Sengketa Laut Natuna, Kenapa Menjadi Rebutan Indonesia-China?

Laut Natuna menjadi perbincangan hangat setelah Pemerintah Indonesia menyampaikan protesnya atas klaim China atas wilayah perairan di Kepulauan Natuna.

SHARE :

Ditulis Oleh: Taufiqur Rohman

Laut Natuna kembali menjadi perbincangan hangat setelah Pemerintah Indonesia menyampaikan protesnya atas klaim sepihak China atas wilayah perairan di Kepulauan Natuna. Aksi protes dari Pemerintah Indonesia bermula setelah kapal-kapal nelayan dan Coast Guard China masuk ke wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia di Laut Natuna.

Menurut Pemerintah China, kapal nelayan dan coast guard sama sekali tidak melanggar kedaulatan Indonesia karena perairan Natuna termasuk dalam sembilan garis putus-putus (nine dash line). Sedangkan menurut Indonesia, kedatangan kapal-kapal China ke Laut Natuna merupakan pelanggaran karena telah memasuki wilayah ZEE Indonesia sebagaimana yang telah ditetapkan oleh United Nations Convention for the Law of the Sea (UNCLOS) atau Konvensi Hukun Laut PBB.

Benarkah Laut Natuna Milik Indonesia?

Gambaran geografis Laut China Selatan yang sedang disengketakan (twitter/dukecondet).

Secara geografis, Laut Natuna diapit oleh Semenanjung Malaya di Barat dan Sarawak di Timur. Dari jarak, Laut Natuna lebih dekat dengan Malaysia dibandingkan Indonesia. Lantas kenapa Laut Natuna dimasukkan dalam wilayah teritori Indonesia?

Cerita Laut Natuna hingga sampai ke tangan Indonesia memiliki sejarah yang panjang. Ketika kedatangan bangsa Eropa pertama kali ke nusantara, Laut Natuna menjadi perebutan sengit antara dua kekuatan besar, antara Inggris dan Belanda. Setelah Indonesia merdeka, Kepulauan Natuna serta tujuh pulau disekitarnya telah didaftarkan sebagai milik Indonesia ke PBB karena termasuk dalam wilayah Kesultanan Riau.

Dalam kasus sengketa di kawasan Laut China Selatan, China juga beseteru dengan enam negara sekaligus di Asia Tenggara yang perbatasan lautnya saling tumpah tindih. Di luar negara ASEAN, China juga berseteru dengan Taiwan. Dasar yang digunakan oleh China adalah nine dash line yang mencakup Kepulauan Paracel yang juga diklaim Vietnam dan Taiwan, hinggan Kepulauan Spatly dimana China bersengketa dengan Filipina, Malaysia, Vietnam, dan Brunei Darussalam.

Ada Apa di Laut Natuna?

Batu Sindu, salah satu pesona pariwisata di Kepulauan Natuna yang sangat indah (twitter/disparbudnatuna).

Apa alasan sebenarnya China begitu getol mengklaim Laut Natuna sebagai wilayah administratifnya? Menurut laporan dari Kementerian Sekretariat Negara RI, Kepulauan Natuna menyimpan sebanyak 16 blok migas yang tersebar di wilayahnya. Migas tersebut diprediksi berupa 11 milyar barel minyak bumi dan 190 trilyun kaki kubik gas bumi. Sehingga Laut Natuna dapat disebut sebagai kolam minyak dan tabung gas terbesar di dunia.

Selain itu Laut Natuna memiliki populasi ikan sebanyak 10% dari total populasi dunia. Tak hanya itu, Laut Natuna juga memiliki potensi pariwisata yang tinggi dengan keindahan alam yang masih sangat alami. Beberapa destinasi yang bisa dikunjungi diantaranya yaitu Pantai Cemaga, Tanjung Datuk, Tanjung Senubing, Pulau Senua, dan masih banyak lagi.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU