Pendaki pasti tak asing lagi dengan Gunung Leuser. Ini merupakan gunung di Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser di Provinsi Aceh dan Sumatera Utara yang memiliki ketinggian 3404 mdpl yang juga dikenal dengan kawasan paru-paru dunia. Jalur pendakian Gunung Leuser cukup sulit untuk ditakhlukkan karena medannya berbeda jauh dari jalur pendakian lain di Indonesia.
Pendaki setidaknya harus menemupuh waktu 16 hari untuk naik dan turun. Tracknya pun sangat sadis dan terjal dengan dua pilihan jalur dari arah utara (Desa Kedah) dan jalur Selatan.
Gunung Leuser ini sendiri memiliki tiga puncak, yakni Puncak Leuser, Puncak Loser, dan puncak Tanpa Nama sebagai puncak tertingginya.
Nah, kali ini Phinemo akan memberikan tips dan gambaran umum tentang jalur pendakian Gunung Leuser via Kedah, karena inilah jalur yang kerap menjadi pilihan para pendaki.
Meskipun puncak Gunung Leuser berada di Aceh, namun perjalanan menuju ke basecamp Desa Kedah lebih mudah diakses dari Medan, Sumatera Utara. Untuk bisa sampai ke sana, Kamu cukup naik mobil PO. BTN atau PO. Karisma dengan mobil jenis L300 yang biasanya berangkat dari jam 19.00 WIB.
Mobil ini akan sampai pagi di Desa Kedah dan biasanya supir mobil mau mengantarkan hingga ke dusun titik awal pendakian Gunung Leuser.
Selain itu, Kamu juga bisa sampai ke tujuan dengan angkutan umum regular jurusan Kutapanjang atau Blang Jerango yang berjarak 9 km lalu dilanjutkan naik becak mesin hingga ke Dusun Kedah sejauh 5 km.
Perjalanan dimulai dari Desa Kedah atau rumah porter yang menemati para rombongan pendaki menuju Sinnebuk Green. Dalam perjalanan pemandangna berupa bentangan perkebunan penduduk hingga menyeberangi sungai dan mulai memasuki hutan rapat dengan waktu sekitar 1 jam.
Di sana terdapat Sinnebuk Green, berupa kawasan untuk istirahat dengan lima buah bangunan berteduh.
Pada perjalanan ini Kamu akan mendapati tanjakan yang menguras tenaga dan mental. Adapula tanjakan yang cukup dilalui ketika mendekati kawasan Tabacco Hut, penduduk menamainya dengan Tanjakan Pantat.
Jika sudah hampir sampai kawasan Pos Tabacco Hut, ditandai dengan bentangan kebun tembakau milik penduduk. Menurut cerita, ini adalah lokasi perang saat konfluk Aceh di masa lalu.
Setelah melewati bentangan kebun tembakau, Kamu akan menuruni beberapa tebing yang akan mengantarkanmu ke Pintu Rimba, batas vegetasi hutan lebat Gunung Leuser.
Setelah sampai di Pintu Rimba, jika berjalan sedikit Kamu akan menemukan Simpang Angkasan. Ini merupakan sebuah persimpangan yang mengantarkanmu ke Puncak Angkasan.
Sudah hampir gelap, bergegaslah ke Camp I. Medannya tidak terlalu terjal dengan vegetasi rapat dan udara yang cukup lembab dan pemandangna pohon yang penuh dengan lumut khas hutan hujan tropis pada umumnya.
Area camp ini cukup luas dengan daya tampung sekitar 10 tenda. Di sini aman karena Kamu bisa menemukan sumber air untuk mengisi bekal minum.
Bangun pagi, jangan lupa sarapan dan melanjutkan perjalanan ke Puncak Angkasan. Medannya berupa jalur sempit diapit jurang kanan dan kirinya. Pendaki harus berhati-hati saat musim hujan karena jalurnya cukup licin dengan ranting-ranting pohon yang menjulur ke jalur pendakian.
Setelah empat jam perjalanan, Kamu akan menemukan mendapati daratan yang cukup luas untuk mendirikan tenda sekitar 4 tenda. Jika cuaca sedang cerah, dari pos ini Kamu bisa melihat puncak Leuser.
Lanjutkan perjalananmu menuju pos selanjutnya dengan menuruni track terjal dengan vegetasi tertutup dan diselimuti lumur. Perjalanan dengan medan ini membutuhkan waktu 2 jam an. Jadi sabar ya.
Setelah puas dengan jalan berlumut, Kamu akan disambut dengan jalur perbukitan yang identik dengan ilalang-ilalang tinggi Pos Kayu Manis II. Jalannya tidak begitu jelas karena ilalang terlalu tinggi dan membutuhkan waktu sekitar 2 jam.
Setelah melewati Kayu Manis II, jalanan akan menurun kemudian najak drastis. Setelah itu, Kamu akan menemukan pemandangan terbuka dengan area yang cukup luas untuk membangun tenda, sekitar 5 tenda.
Lanjutkan perjalanan ke Lintas Badak. Ini merupakan kalur menurun tajam licin karena ditumbuhi oleh lumut dan beberapa pohon besar dan tumbuhan rotan yang menghalangi jalan membuat pendaki harus berhati-hati.
Setelah melakukan perjalanan sekitar 2 jam, sampailah di Lintasan Badak berupa lahan terbuka dan tidak terlalu luas.
Selama menuju Papanji, jalur yang akan dilakui adalah track terjal naik – turun pegunungan dengan vegetasi sangat tertutup. Jalur pendakian cukup kurang jelas sehingga pendaki harus teliti dan berhati-hati.
Pada pos Papanji ini Kamu akan dibawa ke Hutan Papanji yang merupakan habitat Harimau Sumatera sehingga pendaki dilarang melintas sendiri di hutan ini agar tidak terkena serangan harimau.
Di sini terdapat genangan air besar yang bisa menjadi tempat isi air minum. Bagi traveler yang naik dilarang isi air pada sore dan pagi karena pada waktu itu harimau sedang mencari minum di sana.
Medan dari Pos Papanji ke Blangbeke berupa vegetasi rapat naik turun pegunungan. Ketika mendekati Pos Blangbeke, traveler akan menjumpai Padang Rumput luas dengan bebatuan vulkanik, di sini kadang terlihat jejak harimau Sumatera. Inilah tempat di mana si harimau sering berkeliaran.
Pos Blangbeke berada di tengah padang rumput luas nyaman dengan sumber air dan sumur yang sengaja digali. Sumur ini kemungkinan kering ketika musim panas.
Dalam perjalanan menuju Camp Alas, Kamu akan diuji untuk berhati-hati karena harus melewati 3 aliran sungai. Airnya cukup dingin dengan pijakan batu yang cukup licin. Bila hujan deras kawasan ini akan banjir bandang, lebih baik tunggu hingga surut agar perjalanan aman terkendali.
Setelah melewati sungai terakhir, maka Kamu bisa camping di Campa Alas. Ini adalah hamparan rumput luas yang sering digunakan untuk mendirikan tenda. Di sini terdapat sumber air sehingga nyaman.
Perjalanan camp Alas ke Pos Kuta Pajang cukup unik dengan medan hutan pohon perdu dan padang rumput. Pos ini sendiri merupakan puncak sebuah bukit yang memiliki pemandangan sedikit terbuka.
Setelah melewati pos Kuta Pajang, Kamu harus menuruni bukit kemudian masuk ke hutan hingga sampai ke Kolam Badak berupa danau besar yang konon menjadi tempat berkumpulnya gerombolan badak Sumatera.
Pos Bivak I tidak berbeda jauh dari sebelumnya dengan vegetasi rapat dan ada beberapa pohon tumbang yang menghalangi perjalanan. Namun mendekati pos Bivak I terdapat padang rumput luas dengan dominasi pohon perdu. Pendaki biasanya akan sampai di daerah ini saat hari ke 6 atau 7 pendakian.
Lalu perjalanan dilanjutkan ke Camp Putri. Untuk bisa sampai di sini pendaki tidak akan terlalu menanjak, namun tetap berhati-hati karena jalurnya berupa jurang curam dengan kabut tebal.
Sesampainya di Camp Putri ini pendaki akan disuguhi dengan pemandangan indah dengan gugusan puncak Gunung Leuser.
Setelah sampai di Camp Putri, jalur akan menurun ke gunung Bivak, konon Bivak Kaleng ini dahulu digunakan jaman penjajahan Belanda dan tempat ngedrop makanan bagi tentara Belanda.
Setelah melewati Bivak Kaleng, Kamu harus menanjak tanjam melewati pepohonan perdu dengan jurang dalam di kanan. Sesampainya di pos Bivak Batu, Kamu akan mendapatkan tempat istirahat dengan area yang cukup luas dengan pemandangan puncak Loser.
Perjalanan menuju pos Simpang Tanpa Nama ini melewati dua aliran sungai kecil bernama Krueng Kruet dan Krueng Kruet II. Setelah sampai si persimpangan tanpa nama ini ambil jalan ke sebelah kiri maka Kamu akan menuju ke Puncak Loser.
Di Puncak Loser Kamu akan mendapati kawasan pos Lapangan Bola luas dengan kontur tanah yang kering dan padat. Di sini seringkali terlihat Harimau Sumatera terlihat.
Perjalanan terakhir memang harus penuh rintangan, di sini Kamu akan diuji menuju perjalanan ekstrem di mana jalur dihiasi dengan kerikil kecil dan kabut menuju ke Puncak Leuser.
Setelah menuju Puncak Leuser, cobalah untuk datang ke Puncak Tanpa Nama sebagai ujung perjalananmu. Ini adalah puncak tertinggi dengan are yang sangat luas dengan pemandangan indah gugusan puncak Loser dan Leuser dari kejauhan.
Jika Kamu berencana untuk mendaki Gunung Leuser lebih baik persiapkan fisik terlebih dahulu, karena setidaknya butuh waktu setengah bulan untuk naik dan turun gunung ini. Selain itu lengkapi juga data dan keperluan pendakian agar keselamatan tetap terjaga. Berikut ini daftarnya: