Jalan Utama Wonosobo-Dieng Resmi Ditutup Selama 25 Hari, Ini Penyebabnya

Jalan utama Wonosobo - Dieng ditutup, ini alternatif jalan lainnya!

SHARE :

Ditulis Oleh: Rizqi Y

Longsor Desa Tieng yang cukup parah tahun lalu. Sumber foto

Tahun 2016 lalu jalan utama dari Kota Wonosobo menuju Dataran Tinggi Dieng sempat mengalami kerusakan karena longsor yang cukup parah di Desa Tieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Meski sudah diperbaiki, namun usaha untuk memperkuat badan jalan terus dilakukan sampai dengan tahun 2017. Bahkan di bulan Agustus ini, Bina Marga Jawa Tengah wilayah Wonosobo secara resmi telah menutup jalan utama Wonosobo menuju ke kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng untuk memperlancar proses perbaikan ruas jalan. 

Rencananya penutupan jalan ini akan dilakukan selama 25 hari dan berlaku untuk kendaraan roda empat

Penutupan jalan guna memperlancar proses perbaikan fasilitas jalan utama menuju kawasan wisata Dieng ini nantinya akan dilakukan selama 25 hari. Harapannya, dalam 25 hari ini semua proses perbaikan diharapkan sudah selesai. Sehingga akses jalan pun sudah dapat digunakan kembali. 

“Penutupan sudah dilakukan dari tanggal 10 Agustus 2017 dan akan dibuka kembali tanggal 3 September. Rencananya penutupan jalan ini akan berlangsung selama 25 hari,” ungkap Sujito, Kasubag TU BPT Bina Marga Jawa Tengah wilayah Wonosobo. 

Adapun kendaraan yang tidak diizinkan melintas sama sekali adalah kendaraan roda empat. Sedangkan untuk kendaraan roda dua seperti sepeda motor masih diizinkan melintas di jalur utama Wonosobo – Dieng ini. Namun pastinya para wisatawan yang mengendarai sepeda motor tetap harus berhati-hati saat melintas di area perbaikan jalan ini. 

Tak hanya perbaikan jalan dengan cara dibeton, tapi akan ada juga pemasangan jembatan bailey

“Perbaikan jalan nanti akan dibeton dan juga dipasang jembatan bailey di bagian atas, karena memang daerah ini sangat rawan longsor,” jelas Sujito.

Jadi nantinya jalan raya di kawasan Tieng ini akan dibeton supaya lebih kuat dan tidak mudah longsor. Selain itu, untuk menanggulangi jalan longsor Bina Marga Jateng wilayah Wonosobo juga berencana untuk memasang jembatan bailey di bagian atasnya.

Jembatan bailey ini merupakan jembatan rangka baja ringan berkualitas tinggi dan mudah dipindah-pindah (movable). Jembatan bailey ini bisa dibilang sangat membantu untuk daerah-daerah yang rawan longsor atau rawan bencana alam lainnya.

Misalnya terjadi longsor tiba-tiba di kawasan Tieng, maka para wisatawan yang terjebak di sekitarnya bisa segera diselamatkan dengan akses jalan melalui jembatan bailey ini. Tak perlu menunggu waktu lebih lama dengan memutar jalur via Banjarnegara.  

Alternatif jalan lain untuk wisatawan yang ingin berkunjung ke kawasan wisata Dataran Tinggi Dieng

Untuk wisatawan yang berencana berkunjung ke Dieng dalam waktu dekat ini dan kebetulan menggunakan mobil, akan lebih baik untuk menghindari jalur Wonosobo – Dieng. Untuk sementara semua kendaraan roda empat yang mengarah ke Dieng akan dialihkan lewat Banjarnegara

Sebetulnya waktu tempuh Wonosobo – Dieng dan Wonosobo – Banjarnegara – Dieng tidak terlalu terpaut jauh. Kalau biasanya waktu tempuh Wonosobo – Dieng mencapai 1,5 jam, maka untuk waktu tempuh Banjarnegara – Dieng sekitar 2 jam. Terpaut 30 menit jika jalanan lancar dan tidak macet. 

“Malah lebih enak lewat Banjarnegara sebenarnya. Karena kan kalau lewat sana jalannya lebih luas,” jelas Sujito pada tim Phinemo.

Untuk wisatawan yang berniat berkunjung ke Dieng via Banjarnegara, bisa memilih jalur Karang Kobar – Batur. Sedangkan jika wisatawan berasal dari daerah di kawasan Pantura, maka bisa menuju Dieng lewat Kabupaten Batang menuju ke selatan arah Batur Banjarnegara.

Alternatif lain jika wisatawan tetap ingin lewat jalur utama Wonosobo – Dieng adalah, mereka yang membawa kendaraan roda empat harus memarkir kendaraan mereka di area kawasan gardu pandang Tieng, Kejajar. Nantinya para wisatawan ini akan dilansir menuju ke Dieng menggunakan angkutan yang sudah disediakan di seberang jalan. 

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU