Meniru Soe Hok Gie, Naik Gunung Demi Kebaikan Negeri

Berhentilah saling menyalahkan, mulailah mendaki gunung seperti Soe Hok Gie. Mendaki, untuk mengenal Indonesia lebih dekat lagi.

SHARE :

Ditulis Oleh: Echi

“Dunia itu seluas langkah kaki. Jelajahilah dan jangan takut melangkah. Hanya dengan itu kita bisa mengerti kehidupan dan menyatu dengan alam”

– Soe Hok Gie –

Soe, seorang aktivis dan pencinta alam. Sumber foto

Jika Soe Hok Gie masih hidup sekarang, bisa jadi, dia sangat bangga dengan kamu. Anak muda Indonesia yang menyukai pendakian. Naik gunung, mendekat dengan alam, dan mencintai Indonesia.

Buktinya? Banyak pendaki gunung yang mengunggah foto pendakiannya. Mengibarkan bendera merah putih dengan wajah bangganya. Tak lupa caption tulisan tentang rasa cinta pada negeri Indonesia. Bukankah ini yang diinginkan Soe Hok Gie, mencintai Indonesia dengan cara mendaki?

Tapi sayang, pendakian zaman sekarang belum sepenuhnya seperti yang diharapkan Soe Hok Gie. Ada satu bagian yang sepertinya mulai terlupakan. Tentang tujuan pendakian. Tentang alasan kenapa kamu naik gunung.

Kalau kamu suka naik gunung juga, berikut referensi carrier murah tapi tidak murahan. Klik di sini ya.

Bagi Soe Hok Gie, naik gunung bukanlah pelarian dari carut marutnya dunia perpolitikan. Naik gunung merupakan bentuk pemberontakan Soe pada kemunafikan dan hipokrisi pemerintahan.

Rasa cinta pada Indonesia tak bisa serta merta muncul dari slogan-slogan, tapi dengan mengenal lebih dekat. Mendaki adalah cara dia untuk lebih mengenal Indonesia dari dekat. Agar lebih mengenal bangsa Indonesia yang sesungguhnya. Rasa cintanya pada Indonesia dalam bentu nyata diwujudkan dengan berinteraksi dengan rakyat.

Semua gagasan tentang tujuan pendakian telah dituliskannya dalam catatan harian Soe Hok Gie yang kemudian dibukukan dalam buku berjudul “Catatan Seorang Demonstran”,

“Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami. Kami katakan bahwa kami adalah manusia-manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal objeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung“.

Pendakian zaman sekarang tidak seperti cita-cita Soe Hok Gie?

 

Lebih baik terasingkan daripada hidup dalam kemunafikan. Sumber foto

Seiring berjalanannya waktu dan masuknya berbagai perubahan di Indonesia, naik gunung tak lagi dilakukan atas dasar cinta pada negeri ini. Ya kalau memang benar cinta, gunung tak akan sekotor sekarang, bukan?

Baiklah ini tendensius. Mungkin saya sebut mereka oknum pendaki. Oknum yang jumlahnya sangat banyak.

Ingin tahu apa yang dirasakan pendaki lawas tentang pendakian sekarang ini? Kamu bisa baca dengan klik di sini. 

Oknum-oknum ini, mendaki hanya karena ikut-ikutan. Menjadi latah karena tren yang ada sekarang. Tak ingin ketinggalan zaman, tak mau diabaikan, ingin selalu terlihat di antara kerumunan dengan selalu eksis di media sosial. 

Ada juga yang mengaku sebagai penikmat alam. Mendaki gunung dengan segenap hati, mengikuti perkumpulan pendaki Indonesia, dan sesekali mengadakan jambore antar pendaki.

Lebih menyedihkan adalah mereka yang mendaki tanpa tahu aturan. Mengaku mencintai Indonesia tapi meninggalkan sampah-sampah di gunung.

Soe mungkin bangga dengan banyaknya anak muda yang suka naik gunung. Tapi, kalau melihat pendaki gunung yang sekarang, dia pun bisa jadi kecewa.

Jadilah pendaki yang beretika.

Sudah tak ada waktu lagi untuk saling menyalahkan dengan keadaan gunung di Indonesia sekarang. Kita semua paham, bagaimana kotornya gunung-gunung zaman sekarang. Kita semua tahu, gunung tak lagi seperti dulu. Waktu berlalu, perubahan pun terjadi setiap waktu.

Yang bisa dilakukan sekarang, mulailah mengubah pemahaman tentang tujuan mendaki. Naik gunung lah seperti Soe, mendaki untuk mencintai dan lebih dekat dengan bangsa Indonesia. Mengkritisi peraturan-peraturan pemerintah tentang perlindungan gunung misalnya.

Maka, saya yakin, Indonesia akan punya banyak stock pendaki yang vokal menyuarakan perubahan bagi kebaikan bangsa Indonesia. Bukan seperti sekarang ini, saling mencaci di media sosial. Bukan mencari eksistensi, bukan sekadar mencari kebahagiaan yang hakiki. Mendaki untuk negeri.

Terima kasih Soe Hok Gie.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU