Bangga, Hari Ini Dua Pendaki Wanita Indonesia Wanita Sukses Kibarkan Bendera NKRI di Puncak Everest

Dua pendaki wanita Indonesia dari tim The Women of Indonesia’s Seven Summits Expedition Mahitala-Universitas Parahyangan (WISSEMU), Bandung, Fransiska Dimitri Inkiriwang dan Mathilda Dwi Lestari, berhasil mencapai puncak Everest pada Kamis, 17 Mei 2018, pukul 05.50 waktu Kathmandu atau 07.05 WIB.

SHARE :

Ditulis Oleh: Rizqi Y

Dua pendaki wanita Indonesia dari tim The Women of Indonesia’s Seven Summits Expedition Mahitala-Universitas Parahyangan (WISSEMU), Bandung, Fransiska Dimitri Inkiriwang dan Mathilda Dwi Lestari, berhasil mencapai puncak Everest pada Kamis, 17 Mei 2018, pukul 05.50 waktu Kathmandu atau 07.05 WIB.

Kondisi dua pendaki wanita Indonesia sehat dan berhasil mencapai puncak secara bersamaan.

Baca juga: Salut! Kaki Diamputasi, Pria 69 Tahun Ini Akhirnya Sukses Lakukan Pendakian Everest

Fransiska dan Mathilda, 24 tahun, beranjak dari Camp 3 pada Rabu lalu pukul 23.30 waktu Nepal atau Kamis dinihari WIB. Sebelumnya dua pendaki srikandi ini diketahui sudah sampai di Camp 3 di ketinggian 8.300 meter dari permukaan laut (mdpl).

Dari akun media sosial WISSEMU menyebutkan ketinggian di atas 8.000 mdpl biasa disebut dengan death zone. Kadar oksigen yang rendah serta ketinggian yang tidak dirancang untuk tubuh manusia akan menjadi tantangan terberat.

Dua pendaki wanita Indonesia yang sukses kibarkan bendera NKRI di Everest. Foto: WISSEMU

Tak hanya itu, pendaki punya tenggang waktu tertentu agar bisa selamat di titik ini. Pendaki diharapkan tidak berada dalam death zone ini lebih dari 24 jam jika ingin selamat.

Di area zona kematian ini, konon terdapat hampir 300 mayat pendaki yang meninggal akibat beberapa faktor. Ketika memasuki area ini, kadar oksigen yang bisa dihirup hanya 30 persen dibandingkan dengan di dataran rendah. Itulah mengapa pendaki harus menggunakan tabung oksigen saat memasuki kawasan ini.

Baca juga: Mengerikan, Ini Total Sampah yang Tiap Tahun Ditinggalkan Pendaki di Everest

Faktor terbesar kematian pendaki adalah pengaturan napas yang kurang baik, sehingga tabung oksigen habis. Faktor lain antara lain terjatuh dan hipotermia.

WISSEMU juga menuliskan, pada kondisi seperti itu segala hal kecil bisa berdampak besar dan berujung kematian. Beberapa pendaki meninggal hanya karena tertidur ketika pendakian. Jadi mendaki ke Everest memang bukan hal mudah untuk dilakukan.

Dan sekali lagi, kita patut bangga akrena dua pendaki wanita Indonesia telah sukses menyelesaikan misinya untuk menggapai tertinggi dunia, Everest.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU