9 Hal yang Perlu Diketahui Sebelum Berkunjung Ke Baduy

Perkampungan suku baduy menjadi salah satu tujuan wisata bagi para traveler. Tujuan mereka datang kesana tak lain adalah ingin mengetahui kehidupan mereka, ingin belajar lebih dalam tentang budaya.

SHARE :

Ditulis Oleh: Mia Kamila

Siapa yang tak kenal dengan suku Baduy? Suku pedalaman yang berada di Provinsi Banten. Di tengah kemajuan teknologi, suku Baduy masih mempertahankan kearifan lokalnya. Memegang teguh budaya dan adat yang diwariskan oleh nenek moyang mereka. Menampik segala kemewahan teknologi dan hidup dengan bersahaja di lingkungan, serba manual dan tidak tergiur oleh perkembangan teknologi.

Perkampungan suku baduy menjadi salah satu tujuan wisata bagi para traveler. Tujuan mereka datang kesana tak lain adalah ingin mengetahui kehidupan mereka, ingin belajar lebih dalam tentang budaya. Tak heran, jika tempat ini sering didatangi oleh rombongan wisatawan, para siswa dari berbagai sekolah dan tak mau ketinggalan para mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia.

Selain ingin mengenal tentang budaya yang ada di Indonesia, para siswa tersebut juga dilatih untuk menjadi pribadi yang tegar, sabar dan bijaksana. Menghargai alam dan bersyukur dengan apa yang kita miliki, tentunya.
Taukah kalian, ada beberapa hal yang harus diketahui ketika sedang berkunjung ke Baduy. Agar kalian lebih siap untuk mempersiapkan diri dan kalian bisa nyaman dalam melakukan traveling.

1. Siapkan Kondisi Badan yang Fit

Foto merupakan dokumentasi pribadi penulis

Untuk melakukan perjalanan ke Baduy, pastikan kondisi tubuh kita dalam keadaan sehat dan fit. Bawalah obat-obatan bila diperlukan. Karena untuk menyusuri perkampungan Baduy kita tidak bisa membawa kendaraan. Semua aktivitas dilakukan dengan berjalan kaki dan tidak boleh manja! Semua pengunjung akan menitipkan kendaraannya begitu sampai di Desa Ciboleger. Desa terakhir ketika hendak masuk wilayah Suku Baduy.

Jadi, persiapkan tenaga kalian untuk berjalan berkilo-kilo meter untuk menyusuri kampung Suku Baduy.

 

2. Usahakan Datang dengan Teman Lebih Dari Dua Orang

Foto merupakan dokumentasi pribadi penulis

Mau solo traveling ke Baduy? Sendiri mana asik? Ada baiknya kita pergi ke Baduy rame-rame. Selain akan terasa seru, kita juga bisa berbagi dalam hal membawa bahan logistic. Dengan berbagi kita akan terasa ringan dari segi biaya ataupun barang bawaan. Seperti halnya pergi ke gunung, kita harus kompak dalam tim. Agar perjalanan kita terasa nyaman dan menyenangkan. Lebih baik lagi, jika salah satu diantara kalian bisa berbahasa Sunda.

 

3. Bawa Bahan Logistik

Foto merupakan dokumentasi pribadi penulis

Jangan lupa bawa bahan logistik! Karena jika kita sudah sampai di area perkampungan tidak tersedia pasar ataupun toko klontong yang menjual barang-barang logistik. Masyarakat Baduy pada umumnya membeli bahan makanan di Ciboleger, desa terakhir sebelum masuk perkampungan Baduy luar. Masyarakat baduy menyimpan hasil pertaniannya seperti beras di dalam lumbung padi yang mereka sebut leuit.

Bawalah bahan-bahan mentah seperti beras, mie instan, sayur dan mungkin ikan asin. Konon, masyarakat Baduy suka dengan ikan asin. Nah, bahan-bahan logistic yang kita bawa bisa diserahkan kepada pemilik rumah yang nanti akan kita tinggali untuk bermalam dan istri sang pemilik rumah tersebut akan membuatkan masakan buat kita. Jika saat kita pulang dan ternyata masih ada sisa, bahan-bahan tersebut bisa kita tinggal buat mereka.

 

4. Bawa Peralatan Outdoor

Foto merupakan dokumentasi pribadi penulis

Pertama, kita akan bertemu dengan kegelapan meski nantinya kita berada di tengah-tengah perkampungan. Perlu diketahui bahwa di dalam kampung suku Baduy tidak terdapat aliran listrik. Jadi, kita perlu senter atau headlamp untuk membantu penerangan kita secara pribadi. Pada umumnya masyarakat Baduy luar menggunakan lampu dengan tenga surya yang ia jemur saat siang hari. Sementara masyarakat baduy dalam akan menggunakan sentir berisi minyak sayur. Bisa dipastikan bahwa penerangan sangat minim sekali.

Bawalah kantong tidur! Rumah panggung tempat kita bermalam beralaskan bambu, jadi akan ada angin yang masuk dari sela-sela rongga bambu.

 

5. Pakailah Sandal atau Sepatu Gunung

Sudah tau medan yang dilalui ketika masuk ke Baduy? Karena pemukiman suku Baduy letaknya di lereng gunung Halimun, maka jalur yang kita lalui masih alami. Berbatu, dengan tekstur tanah merah yang licin maka ada baiknya kita menjaga kenyamanan kaki. Gunakan sandal atau sepatu gunung agar tidak terperleset dan bisa menapak dengan kuat.

Namun, faktanya masyarakat Baduy Dalam tidak menggunakan alas kaki ketika melewati medan-medan yang terjal dan licin itu. Karena terbiasa jadi nampaknya mereka merasa nyaman ketika berjalan.

 

6. Untuk Fasilitas MCK, Menginaplah di Baduy Luar

Foto merupakan dokumentasi pribadi penulis

Mungkin kalian akan berfikir bagaimana kita bisa mandi dan membuang air? Karena semua masih serba alami, mayoritas masyarakat Baduy melakukan MCK di sungai. Mandi, cuci piring, cuci baju sampai buang air pun di sungai. Sungai merupakan sumber kehidupan mereka. Lalu bagaimana dengan saya yang tidak terbiasa malakukan semuanya di alam terbuka? Solusinya adalah menginaplah di kawasan Baduy Luar. Karena, pada tahun 2015 terakhir saya datang ke sana, di desa Gajeboh Baduy luar sudah terdapat WC umum yang bisa digunakan untuk mandi sampai buang air.

Menurut informasi warga, WC umun tersebut sengaja mereka buat untuk keperluan para pendatang. Sementara sebagian besar mereka masih melakukan aktivitasnya di sungai. Tapi, kita tidak akan menemukannya di kawasan Baduy dalam yang masih tampak lebih natural dan alami.

 

7. Ajaklah Penduduk Lokal Untuk Mengantarkan Kalian Masuk Baduy Dalam

Foto merupakan dokumentasi pribadi penulis

Semacam tour guide lokal yang akan mengantarkan kita jalan masuk ke kawasan Baduy Dalam. Sebenarnya, jalan menuju Baduy Dalam tidak ada percabangan. Jalan yang dilalui hanya satu. Tidak ada jalan pintas. Seperti kata pepatah Baduy. Lonjor teu menang dipotong, pondok teu menang disambung yang artinya adalah panjang tidak boleh di potong dan pendek tidak boleh disambung. Jadi mereka membuat jalan apa adanya itu. Jika, kita diantar oleh masyarakat lokal, sedikit banyak kita bisa bertanya langsung tentang budaya Suku Baduy.

 

8. Membeli Souvenir di Baduy Luar Dirasa Lebih Murah Dari Baduy Dalam

Foto merupakan dokumentasi pribadi penulis

Tidak lengkap rasanya jika kita berkunjung di sebuah tempat tanpa membeli buah tangan untuk kenang-kenangan. Kita bisa membeli sebuah souvenir yang dibuat oleh penduduk lokal berupa gantungan kunci, gelang, tas, shal, kain tenun dan masih banyak lagi. Souvenir-souvenir tersebut terbuat dari akar dan tumbuhan-tumbuhan. Jangan pula ketinggalan dengan kain tenun khas Baduy yang ditenun langsung menggunakan alat tenun tradisional.

Sedikit pengalaman, bahwa harga souvenir dan kain tenun di Baduy Luar lebih murah dibanding Baduy Dalam. Agak kaget ketika saya iseng membadingkan harga kain tenun dangan ukuran yang sama di Baduy Dalam yang ternyata lebih mahal. Entah kenapa bisa begitu, mungkin karena memegang teguh pepatah Baduy tersebut. Jadi harga yang ada tidak boleh ditawar. Entahlah. Selain itu orang Baduy dalam tidak bisa berhitung meski mereka tahu mata uang.

9. Jangan Keluarkan Kamera atau Peralatan Modern di Baduy Dalam

Foto merupakan dokumentasi pribadi penulis

Jangan tanya alasannya kenapa, kita tidak diperbolehkan mengeluarkan kamera, barang-barang elektronik lainnya. Tapi, memang aturannya seperti itu. Jika kita melanggar kita akan dikenakan sangsi adat dan denda. Hanya di Baduy Dalam saja peraturan itu berlaku. Jika masih berada di kawasan Baduy Luar kita masih bebas menggunakan barang-barang elektronik bahkan kita bisa dengan puas berfoto-foto.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU