Ritual Adat Buang Jung, Sisi Lain Kemistisan Toboali City on Fire Season 2

Sisi lain Toboali City on Fire Season 2 yang penuh misteri dan kemistisan!

SHARE :

Ditulis Oleh: Rizqi Y

Puncak dari event  Toboali City on Fire Season 2 tahun 2017 adalah ritual adat Buang Jung. Ritual Buang Jung tahun ini bisa dibilang cukup spesial karena sudah 8 tahun terakhir udah nggak pernah dilakukan lagi. Maka beruntunglah kami karena bisa melihat langsung ritual Buang Jung ini. 

Jung yang akan dilarung. Foto oleh Rizqi Y/ Phinemo

Buang Jung adalah ritual adat turun temurun bagi warga pesisir Bangka Belitung. Buang Jung yang dilakukan dalam rangka Toboali City on Fire Season 2 ini dilakukan di Desa Kumbung Pulau lepar Pongok. Buang artinya membuang, dan Jung artinya perahu. Jadi bisa dibilang Buang Jung ini adalah ritual membuang atau melarung perahu lengkap dengan persembahannya. 

Ritual Adat Buang Jung sebetulnya memiliki makna tentang berbagi. Artinya nelayan yang tiap hari mencari nafkah dengan menangkap ikan di laut bergantian memberikan persembahan hasil darat untuk laut. Bisa dibilang ini adalah saling tukar hasil bumi agar sama-sama merasakan kemakmuran. 

Pawang menyanyikan lagu-laguan. Foto oleh Rizqi Y/Phinemo

Ritual Buang Jung ini diawali dengan nyanyian khusus yang cuma dipahami keturunan asli Suku Skak. Nyanyian ini pun bukan dalam bahasa yang bisa dimengerti warga biasa. Konon nyanyian ini dikumandangkan untuk mengundang para leluhur Suku Skak di lautan. Dan dengan adanya ritual Buang Jung ini juga lautan dipenuhi dengan leluhur Suku Skak yang nggak bisa dilihat dengan kasat mata.

Oh ya Suku Skak adalah suku asli laut yang hidupnya selalu di tengah laut. Kini keberadaan suku ini sudah mulai punah dan tinggal sedikit saja yang hidup. Ritual Buang Jung ini pun cuma bisa dilakukan oleh keturunan asli dari Suku Skak ini. Jadi seorang dukun atau pawang harus mewariskan ilmunya pada anak atau adik kandungnya. 

Menari di atas tiang kayu. Foto oleh Rizki Y/ Phinemo

Dalam ritual ini akan ada satu orang yang siap untuk dirasuki. Sebelumnya dia bakal diasapi dan disiram dengan air khusus yang sudah didoakan. Saat mulai kerasukan orang ini bakal menari di tengah lapangan, bahkan sampai memanjat ke tiang kayu yang sudah dipasang sebelumnya. Dia juga bakal menari saat sudah berada di ujung tiang kayu ini. 

Proses penyadaran setelah kerasukan. Foto oleh TRizqi Y/ Phinemo

Setelah turun dari tiang, orang yang kesurupan ini akan disadarkan. Nah saat proses penyadaran ini bisa aja gagal. Jadi orang yang jiwanya dirasuki ini mungkin nggak bakal bisa kembali dan dibawa oleh laut. Untungnya saat ritual kali ini, si bapak yang dirasuki bisa sadar kembali.

Proses pengusungan Jung ke lapangan. Foto oleh Rizqi Y/Phinemo

Ritual berlanjut, Jung (perahu) yang sudah dilengkapi dengan berbagai persembahan pun diusung ke hadapan pawang atau dukun. Persembahan yang diberikan untuk laut ini ada di antaranya ayam, telur, kupat, pisang, beras dan hasil panen darat lainnya. 

Pawang mendoakan seisi Jung atau perahu. Foto oleh Rizqi Y/Phinemo

Sang dukun akan mengasapi dan menyiram seluruh sisi Jung dengan air khusus. Baru kemudian ia lakukan ritual Buang Jung, yang mana ia menyampaikan keinginan penghuni laut. Setelah perseteruan panjang antara Pawang dan wakil dari Suku Skak yang masih hidup, maka dibuatlah keputusan bahwa laut akan memiliki hak penuh atas Jung dan seisinya. Maka Jung yang sudah dilarung ke laut nantinya nggak boleh diambil lagi. Dan nelayan juga nggak boleh melaut selama 3 hari ke depan. 

Jung dan pawang diarak keliling desa dan pantai. Foto oleh Rizqi Y/Phinemo

Kini saatnya Jung dan sang pawang atau dukun diarak mengelilingi kampung dan pantai, sesuai dengan yang diminta penghuni laut. Baru setelah diarak Jung beserta isinya bakal dilarung ke tengah lautan diiringi beberapa kapal nelayan lainnya. 

Jung dan persembahan dibawa kapal nelayan dan dilarung di tengah laut. Foto oleh Rizqi Y/ Phinemo

Entah hanya mitos atau memang nyata, sang dukun ini sempat mengatakan bahwa perahu yang dilarung ini nantinya akan mencapai lautan China hanya dalam waktu 12 menit saja. Mereka percaya penuh pada hal itu, dan mungkin di luar batas logika kita bisa aja sih hal kayak gitu terjadi. Karena bagi masyarakat adat pastinya mereka punya keyakinan sendiri pada hal yang nggak logis sekalipun. 

Satu hal lagi yang unik dari ritual adat ini adalah, saat para pengiring Jung kembali maka semua orang bakal disiram dengan air. Ini adalah cara untuk membersihkan diri dan memberi berkah dari laut untuk masing-masing orang yang datang. Sayangnya saat kami pulang, kami nggak sempat menikmati tradisi siram air ini. Mungkin tahun depan!

***

Ritual semacam ini ada banyak di Indonesia, terutama di kawasan pesisir. Biasanya secara umum ritual adat kayak gini disebut sedekah laut. Tapi masing-masing daerah punya ketentuan adat yang beda. Jadi ternyata Indonesia itu kaya banget akan budaya-budaya yang magis dan mistis kayak gini. Kalau di daerahmu ada juga nggak sih tradisi kayak gini?

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU