasang Suami istri dari Malaysia, Kakak-beradik dari Malaysia, seorang Guru dari Amerika, seorang remaja asal Filipina, dan seorang bertampang rapper asal Australia. Setidaknya saat itu berkesan karena kami cukup intens berinteraksi, namun siapa yang pernah tahu apakah interaksi itu didasari oleh alkohol atau tidak. Keesokan harinya pun mungkin mereka lupa kalau pernah bertemu dengan saya.
Yang menjadi menarik buat saya di sini adalah keakraban mereka selama perjalanan dari pub ke pub ketika itu. Kalau saya melihat keadaan malam itu ternyata memang benar kegiatan ini bisa membuat kita berkenalan dengan teman baru dari berbagai belahan dunia. Tapi sekali lagi seperti yang saya sebut di atas, saya pun ragu apakah keakraban ini hanya berlangsung semalam di bawah pengaruh alkohol saja atau ada yang bisa berlanjut di masa yang akan datang. Yang jelas bagi saya, keakraban selama di acara ini tidak berlanjut sama sekali. Namun, ketika saya melihat review dari orang-orang yang pernah mengikuti acara ini, beberapa diantaranya merasa menemukan keluarga baru bahkan sampai membentuk komunitas yang isinya sesama peserta acara ini.
Keesokan harinya, saya dan kedua teman saya mengikuti Islands Hoping Day Tour. Jadi setelah semalamnya puas minum dan berjoget, hari ini kami ikut kegiatan island hoping untuk menikmati laut dan pantai sepuasnya. Untuk ikut island hoping seperti ini kita bisa memilih banyak sekali “vendor”. Teman-teman mungkin bisa membayangkan tukang sewa kapal atau ban berenang di Ancol yang biasanya menawarkan dagangannya semenjak kita keluar dari mobil. Dari sepanjang hotel kami sampai ke pinggir-pinggir pantai, ada banyak sekali orang yang menawarkan islands hoping tour pada kami. Harganya pun semakin lama semakin turun. Lucunya lagi, kami tidak perlu mendaftarkan diri terlebih dahulu sebagai tanda jadi, kami hanya perlu datang besok pagi di jam dan tempat yang ditentukan jika kami mau ikut tur mereka. Alhasil kami berhasil mendapatkan harga yang cukup murah untuk ikut islands hoping ini.
Selama mengikuti islands hoping, kami digabung dengan beberapa turis lain yang satu boat dengan kami. Selain turis lokal, saat itu ada juga sepasang suami istri dari China yang intens mengobrol dengan teman saya karena awalnya mereka mengira teman saya adalah orang China juga. Mereka terkejut karena ternyata kami berasal dari Indonesia. Lalu si istri menceritakan bahwa ayah dari suaminya lahir dan besar di Indonesia, tepatnya di Pulau Sumatra. Dari ngobrol-ngobrol ini lah akhirnya kami bertukar nomor telepon dan berjanji saling menghubungi jika dia ke Jakarta atau saya ke Xiamen, China. Yang jelas acara pertukaran nomor telepon dan ngobrol-ngobrol ini tidak terjadi di bawah pengaruh alkohol seperti yang terjadi kemarin malam di pub.
Bulan kemarin, pasangan suami istri ini datang ke Jakarta dan beberapa kota lain di Indonesia bersama dengan orang tuanya. Saya pun berkesempatan mengajak mereka kuliner di Jakarta dan memperlihatkan Jakarta yang penuh dengan kerlap-kerlip lampu kota. Jakarta seperti inilah yang tidak pernah terbayangkan oleh mereka karena di dalam bayangan mereka Jakarta itu sangat menyeramkan semenjak peristiwa kerusuhan.
Bagi saya, travelling itu merupakan salah satu cara untuk mendapatkan teman ataupun komunitas baru. Ketika kita melangkahkan kaki ke tempat baru, entah itu di negara yang sama ataupun sudah berbeda, kita selalu punya kesempatan untuk bisa kenal dengan orang baru. Caranya pun tentu beragam bagi setiap orang. Ada orang yang perlu mengikuti kegiatan seperti Pub Crawling atau acara sejenis yang memang disusun untuk saling mengenalkan para ‘strangers’. Ataupun orang-orang yang berkenalan tidak sengaja karena mungkin mereka naik bus yang sama, tinggal bersebelahan di hotel, atau berbagai cara ajaib lain yang kadang tidak kita mengerti. Well, pada intinya buat saya sendiri saya lebih merasa nyaman kenal dengan orang baru dalam keadaan sadar dan tidak dibawah pengaruh alkohol.