Padang adalah Ibukota Sumatera Barat, bukan Jam Gadang yang melegenda, juga bukan Lembah Arau yang menakjubkan atau Kelok Sembilan yang mengagumkan. Kota yang cuacanya panas, tapi bikin rindu.
Ya, bagi saya Padang adalah rindu. Kerinduan dibalik tagline-nya “Kota tercinta, kujaga dan kubela”. Setiap sudut kotanya menyimpan cerita yang menyenangkan ditengah hempasan ombak pantai Padang yang mengganas dan cuacanya yang panas.
Maka lupakan sejenak ademnya suasana Bukittinggi dan Lembau Arau atau pemandangan mengagumkan dari Kelok Sembilan, luangkan waktu menjelajahi setiap sudut kota yang terkenal dengan oleh-oleh Bengkoangnya ini.
Mengawali pagi di kota Padang lebih seru dengan joging ke Gunung Padang — atau lebih tepatnya disebut bukit. Berjalan menelusuri pesisir pantai hingga ke Jembatan Siti Nurbaya. Sejenak bayangan saya larut pada kisah Siti Nurbaya karya Marah Rusli, sebuah roman kasih tak sampai, ketika kaki melewati jembatan Siti Nurbaya. Oh, ya di Gunung Padang ini juga terdapat makam yang disinyalir makam Siti Nurbaya.
Menelusuri tepian sungai batang Arau, gunung Padang sudah terlihat dari kejauhan. Sebuah pemandangan yang menyenangkan disela udara pagi yang segar menyambut kedatangan saya.
Terus berjalan, sebuah gapura bertulis objek wisata gunung Padang bukan berarti menandakan bahwa perjalanan sudah selesai. Inilah awal sebuah langkah menemui keindahan kota Padang. Perjalanan ke puncak tidak terlalu ekstrim, sebab tersedia ratusan anak tangga yang sudah dibeton semen. Di sini kamu akan menemukan bungker dan meriam yang merupakan situs peninggalan jaman penjajahan.
Perlu sekitar satu kilometeran atau menapaki 300an lebih anak tangga untuk mencapai puncak, sebuah taman yang disebut taman Siti Nurbaya menanti sekedar tempat leyeh-leyeh. Saya melepas pandangan ke hamparan laut luas Samudera Hindia.
Maka, Keindahan Indonesia bagian mana lagi kau dustai?
Seorang teman menyeletuk bahwa kawasan ini mungkin dulunya tempat yang strategis bagi penjajah sebagai pos pengintai. Namun, bagi saya lebih dari sekedar itu, Gunung Padang bukan sekedar menyimpan cerita sejarah di masa penjajahan, tapi juga kisah cinta melegenda dan menawarkan panorama indah yang tak terbantahkan.
Tips :
1. Gunakan pakaian yang menyerap keringat dan sepatu olah raga
2. Bawalah botol air minum meskipun diatas terdapat warung — namun biasanya kalau terlalu pagi takutnya masih tutup.
3. Hati-hati dengan monyet yang berkeliaran tapi jangan takut. Mereka sudah karab kok dengan pemandang lalu lalang manusia. Asal kita tak menganggu mereka saja.
Menjelang siang di tengah teriknya panasnya cuaca Padang, ademkan hati di sebuah bangunan seperti rumah gadang khas Sumatra Barat dengan taman yang cukup luas. Perkayakan pikiran dengan ragam informasi tentang budaya Sumatera Barat lewat Museum Adityawarman yang terletak di Jl. Diponegoro no.10, Padang.
Alunan musik khas acara pernikahan menyambut langkah kaki saya. Sejenak saya menghempaskan tubuh ke kursi yang disediakan. Melepas pandangan pada ragam etalase yang memanjang manekin yang menggunakan pakaian adat khas minangkabau. Selain itu, juga ada miniatur makanan yang disajikan ketika acara pernikahan.
Setiap daerah di Sumatra Barat ternyata memiliki perbedaan dalam penyelenggarakan pernikahan bertema adat minangkabau. Seperti di Pariaman, ada nasi kuning dengan juadah — ragam kue tradisional yang tak saya pahami. hehehe, tapi waktu kecil saya sempat menikmati kelezatan makanan ini.
Minangkabau menerapkan sistem Matrilineal, di museum ini dipaparkan dengan jelas kegiatan para wanita Minangkabau. Selain itu, juga ada ragam peninggalkan bersejarah dan kehidupan di masa lampau.
Tips :
1. Gunakan pakaian nyaman yang menyerap keringat mengingat kondisi kota Padang yang memiliki cuaca panas
2. Cukupkan baterai ponsel dan kamera sekedar mengabadikan setiap moment. Banyak spot menarik di sini untuk berfoto
Menjelang sore, menelusuri kawasan pondok adalah pilihan yang baik menurut saya saat matahari tak terlalu menyengat. Pondok bisa dikatakan kawasan pecinan kota Padang. Banyak bangunan tua serta ragam pusat kuliner dengan ragam cafe di tempat ini.
Bangunan klasik yang mengagumkan membuat kita terlempar pada zaman Belanda. Sejenak hati membenarkan pada cerita sejarah tentang peranan penting perdagangan Belanda di tempat ini. Saya menyempatkan diri mampir ke Klenteng See Hin Kiong yang terkenal dengan arsitekturnya yang indah.
Tips :
1. Butuh kaki yang kuat untuk menelusuri kawasan yang terkenal dengan kota tua nya ini.
2. Bagi yang muslim berhati-hatilah pada makanan yang tidak ada label Halal.
3. Tunjukan ke Indonesiaan-mu dengan tersenyum ramah
Spot terbaik menikmati keindahan Tuhan bernama sunset adalah Pantai. Berada di pesisir pantai dengan samudra Hindia terbentang luas, inilah anugerah terindah bagi Kota Padang.
Sayangnya abrasi yang parah, membuat sebagian pantai ini tak berpasir. Hanya bebatuan besar yang digunakan sebagai tempat memecahkan hempasan ombak. Tapi bukan berarti hal ini mengurangi kedamaian menikmati sunset.
Aroma khas ikan bakar dan ragam penglihatan street food khas minangkabau seperti Pensi dan Langkitang — sejenis kerang-kerangan — mengugah selera untuk segera melumatinya. Dari deretan cafe yang berada di danau Cimpago — bukan danau dalam artian sebenarnya, hanya seperti buatan sebab tidak terlalu luas, saya menikmati lukisan Tuhan.
Tips :
1. Lazimnya saat berkunjung ke tempat wisata, bertanyalah terlebih dahulu harga makanan yang disajikan atau yang hendak dibeli untuk menghindari penipuan/scam.
Untuk menuju ke tempat ini dari pantai Padang kamu bisa menggunakan jasa ojek atau naik angkot arah pasar raya. Kemudian berhentilah di lampu merah daerah Damar dan berjalan ke arah belakang olo. Tunggu angkot bewarna biru jurusan Lapai dengan mengatakan pada supir angkot,“ mesjid Raya, Pak.”
Masjid Raya Sumatra Barat adalah spot terbaik untuk berfoto dengan redup cahaya lampu dan suasana malam yang indah. Tapi, bagi saya tempat ini berguna melepas lelah dan meluangkan waktu untuk mensyukuri nikmat Tuhan hari ini.
Tips :
1. Jangan melakukan vandalisme di tempat ini termasuk membuang sampah sembarang. Dan jagalah kebersihan di mana pun kamu berada.
2. Bercengkeramalah dengan warga sekitar. Pada umumnya, warga Padang senang mengobrol.