Meski Berbahaya, Tradisi Perang Obor di Jepara Ini Punya Tujuan Mulia

Tradisi Perang Obor di Jepara ini mensyaratkan Anda berusia 17 tahun ke atas, sehat jasmani dan rohani, serta tidak mudah emosi.

SHARE :

Ditulis Oleh: Himas Nur

Perang Obor di Jepara, Jawa Tengah merupakan salah satu kekayaan tradisi dan budaya Indonesia yang cukup unik dan cukup berbahaya.

Tradisi Perang Obor ini juga dikenal dengan nama Obor-oboran. Tradisi tahunan yang berasal dari Desa Tegal Sambi, Tahunan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah ini bukan hanya unik, tapi juga ekstrem sekaligus anti-mainstream.

Baca Juga: Tradisi Unik Perayaan Idul Adha, Ada Manten Sapi dan Grebeg Gunungan

Penduduk setempat yang mengikuti tradisi ini akan memanfaatkan kobaran api, kemudian melakukan tradisi saling memukul.

Tradisi ini mensyaratkan Anda berusia 17 tahun ke atas, sehat jasmani dan rohani, serta tidak mudah emosi. Cara ‘bermainnya’, kamu hanya diperbolehkan untuk saling memukul obor bukan tubuh lawan, dan harus dari depan lawan. Obor yang digunakan berasal dari pelepah kelapa yang diisi dengan daun pisang yang telah dikeringkan.

Tradisi unik dan ekstrem di Jepara (Foto/Antara)

Sebelum sesi tarung obor dilakukan, ada beberapa rangkaian acara yang mesti dilakukan oleh masyarakat Jepara. Rangkaian acaranya terdiri dari pembersihan makam dan petilasan leluhur, menyiapkan sesajian, berdoa, dan makan bersama (dhahar kembul).

Walau terkesan seram dan berbahaya, Obor-oboran memiliki tujuan yang mulia. Tradisi ini merupakan upaya penduduk Jepara untuk mengucap syukur kepada Tuhan atas hasil panen, rezeki, keselamatan, sekaligus melestarikan tradisi nenek moyang.

Tradisi Perang Obor di Jepara ini rutin digelar setiap tahun. Tradisi obor-oboran atau perang obor tidak dilakukan secara terpisah, tetapi juga menjadi rangkaian acara sedekah bumi.

Sejarah Perang Obor di Jepara

Tradisi unik dan ekstrem di Jepara (Foto/Antara)

Konon, tradisi obor-oboran dilakukan pertama kali oleh Kyai Babadan dan Ki Gembong di masa silam. Menurut cerita yang beredar di masyarakat setempat, Kyai Babadan mempercayakan ternaknya berupa kambing dan sapi untuk digembalakan oleh Ki Gembong.

Namun karena terlalu sering memancing ikan dan udang di sungai, ternak yang dipercayakan Kyai Babadan malah terlupakan dan jatuh sakit, bahkan mati.

Bersebab tak terima, Kyai Babadan kemudian memukul Ki Gembong dengan menggunakan obor dari pelepah kelapa. Ki Gembong yang merasa posisinya terancam pun membela diri dengan melakukan hal serupa.

Uniknya, saat mereka bertarung dan saling menyabet menggunakan api dari obor, ternak yang sakit justru menjadi sembuh.

Baca Juga: Miris, Inilah Potret Tradisi Pembantaian Paus di Denmark yang Menuai Kecaman

Ternak-ternak tersebut sembuh dan menjadi sehat saat percikan api menyebar di tumpukan jerami di sebelah kandang. Kyai Babadan dan Ki Gembong pun tidak jadi bertengkar.

Sejak saat itulah, masyarakat Jepara percaya bahwa tradisi obor-oboran membawa kesehatan dan keberuntungan.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU