Demi Hemat Pengeluaran, Dikembangkan Wacana Pesawat Komersial Tanpa Pilot

54% responden tidak setuju dengan pengembangan ini

SHARE :

Ditulis Oleh: Faiz Abi

(Ilustrasi) Pesawat masa depan. Sumber foto

Zaman memang setiap harinya mengalami perubahan yang menjadi lebih maju dan canggih. Dari media komunikasi hingga transportasi semua terkena dampak globalisasi.

Yang paling hangat adalah adanya wacana pesawat komersial tanpa pilot. Menurut UBS (Bank dari Swiss) pengembangan pesawat tanpa pilot ini dapat menghemat biaya sekitar US$35 milliar bagi industri penerbangan.

Menurut UBS, seperti yang dilansir dalam CNN mengatakan bahwa teknologi yang diperlukan untuk menjalankan pesawat tanpa pilot ini akan bisa dipakai pada tahun 2025. 

UBS juga melaporkan bahwa teknologi yang dikembangkan saat ini akan mampu membantu pilot dalam semua fase penerbangan, dan mencopot semua akses manual pilot dan sistem operasi dalam semua situasi penerbangan.

Saat ini penerbangan komersial sudah dibantu dengan pendaratan yang menggunakan bantuan komputer yang sudah terpasang di kokpit pesawat, dan pilot hanya perlu menerbangkan pesawat secara manual untuk beberapa menit saja. Namun pilot tetap terus memonitor dan mengawasi serta mengarahkan navigasi dan sistem pesawat, berkomunikasi dengan ATC dan mempersiapkan untuk fase penerbangan berikutnya.

Pesawat tanpa pilot bisa menghemat biaya

Pesawat kargo akan menjadi pesawat tanpa pilot pertama, dan pesawat komersial menjadi perhatian terakhir. Dengan pengembangan ini, pilot yang dibutuhkan setiap penerbangan akan berkurang seiring dengan waktu.

Perubahan ini akan membuat industri penerbangan hemat uang dalam jumlah besar. Biasanya satu maskapai paling sedikit mempekerjakan 10 pilot. Dengan adanya pengembangan ini, maskapai akan mengurangi biaya untuk pelatihan, gaji, dan pengeluaran lainnya. Ini juga bisa membantu mengurangi permasalahan kekurangan pilot untuk melakukan penerbangan. Pengembangan pesawat tanpa pilot ini dapat menghemat biaya sekitar US$35 milliar bagi industri penerbangan.

Perkiraan tahunan yang dikeluarkan Boeing, memperkirakan bahwa pesawat penumpang dan kargo akan membeli 41.000 pesawat baru dalam rentang waktu 2017-2036. Artinya, mereka membutuhkan dan perlu melatih 637.000 pilot baru untuk menerbangkan pesawat tersebut.

Hanya 17% orang yang tetap ingin membeli tiket dengan pesawat tanpa pilot

Tapi tetap saja ada masalah yang menghadang dari pengembangan pesawat tanpa pilot ini. Sebuah survey yang dilakukan UBS terhadap 8000 orang, mendapatkan hasil 54% dari responden tersebut tidak ingin bepergian dengan pesawat tanpa pilot ini. Sedangkan hanya 17% orang saja yang tetap ingin membeli tiket untuk melakukan penerbangan.

Selain itu, pengembangan ini juga mendapat tentangan keras dari serikat pekerja pilot. Serikat tersebut mengatakan bahwa di kokpit pesawat ada aturan “four-eyes-rules”, yang artinya harus ada dua pilot yang sedia setiap saat di kokpit pesawat. Jika salah satu pilot merasa lelah atau mengantuk, bisa digantikan dengan anggota kru kabin lainnya.

UBS memprediksi perubahan teknologi ini pada akhirnya akan membuat penerbangan menjadi lebih aman dan meminimalkan kesalahan di kokpit oleh manusia. Penerbangan otonom sudah diuji dan dikonsepkan. Misalnya Lilium Aviation baru-baru ini menguji purwarupa pesawat yang lepas landas dan mendarat secara vertikal (VTOL). Pesawat ini seluruh mesinnya berbasis listrik.

 

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU