Surat Terbuka dari Pendaki Pemula untuk Para Pendaki Lawas

Curahan hati pendaki pemula yang sering menjadi bahan bully-an di sosial media, mari berkaca

SHARE :

Ditulis Oleh: Wike Sulistiarmi

 

Lama mengenal dunia pendakian memang akan membuat seseorang sadar akan sebuah perubahan yang telah dialami gunung-gunung di Indonesia selama ini. Kata kalian, dulunya gunung bukanlah sebuah tempat yang bisa didaki oleh semua orang. Butuh banyak bekal, tidak hanya sebuah keberanian dan nekat belaka.

Melihat berbagai fenomena yang terjadi di era pendakian saat ini, saya lihat banyak pihak saling menyalahkan kami yang memenuhi gunung-gunung di Indonesia. Sampah gunung, kerusakan lingkungan, kasus cedera dan hilang di gunung adalah semua kasus yang menurut kalian ulah kami.

Foto dari sini

Karena fenomena yang semakin parah ini, banyak meme beredar di media sosial. Instagram, facebook, twitter, line, terlalu banyak dan mengganggu, saya, sebagai pemula pun mencoba membuat surat terbuka ini pada para pendaki ‘lawas’ yang selalu meng-judge jika semua kerusakan lingkungan adalah kesalahan para pendaki pemula.

 

SURAT TERBUKA UNTUK PARA PENDAKI LAWAS YANG TELAH MENYEBARKAN ISU LINGKUNGAN DAN MENUMPAHSALAHKAN PARA PEMULA

Kepada Para Pendaki Lawas, 

Kami tahu ini terlalu lancang, namun inilah perasaan Kami, para pemula yang sering menjadi bahan olokan di media sosial. Kami sedih jika harus menjadi bahan olokan Kalian, selalu di bilang alay-lah, dibilang pendaki kertas, pendaki gemes, pendaki tralala-trilili, atau apalah itu. Kami merasa sangat kecewa dibilang ‘spesies baru’ yang tak punya kemampuan yang positif di dunia pendakian.

 Kami mohon maaf jika Kami tak sempat membawa sampah-sampah Kami untuk turun kala Kami mendaki, Maafkan Kami jika Kami merepotkan Kalian dalam urusan ini. 

Sungguh kami tidaklah sengaja melakukan satu hal memalukan itu, Kami hanya lelah berjalan, lalu saat Kami istirahat untuk menikmati makanan ringan, Kami lupa membawa sampah-sampah itu. Tak satupun orang membuatku sadar ketika aku ‘tidak sengaja’ membuang sampah sembarangan kala itu. Pun Kami tak pernah menyadari ini menjadi masalah yang sangat besar untuk Kalian, untuk lingkungan. Itu permintaan maaf Kami untuk urusan sampah yang selalu Kalian tumpahkan kepada Kami.

Lalu, Kami pernah mendengar jika Kalian sangat muak dengan kostum Kami. Benarkah? Apakah kostum Kami terlalu memalukan untuk ukuran pendaki gunung? Kami bisa menjelaskan yang satu ini kepada Kalian. Kami sebenarnya belum tahu banyak tentang dunia pendakian. Kami buta, termasuk untuk urusan kostum. Kami bawa baju seadanya yang sering Kami pakai. Urusan terlalu seksi atau terlalu modis itu memang jiwa Kami, Kami sering memakainya saat jalan-jalan, iya Kami nyaman dengan itu maka itulah yang Kami pakai. Maaf jika ternyata ini semua membuat Kalian merasa terganggu.

Dan, untuk urusan kertas-kertas itu, Kami hanya ikut-ikutan, Kami juga tidak tahu jika foto-foto dengan kertas sangatlah alay dimata Kalian. Sebenarnya Kami juga hanya ingin teman-teman di luar sama juga bisa ke gunung dan meilihat keindahan yang Kami lihat. Setidaknya sekali dalam seumur hidup. Menurut Kami ini bukan sebuah kesalahan. Tapi jika pendaki senior merasa ini adalah sebuah kesalahan, Kami para pendaki pemula meminta maaf sebesar-besarnya kepada Kalian.

Seperti yang telah Kami ceritakan di atas, sebenarnya Kami memang bukanlah orang-orang yang memiliki kemampuan dan keterampilan yang baik dalam mendaki. Namun, sungguh Kami ini orang-orang yang mencintai keindahan. Maka, ajarilah Kami untuk bisa menjadi pendaki yang kakak pendaki senior inginkan, Kami butuh bimbingan agar semua kesalahan yang pernah terjadi di masa lalu tak terjadi kembali untuk kedua, ketiga, atau keempat kalinya dalam hidup.

Sebenar-benarnya fakta, Kami adalah orang-orang yang butuh bimbingan dari para pendaki senior, lalu Kami akan berjanji akan belajar mencintai alam, mencintai gunung seperi yang telah kakak pendaki senior lakukan dari dulu.

Maaf jika ini menjadi langkah yang terlambat, tapi sadarilah Kami butuh bimbingan dari Kalian. Maka ketika Kami lupa membawa sampah Kami turun gunung, tegurlah Kami. Maka ketika Kami terlihat seperti alien saat mendaki, maka tegurlah Kami untuk memakai kostum mendaki yang benar, Kami butuh bimbingan. Jangan diam saat melihat Kami terlihat tak memenuhi syarat mendaki. Tegur Kami langsung di alam, jangan diam dan hanya menggumbarnya di media sosial.

Salam Lestari!
Salam Rimba!

Dari  Pendaki Pemula

***

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU