Tips Traveling dengan Mata Minus

Mata minus bukan halangan untuk menikmati perjalanan.

SHARE :

Ditulis Oleh: Ryan Arti

Foto oleh Ryan Arti

Berjalan santai di antara riuhnya pagelaran seni, budaya, serta kearifan lokal masyarakat Jogja di Jalan Malioboro, merangkak menembus rapatnya vegetasi hutan gunung Salak, begitu lebat hingga lutut harus bertemu dada, atau bahkan menyelam bersama ikan-ikan yang begitu berwarna-warni di antara celah-celah terumbu karang laut Wakatobi, adalah sedikit dari bergitu banyak cara menikmati kecantikan Indonesia.

Semua akan baik-baik saja jika fisik yang kamu miliki sedang dalam keadaan prima, dengan perlengkapan standar, kita bisa menikmati beragam kegiatan dengan tanpa kendala yang berarti.

Seiring dengan bertambahnya usia, banyak anggota tubuh yang sudah mulai menurun fungsinya, namun ada juga yang memang terjadi karena tuntutan aktivitas yang rutin dilakukan setiap hari.

Terlalu sering bekerja menghadap layar membuat kemampuan penglihatan saya menurun, karena itu saya membutuhkan alat bantu penglihatan.

Menggunakan alat bantu dalam aktivitas sehari-hari hampir tak ada masalah. Masalah mulai datang saat akan bepergian, banyak hal yang harus diperhatikan.

1. Kacamata atau lensa kontak

Saya selalu mengenakan kacamata saat bepergian. Selain karena kebiasaan, faktor keamanan dalam menggunakannya menjadi pertimbangan yang utama.

Sepanjang perjalanan saya tidak hanya mengunjungi kota dan arsitekturnya, namun juga menyempatkan diri bercumbu dengan alam.

Saat beraktivitas outdoor ini lah akan terasa banyak keunggulan kacamata dibanding lensa kontak. Yang paling umum adalah terhindar dari rasa gatal akibat debu, suhu, juga cuaca sekitar yang memungkinkan merusak mood perjalanan.

Lensa kontak mungkin lebih simpel, namun tidak cukup baik saat saya harus hiking menjelajah hutan.

2. Pilih bahan terbaik

Agustus lalu frame kacamata saya patah tepat setelah turun dari puncak Merbabu. Saat itu saya mengenakan kacamata dengan frame plastik yang menurut penjualya akan tahan dari cuaca dingin.

Mungkin sang penjual telah berkata jujur, mengingat tepat sehari sebelum mendaki, saya sempat menghabiskan waktu seminggu berpanas-panas ria di pantai Situbondo, mungkin perbedaan suhu yang cukup drastis inilah yang membuat frame menjadi getas dan kemudian patah.

Saya menyarankan sebisa mungkin membawa kacamata dengan frame besi yang lebih kokoh.

3. Selalu bawa cadangan

Saya tak pernah tahu kendala apa saja yang akan saya temui di perjalanan, untuk itu membawa lensa cadangan adalah cara terbaik untuk menyelamatkan perjalanan.

Jadi, ketika salah satu lensa karena satu dan lain hal tidak bisa digunakan, saya bisa menghemat waktu dan uang dengan menggunakan cadangan yang saya bawa dari rumah.

Lagi pula saya tak mau ambil resiko karena belum tentu di tempat tersebut ada yang menjual sesuai dengan minus dan model yang saya inginkan.

4. Tidak perlu membawa aksesoris

Saya cenderung memilih kacamata dibanding kontak lensa, namun sesungguhnya sama sekali tidak ada yang salah jika kamu memilih menggunakan lensa kontak ketika bepergian.

Apapun yang kamu pilih untuk menemani perjalanan usahakan tidak membawa terlalu banyak aksesoris tambahan yang malah akan menambah beban ransel kamu.

Jika memilih lensa kontak, sebisa mungkin hanya bawa cairan pembersih lensa dalam jumlah yang kecil.

5. Istirahatkan mata

Setelah berjuang membaca peta di kegelapan hutan dengan cahaya yang minim, terbelalak melihat tarian adik-adik lucu dengan baju adat daerahnya, juga ketika diharuskan fokus melihat gadget untuk mencari alternatif penginapan dan lokasi makan yang asyik, saya selalu memberi waktu bagi mata untuk beristirahat.

Seperti halnya anggota tubuh lainnya, mata juga butuh istirahat.

Lakukan pijatan kecil untuk melenturkan kembali otot mata yang tegang.

Cobalah berusaha melihat tanpa mengguanakan lensa sebentar, nikmati suasana di sekeliling, saat indra menjadi lebih peka dari sebelumnya, saat itulah kamu akan menyadari bahwa keindahan ada di setiap jengkal Indonesia.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU