Pertumbuhan Maskapai LCC Tahun 2017 Jauh Tinggalkan Maskapai 'Full Service'

Maskapai LCC AirAsia mengajukan usul terkait adanya terminal khusus maskapai LCC agar dapat memperpendek waktu transit, namun memperpanjang waktu belanja di bandara.

SHARE :

Ditulis Oleh: Shabara Wicaksono

Dalam pertemuannya dengan Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya untuk mendukung program pariwisata Indonesia di kantor Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Jakarta Februari lalu, CEO Air Asia Group Tony Fernandes, menyatakan bahwa pertumbuhan maskapai LCC (Low Cost Carrier) tahun 2017 mencapai 32 persen, sedangkan maskapai “full service” hanya 3,5 persen.

Maskapai LCC disebutkan tumbuh meninggalkan jauh maskapai full service.

Berhubung 60% dari rute AirAsia adalah rute baru, pada pertemuan tersebut, pihak AirAsia mengusulkan adanya pengurangan airport tax untuk mendorong pertumbuhan LCC (Low Cost Carrier).

Phinemo mencoba meminta keterangan Head of Communications PT Indonesia AirAsia, Baskoro Adiwiyono, terkait pertumbuhan maskapai LCC apakah berkaitan langsung dengan banyaknya rute baru yang dibuka. Namun hingga tulisan ini diterbitkan, Baskoro belum dapat memberikan konfirmasi resmi.

“Maaf karena kami sedang di Kuala Lumpur, kami tidak dapat memberikan penjelasan untuk saat ini, terkait pertanyaan tersebut (pertumbuhan maskapai LCC- red), akan kami tanggapi secepatnya,” jelas Baskoro melalui saluran telepon, Kamis, (8/3).

Baca juga: Airport Tax Bandara Soetta naik, bagaimana sikap maskapai?

Pada dasarnya, perbedaan terbesar antara maskapai LCC dengan maskapai premium di Indonesia terkait masalah pertumbuhan adalah, pertumbuhan maskapai LCC paling besar ada di kota-kota sekunder. Sementara untuk maskapai premium, kebanyakan dari mereka memfokuskan penerbangan ke kota-kota primer atau ibukota.

Yang terbaru, AirAsia Indonesia telah resmi membuka rute ke dua kota di Pulau Sumatera pada 9 Februari 2018 lalu. Rute tersebut menghubungkan Singapura dengan Medan, Padang , dan Jakarta ke Medan.

Penerbangan dari Singapura ke Medan dan Padang dilayani tiap hari dengan menggunakan Airbus A320 berkapasitas 180 kursi. Sementara penerbangan dari Medan ke Singapura berangkat pukul 05.50 dan tiba pukul 08.15 waktu setempat. Sementara, dari Singapura ke Medan berangkat pukul 12.35 dan tiba pukul 13.00 waktu setempat.

Penerbangan dari Padang ke Singapura berangkat pukul 09.40 dan tiba pukul 11.55 waktu setempat. Sementara dari Singapura ke Padang berangkat pukul 08.55 dan tiba pukul 09.15 waktu setempat.  Sementara itu, AirAsia Indonesia juga kembali membuka penerbangan dari Jakarta ke Medan dengan penerbangan perdana pada tanggal 9 Februari 2018 lalu.

Setelah peresmian rute Padang – Singapura dan Medan – Singapura, total kini AirAsia melayani 7 rute yang menghubungkan Singapura dengan Indonesia. Rute di atas menambahkan rute yang telah beroperasi sebelumnya dari Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta dan Denpasar.

Saat ini, AirAsia telah menghubungkan Singapura ke 15 destinasi, dengan rute antara lain ke Bali, Jogja, Bangkok, Cebu, Kuala Lumpur, Langkawi.

AirAsia mendukung target 17 juta wisatawan mancanegara ke Indonesia

Kunjungan pimpinan AirAsia ke Kementerian Pariwisata saat itu merupakan bagian dari rangkaian roadshow yang dilakukan Menpar Arief Yahya untuk mendapatkan dukungan unsur 3A (Authorities – Airports & AirNavigation – Airlines).

Tony Fernandes mengajukan ide pengembangan terminal khusus LCC di Indonesia. Pengembangan tersebut ia sampaikan khususnya di Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng agar makin memudahkan konektivitas penerbangan internasional ke penerbangan domestik.

Menurut Fernandes, Indonesia tergolong lambat pertumbuhan maskapainya dibandingkan negara lain. Lambatnya pertumbuhan maspakai, dianggapnya disebabkan karena tidak adanya strategi khusus untuk melayani penerbangan LCC.

Negeri Gajah Putih Thailand dijadikan perbandingan oleh Fernandes. Mayoritas maskapai di sana menggunakan pesawat wide body, low cost, sehingga Thailand kini telah membuka bandara terminal khusus low cost.

Di Indonesia, Terminal 2 disarankan oleh Tony Fernandes untuk dijadikan terminal khusus low cost. Alternatif lain, bisa juga dengan membuka kembali Terminal 3 lama sebagai terminal khusus maskapai LCC.

Adanya Terminal LCC menurut Tony Fernandes bisa memperpendek waktu untuk transit, dan memperpanjang waktu untuk berbelanja.

Stansted Airport, London, Inggris, dapat dijadikan benchmark bandara LCC yang baik.

“AirAsia siap untuk mengeluarkan uang banyak, kami membuka jalur Narita-Jakarta dan responnya sangat bagus. Sementara itu, kami juga siap membuka rute penerbangan Jakarta-India,” ujar Tony Fernandes seperti dilansir Antara.

Baca juga: Setelah KA Bandara, Bus Listrik segera digunakan di Bandara Soetta

Pihak AirAsia juga menawarkan untuk membuat keramaian di banyak bandara di Indonesia, contohnya seperti di Bandara Bandung. Di situ, Air Asia menjadi maskapai perintis yang membuka jalur internasional Kuala Lumpur-Bandung yang kemudian diikuti oleh maskapai lain.

Menpar Arief mendukung usulan AirAsia dalam pengembangan bandara LCC di bandara prioritas Indonesia yakni Cengkareng (CGK) dan Denpasar (DPS) serta pengurangan airport tax bagi penumpang LCC untuk mendorong pertumbuhan maskapai LCC.

Menurut Menpar Arief, bisnis TTT (tourism, transportation, dan telecommunication) punya karakteristik yang mirip dengan LCC yang tergantung pada sesi liburan (musim) dan jarak sehingga ada zonasi di dalamnya.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU