Suatu hari nanti, untuk pergi ke bulan tak hanya sekadar imajinasi. Rusia sedang menyiapkan misi besar pada 2030, membangun bas kehidupan manusia!
Bulan dan kehidupannya memang selalu menjadi misteri. Dan kabar bahwa bulan memiliki sumber air, ini menjadi kabar baik bagi sejumlah negara yang berlomba-lomba mendirikan pangkalan udara di bulan. Salah satunya Rusia. Rusia sedang mempersiapkan pesawat antariksa untuk membawa manusia ke sana. Roscosmos, badan antariksa milik Rusia, berharap bisa menyelesaikan misi untuk meluncurkan pesawatnya ke bulan. Pada tahun 2016-2025, Rusia akan melakukan pengembangan teknologi roket dan jika berhasil hal tersebut berhasil, 5 tahun kemudian Rusia melakukan persiapan yang lebih matang untuk bisa mendaratkan manusia di bulan. Roket yang digunakan Roscosmos adalah Anggara-A5V yang masih dalam tahap pengembangan.
Jika selama ini destinasi impian itu seperti Raja Ampat, Pulau Maldives, Paris, atau Venesia, suatu hari bulan akan menjadi destinasi paling diburu oleh para traveler di dunia. Destinasi impian dengan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Jarak tempuh ke bulan mencapai 384.400 km. Untuk membawa 0.568 liter air saja ke bulan dibutuhkan dana sebesar US$25.000. Bagaimana dengan membawa manusia? Namun cadangan air telah ditemukan di bulan. Sehingga tak perlu lagi mengambil air dari bumi untuk dibawa ke bulan.
Rusia tak hanya akan membangun pangkalan stasiun tenaga surya, stasiun telekomunikasi, stasiun teknologi, atau stasiun ilmiah. Adanya pangkalan tersebut dengan pekerja manusia, Rusia pun sangat berambisi membangun rumah-rumah di bulan. Menciptakan lingkup kehidupan di bulan adalah hal yang sedang menjadi misi para ilmuan.
Karena, bulan adalah langkah pertama untuk bisa menjelajah angkasa. Dengan membuat pangkalan pertama di bulan, ini sangat memungkinkan untuk menjelajah angkasa. Menjelajah mars atau pluto yang terdeksi memiliki tanda-tanda kehidupan. Bulan menjadi tempat transit sebelum meneruskan perjalanan ke luar angkasa.
Perjalanan ke luar angkasa akan menjadi perjalanan idaman para traveler.
Jangan seperti tren pendakian saat ini yang menginfeksi orang unutk mendaki, menjadi biang permasalahan. Permasalahan ada pada sisa-sisa sampah yang mereka tinggalkan dan oknum pendaki yang tidak mematuhi aturan gunung. Mendaki gunung saja yang masih bisa dijangkau dengan waktu dalam hitungan jam, mereka enggan membawa kembali sampah mereka. Bagaimana dengan di bulan?
Orang-orang yang berhasil melakukan perjalanan ini adalah orang-orang beruntung. Kesadaran tinggi sangat diperlukan. Bumi sudah menjadi tumpukan sampah dengan sampah-sampah yang memerlukan puluhan tahun untuk bisa mengurainya.
Tentu tidak lucu jika Bulan pun nantinya penuh tumpukan sampah.
Ada banyak hal yang bisa dilakukan di bulan. Kalau sejauh ini hanya bisa melihat seperti apa keadaan luar angkasa lewat foto di internet. saatnya kamu menyaksikannya dengan mata kepala sendiri. Traveling ke bulan bukan hanya sekadar ajang bersenang-senang, namun traveling untuk memperdalam pengetahuan yang selama ini hanya mengatung-ngatung di kepala.
Mengamati obyek astronomi yang maha luas memang tak ada habisnya. Selama ini bumi yang kita kenal sudah luas, ternyata hanya bagian titik kecil dari luar angkasa. Penasaran seperti apa penampakan bintang-bintang yang biasa kamu di malam hari jika dilihat dari bulan yang tak memiliki atmosfer? Film-film tentang dunia luar angkasa atau bacaan tentang luar angkasa selama ini memang tak pernah bisa memjawab semua pertanyaan-pertanyaan. Bahkan pertanyaan tentang bagaimana tata surya tercipta. Tata surya masih menjadi misteri. Pun tentang kehidupan lain yang masih belum terungkap.