Beberapa waktu lalu, travel influencer @TrinityTraveler membagikan sebuah video yang menunjukkan seorang petugas kapal feri membuang sampah ke laut.
Video itu diunggah oleh akun Twitter @TrinityTraveler, yang mendapatkan video itu dari seorang follower-nya.
“Di Feri antara Bangka-Palembang tadi malam, staf kafe BUANG SAMPAH KE LAUT!! Mohon ditindak ini!! *Video dikirim ke gue dr follower yg ga tau mo lapor ke mana*,” demikian kicauan @TrinityTraveler di akun twitternya.
https://twitter.com/TrinityTraveler/status/1009820895299244033
Melansir dari nasional.kompas.com, seorang saksi mengatakan bahwa salah satu oknum petugas feri tersebut membuang empat kantong sampah.
Kejadian serupa pun pernah terjadi pada Agustus 2017 silam. Kala itu, warganet ramai-ramai mengecam kelakuan nakal salah seorang oknum petugas kapal pelni yang buang sampah ke laut. Atas kejadian tersebut, PT Pelni pun kemudian minta maaf.
Sungguh ironis. Di saat banyak perusahaan pariwisata dan perhotelan tengah ikut berjuang kurangi sampah plastik, masih saja ada oknum nakal yang buang sampah ke laut.
Perusahaan perhotelan Katamama asal Bali misalnya. Katamama menjadi pertama di Indonesia yang sepakat mendukung perubahan iklim dunia dengan cara mengurangi jumlah sampah yang dikirim ke TPA secara drastis.
Selain itu, mereka juga telah membentuk benchmark industri untuk menghilangkan limbah dan mendaur ulang sampah.
Pemerintah yang memiliki otoritas mengatur para awak kapal pun sudah seharusnya membekali para pekerja tentang pengetahuan dampak buruk buang sampah di laut.
Untuk diketahui, The Ocean Cleanup Foundation memperkirakan sekitar 80.000 ton plastik berada di Great Pacific Garbage Patch atau ‘Area Sampah Pasifik Raya’ yang membentang antara California dan Hawaii, Amerika Serikat. Jumlah tersebut 16 kali lipat dari yang sebelumnya dilaporkan.
Sadar atau tidak, setiap kepingan sampah yang kita buang telah menyumbang terwujudnya ‘Area Sampah Pasifik Raya’, si monster sampah di lautan Pasifik.
Mungkin, masih saja ada orang yang beranggapan bahwa sampah tersebut hanya mengotori lautan.
Padalah, jumlah polusi plastik yang kian meningkat telah merusak ekosistem yang ada. Mengutip dari Lonely Planet, setiap tahunnya, satu juta burung mati karena menelan plastik.
Bukan hanya burung, hewan-hewan laut seperti penyu, paus, dugong, dan banyak lainnya pun mati karena memakan sampah plastik. Hewan laut tersebut menganggap serpihan sampah yang ada di lautan adalah mangsa mereka.
Sampah plastik yang tak bisa dicerna akan membuat penyu alami penyumbatan. Bahkan, ada juga yang terkena infeksi sampah. Akibatnya, banyak penyu yang melemah dan tak sanggup lagi berenang.
Dalam sebuah penelitian terbaru yang dilakukan peneliti asal University of Exeter Inggris bahkan menjelaskan bahwa sampah plastik ini telah membunuh 1.000 penyu laut setiap tahunnya.
Mengerikannya, lebih dari empat juta ton sampah plastik yang dibuang ke lautan di dunia setiap tahunnya, berasal dari lima negara Asia yakni Cina, Indonesia, Filipina, Vietnam dan Thailand, menurut laporan Ocean Conservancy tahun 2015.
Jadi, jika masih banyak orang yang menganggap sepele masalah sampah, mau berapa juta mahluk hidup lagi yang harus mati karena sampah yang dihasilkan manusia? Katakan kepada teman, saudara, anak, atau pun kerabat Anda, jangan buang sampah sembarangan. Kalaupun kebetulan Anda melihat ada oknum nakal yang buang sampah sembarangan, tegur dan laporkan ke pihak yang berwenang.