Logikanya, pulau tak berpenghuni akan menghasilkan sedikit sampah. Namun, faktanya pun tak demikian. Ini adalah tentang “Pulau Plastik” Henderson, sebuah pulau kosong di selatan Samudra Pasifik yang dihuni jutaan sampah plastik.
Pulau Henderson bukan destinasi wisata yang dikunjungi para turis untuk liburan. Di sana tak ada aktivitas berwisata atau pun kehidupan manusia. Namun, setiap harinya selalu ada sampah yang mampir ke pulau ini.
Tahun 2015 lalu, seorang peneliti Jennifer Lavers melakukan penelitian ke pulau kecil ini dan merasa kaget dengan apa yang ditemukannya. Lebih dari 37,7 juta sampah plastik berwarna-warni menghiasi bibir pantai.
Arus laut lah yang membawa hiasan untuk Pulau Henderson berupa kantong plastik, botol plastik, gelas plastik, lembaran plastik, ember plastik, sikat plastik, sedotan plastik, keranjang plastik, dan banyak lainnya.
Dari Pulau Henderson kita berpindah ke Bali. Masih ingat video turis asing yang memperlihatkan kotornya bawah laut Manta Point Spot, Nusa Penida Bali?
Video yang diunggah Rich Horner, seorang penyelam Inggris, di akun Facebook dan YouTube tersebut menunjukkan betapa kotornya lautan yang penuh sampah plastik di Bali.
Bahkan, di lautan es benua arktik pun ditemukan fragmen mikroplastik. Melansir dari BBC, nelayan lokal mengaku menemukan sampah plastik hampir di setiap sudut Arktik yang terlihat.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Norwegian Polar Institute kepada Konferensi Arktik Frontiers menunjukkan partikel plastik terikat, mengapung di permukaan, dan ditemukan dalam es yang membeku. Total 234 partikel mikroplastik yang ditemukan hanya mencair menjadi satu liter air es laut Arktik.
Data menunjukkan, jika dikalkulasi secara keseluruhan, total 51 triliun potongan mikrospik plastik atau setara dengan 39 kali Menara Eiffel.
Perkara sampah plastik di lautan sudah menjadi masalah global yang sangat serius. Hewan-hewan laut seperti plankton, ikan, hewan invertebrata, mamalia, dan burung-burung laut mendapatkan dampak negatif dari plastik. Banyak ditemukan kasus hewan-hewan tersebut mati karena perutnya terlalu banyak menelan plastik.
Para peneliti bahkan memprediksi, sampah plastik akan mencapai 4 miliar ton pada tahun 2100 nanti. Bisa bayangkan bagaimana bumi dan lautan yang dipenuhi sampah? Semua makhluk hidup terancam. Jika tak segera diatasi, bisa jadi sampah plastik mengambil alih lahan-lahan kehidupan manusia.
Mari bergerak, mulai dari sendiri dengan melakukan beberapa langkah kecil menjadi traveler yang peduli lingkungan seperti hal berikut ini;
Aktivitas belanja oleh-oleh menjadi sumber penghasilan sampah kantong plastik. Daripada menggunakan kantong plastik yang cuma dipakai sekali, lebih baik membungkusnya dengan reusable bag. Kantong ini bisa Anda gunakan berkali-kali.
Membeli minum kemasan di mini market memang praktis dan tidak merepotkan. Membawa botol dan mengisi ulangnya kembali lebih menghemat biaya perjalanan dan sangat ramah lingkungan. Anda sudah membantu mengurangi sampah plastik.
Reusable bag dan botol minuman sudah menjadi barang yang selalu dibawa traveler. Bagaimana dengan sedotan kaca? Barang kecil ini mungkin sangat jarang dibawa para traveler. Selipkan selalu sedotan pakai ulang dalam ransel dan tolak sedotan plastik.
Snack seperti krakers, biskuit, dan keripik merupakan camilan pengganjal perut saat perjalanan. Sayangnya, camilan-camilan tersebut banyak yang dibungkus dalam kemasan plastik. Salah satu cara untuk tetap bisa menikmati cemilan tanpa menghasilkan banyak sampah plastik adalah dengan membawa camilan sehat seperti buah-buahan. Atau Anda bisa membeli camilan di penjual jajanan retail dengan menyimpannya di reusable pouch.
Cara lain untuk mengurangi sampah plastik adalah dengan membawa lunchbox. Rasa lapar selalu hinggap saat melakukan perjalanan. Membawa bekal makan menjadi penolong perut saat kelaparan. Menyimpan makanan kedalam lunchbox bisa mengurangi sampah plastik.
***
Selamat Hari Kelautan Nasional. Sudah tak ada waktu untuk menunda lagi, bergerak dari sekarang, mulai dari terkecil, dan dijadikan kebiasaan. Jika bukan kita manusia, siapa yang akan menjaga bumi dari kehancuran? Menunggu Avengers datang menyelamatkan?