Siapa sangka, tak jauh dari pusat keramaian Jabodetabek terdapat sebuah pura yang dinobatkan sebagai purat terbesar di Pulau Jawa, dan kedua di Indonesia. Pura Parahyangan Agung Jagatkarta atau yang lebih dikenal Pura Jagatkarta berlokasi di kawasan sejuk Gunung Salak di Bogor, Jawa Barat. Pura Jagatkarta dibangun untuk pemujaan terhadap Prabu Siliwangi berserta para hyang (leluhur) dari Pakuan Pajajaran yang pernah berkuasa di tanah Parahyangan.
Hingga saat ini, Pura Jagatkarta masih digunakan sebagai tempat untuk peribadatan umat Hindu di Jawa Barat. Kondisi alam yang sejuk dengan pura-pura yang tinggi menjulang membuat suasana layaknya berada di Pulau Bali. Tempat ini dapat dikunjungi gratis oleh siapapun, namun pastikan untuk selalu menjaga lisan dan sopan santun menginat Pura Jagatkarta adalah tempat ibadah yang disucikan.
Pura Jagatkarta beralamat di Ciapus, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lokasi pembangunannya berada di bekas berdirinya Pakuan Pajajaran Sunda, ibukota dari Kerajaan Sunda Galuh yang menjadi Kerajaan Hindu terakhir di Nusantara. Kerajaan Sunda Galuh kemudian runtuh setelah terjadi penaklukan oleh Kerajaan Islam di Jawa pada abad ke-16 Masehi.
Konon Pura Jagatkarta dibangun diatas tempat dimana Prabu Siliwangi mencapai moksa bersama para pengikut setianya. Terdapat sebuah candi di Pura Jagatkarta dengan patung harimau putih dan harimau hitam yang dilambangkan sebagai Prabu Siliwangi untuk penghormatan kepada sang raja yang telah membawa masyarakat Sunda kepada masa kejayaan.
Menuju Pura Jagatkarta dapat ditempuh dari Stasiun Bogor sejauh 14 km, menggunakan kendaraan bermotor sekitar 40 menit. Sampai di area Pura Jagatkarta, kemudian melewati jalan menanjak yang muat untuk satu mobil dan satu motor saja. Meskipun cukup jauh, dijamin tidak akan bosan karena sepanjang perjalanan akan disuguhi pemandangan persawahan dan pepohonan yang rindang.
Pura Jagatkarta adalah tempat peribadatan yang masih aktif digunakan, pria diharuskan memakai udeng, sedangkan wanita memakai selendang. Kondisi tubuh saat masuk ke area pura harus suci, tidak sedang menstruasi bagi wanita. Dilarang menaiki bangunan suci dan membawa barang-barang penyebab keletehan.
Wisatawan hanya diperkenankan masuk sampai ke halaman pura sampai gapura. Bagian dalam Pura Jagatkarta hanya khusus diperuntukan untuk umat Hindu beribadah. Meskipun demikian, wisatawan tetap dapat menikmati panorama alam Gunung Salak yang menakjubkan dari atas tangga. Disediakan juga sebuah aula untuk beristirahat dan bersantai. Pura Jagatkarta berada di ketinggian 800 mdpl, buka mulai pukul 11.00-15.00.