Kasus Kuda Pingsan di Gili Trawangan, Ini Pendapat Turis Belanda

Femke Monita mengecam kejadian tersebut dan meminta agar pengelola dan pihak yang bertanggung jawab lainnya tak lagi memanfaatkan kuda untuk transportasi.

SHARE :

Ditulis Oleh: Desti Artanti

Seorang turis asal Belanda bernama Femke Monita, memposting sebuah foto yang memperlihatkan seekor kuda di Gili Trawangan pingsan. Dalam akun facebook miliknya, Femke menuliskan keprihatinannya akan kuda yang pingsan karena kelelahan tersebut.

Sudah sejak lama, kuda menjadi andalan masyarakat Lombok untuk menarik Cidomo (alat transportasi sejenis delman) yang khas di Lombok. Moda transportasi andalan di Gili Trawangan tersebut memang kerap digunakan untuk mengantar turis mengelili Gili, atau berfungsi sebagai pengangkut barang.

Namun, dibalik nilai manfaat yang dimiliki Cidomo tersebut, ada sebuah kenyataan miris berkaitan dengan kuda yang menariknya. Seperti yang ditulis oleh Femke, banyak kuda di Gili Trawangan yang terlalu diforsir untuk bekerja atau menarik penumpang saat kondisinya sudah sangat kelelahan.

tangkapan layar postingan Femke Monita.

Sejak diunggah oleh Femke pada Kamis (9/6), postingan tersebut mendapatkan perhatian dari para netizen. Kebanyakan dari mereka mengecam pengelola dan turis yang dianggap tak kasihan terhadap kuda tersebut.

tangkapan layar postingan Femke Monita.

Dalam postingannya tersebut, Femke menjelaskan kronologi kejadian, bahkan meminta bantuan dari para netizen untuk menyampaikan kejadian tersebut ke Menteri Pariwisata Republik Indonesia, Arief Yahya.

“Kami sangat khawatir akan nasib kuda di Gili Trawangan. Kuda ini terjatuh dan keretanya serta orang-orang jatuh menimpa si kuda. Salah seorang penumpang kakinya terluka karena kejatuhan kereta. Kuda yang terluka itu lalu dibangunkan lagi dan dipaksa bekerja lagi, orang-orang tidak diizinkan memberinya air,” tulis Femke dalam akun facebooknya.

Femke menyarankan agar para pemilik hotel maupun pengelola lebih memperhatikan kondisi dari kuda-kuda yang menarik cidomo, Femke bahkan mengusulkan agar transportasi di Gili trawangan digantikan dengan menggunakan powered cart maupun kendaraan bertenaga surya lainnya, mengingat di pulau ini memang tidak boleh ada kendaraan bermotor.

Menurut Anda, apakah solusi yang paling tepat agar kejadian seperti ini tak terulang lagi?

Baca juga:

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU