Purwakarta, setelah punya air mancur menari yang mirip kayak di Singapura, sekarang kota ini punya destinasi baru yang bikin takjub dan mencengangkan. Hotel gantung tertinggi di dunia kabarnya bakal dibuka resmi Oktober nanti di Gunung Parang.
Kalau sebelumnya sudah ada hotel gantung di Peru, yaitu skylodge dengan ketinggian 122 meter di atas permukaan tanah, sekarang Purwakarta juga punya. Bahkan ketinggiannya tidak cuma 122 meter tapi sekitar 400 – 900 meter.
Sebetulnya hotel gantung di Gunung Parang Purwakarta ini memang terinspirasi dari hotel gantung Peru, cuma dibuat dengan sedikit inovasi desain saja. Nantinya akan ada 11 ruangan yang dibangun menggantung di sisi tebing Tower 3 Gunung Parang. Dan seluruhnya akan tersebar di rute via ferrata, dan beberapa titik yang eksotis di sana.
***
Kalau bicara soal Kota Purwakarta, sepertinya kota ini memang tidak terlalu populer di kalangan wisatawan. Padahal sebetulnya Purwakarta punya banyak potensi destinasi yang bisa dibilang “mendunia”, contohnya:
Namanya Taman Air Sri Baduga, air mancur taman air yang layak untuk disandingkan dengan Time of Wings Singapura, bahkan melebihinya. Tidak menyangka juga kalau ternyata air mancur ini diklaim jadi yang terbesar di Asia Tenggara.
Taman Air Mancur Sri Baduga kini memiliki kurang lebih 100 pipa yang bisa memancarkan air setinggi 10 meter. Pipa air tersebut mengelilingi taman air berluas 2 hektar. Berhiaskan kerlap-kerlip lampu dengan paduan warna yang cantik, dan juga musik yang membuat air ‘menari’ mengikuti irama.
Via Ferrata merupakan pendakian yang menggunakan kabel atau kawat baja yang membentang di sepanjang rute dan menempel pada batu. Via ferrata di Gunung Parang adalah yang pertama di Indonesia dan merupakan yang tertinggi ke-2 di Asia.
Pendakian sekaligus rock climbing di Gunung Parang ini punya tarif Rp 275.000 per orang. Mahal? Tidak juga, soalnya biaya tersebut sudah meliputi makan siang, pemandu dan instruktur, peralatan mendaki yang aman, dan dokumentasi.
Ridwan Arifin Mojjins, salah satu pembaca setia Phinemo yang sudah merasakan serunya menjajal via ferrata dengan senang hati membagikan pengalamannya lewat fitur Phinemo Experience. Mulai dari transportasi, biaya sampai pengalaman mendakinya pertama kali.
Desa Wisata Sajuta Batu ini berada di Desa Pasanggrahan, Tegalwaru. Sesuai dengan namanya, desa ini punya banyak batu raksasa yang cantik dan sudah dikembangkan jadi lokasi wisata. Seperti misalnya Gunung Bongkok, Gunung Parang yang sudah tersohor dengan Wisavia ferrata-nya, dan Gunung Salasih.
Selain potensi wisata perbukitan ini, ternyata di kawasan Desa Sajuta Batu ini ada juga destinasi lain yang bisa dieksplor. Misalnya situs telapak kaki Jonggrang Kalapitung, Goa Bolong, Curug Tamiang, Cilangohar, Kampung Batu Buyung, Sawah Terasering (Saung Serang), Kopi Bambu (kuliner) dan Kerajinan Kolotok.
Sate Maranggi, sate khas Purwakarta yang sudah go internasional di kongres world street food ini punya cita rasa yang enak dan lezat. Tidak beda jauh dari sate yang selama ini dikenal. Bedanya sebelum dibakar daging sate Maranggi ini direbus dulu dengan bumbu, kecap dan rempah-rempah. Jadi rasa bumbunya lebih meresapo dan kerasa di dagingnya.
Sate Maranggi ini mulai go internasional setelah diikutkan dalam berbagai acara festival kuliner yang juga dikunjungi oleh wisatawan asing. Bahkan nih gais, walikota Purwakarta sudah membuat standarisasi sate Maranggi supaya levelnya sudah sajian ala internasional.
***
Ternyata, meski tidak terlalu terkenal tapi Purwakarta diam-diam sudah go internasional. Destinasi wisatanya juga sudah bisa mengalahkan beberapa destinasi keren yang ada di Indonesia.