3 Cara Mengembangkan Potensi Daerah Menjadi Pariwisata Unggulan

Evania Mokoginta dan E. Maryani menuturkan bahwa sebelum mengembangkan pariwisata di suatu daerah perlu dilakukan analisis situasional.

SHARE :

Ditulis Oleh: Taufiqur Rohman

Sejak terjadinya krisis moneter di tahun 1997, pemerintah
berupaya untuk terus meningkatkan pemasukan devisa negara. Salah satu upaya
yang terus dilakukan hingga sekarang adalah dengan mengembangkan industri
pariwisata Indonesia. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan ratusan suku
dan budaya memiliki banyak potensi sebagai modal awal mengembangkan industri
ini.

Melalui Kementerian Pariwisata, pemerintah mendorong para pelaku bisnis di bidang pariwisata untuk mengembangkan pariwisata domestik di daerah-daerah yang selama ini masih belum terkekspos oleh publik. Pada tahun 2016 yang lalu, pemerintah bersama pelaku bisnis pariwisata berhasil menyulap kawasan Indonesia Timur menjadi destinasi impian. Lokasi-lokasi seperti Lombok, Sumba, Pulau Komodo, Raja Ampat, dan Teluk Cendrawasih yang dulunya tidak populer kini seolah menjelma menjadi destinasi wisata yang memiliki daya tarik tinggi dan selalu mampu mendatangkan wisatawan dari berbagai penjuru dunia.

baca juga tips mengembangkan bisnis di bidang pariwisata.

Kesuksesan ini yang ingin diulang oleh pemerintah pada lokasi-lokasi
lain di Indonesia. Dalam pengembangan suatu daerah menjadi objek wisata perlu
dilakukan langkah-langkah yang tepat agar tidak memberikan dampak yang negatif
bagi lingkungan sosial masyarakat dan daerah wisata itu sendiri. Dua tokoh
pemerhati masalah pariwisata yaitu Evania Mokoginta dari Universitas
Parahyangan dan E. Maryani dari Universitas Pendidikan Indonesia menuturkan
bahwa sebelum mengembangkan pariwisata di suatu daerah perlu dilakukan analisis
situasional oleh para pelaku bisnis pariwisata untuk menggali potensi wisata
yang ada di suatu daerah. Analisis situasional ini menyangkut tiga hal utama
yaitu:

1. Physical Assesment

Termasuk dalam kategori ini
adalah upaya untuk mencari informasi tentang kondisi tanah, iklim, kualitas
air, temperatur, flora, dan fauna. Tujuan analisis ini untuk mendapatkan
potensi alam dan hayati yang dapat dikembangkan menjadi objek dan daya tarik
wisata andalan suatu kawasan.

2. Social-Culture Assesment

Termasuk di dalamnya
nilai-nilai sosial budaya yang dianut oleh penduduk, sumber utama mata
pencaharian utama, berbagai jenis kesenian yang ada, situ-situs bernilai
sejarah, event budaya yang digelar berkenaan dengan peristiwa tertentu, pakaian
khas, arsitektur rumah adat, dan adat istiadat lainnya. Tujuan utama analisis
ini adalah untuk memperoleh informasi tentang objek dan daya tarik wisata
budaya andalan dan jenis kegiatan pariwisata andalan dan jenis kegiatan
pariwisata yang dapat dikembangkan, tanpa merusak nilai-nilai sosial budaya
yang berlaku.

3. Human Research Assesment

Analisis ini brtujuan untuk
mencari informasi tentang kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang ada
di wilayah perkembangan.informasi yang diperoleh nantinya dapat dimanfaatkan
sebagai dasar pengembangan berbagai program pendidikan dan pelatihan di bidang
pariwisata yang dibutuhkan. Adanya program ini akan membantu penduduk untuk
dapat memanfaatkan berbagai peluang kerja dan berusaha di sektor pariwisata,
sehingga dalam jangka panjang tingkat kesejahteraan penduduk dapat lebih baik.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU