Hukuman Buat Pendaki Nakal Pemetik Edelweiss Memang Perlu, tapi Edukasi Lebih Penting

Edelweiss-ku sayang, edelweiss-ku malang

SHARE :

Ditulis Oleh: Johan Vembrianto

Panen edelweiss nih

Kasus “panen edelweiss” berbagai gunung yang diekspos di sosial media belakangan ramai jadi omongan. Banyak yang kesal, nggak sedikit yang mengumpat dengan tingkah oknum pendaki nakal. Dampaknya? Pengelola Balai Taman Nasional “latah” dengan tegas menghukum pelaku. 

Balai Taman Nasional Gunung Rinjani menjadi pelopor penegakan hukum perlindungan taman hutan raya dan taman wisata. Para pelaku pemetikan edelweiss illegal diancam nggak boleh mendaki Gunung Rinjani lagi. Kabar terakhir, pelaku hanya diberi sanksi sosial dengan dijadikan duta edelweiss. 

Sedangkan, Taman Nasional Gunung Bromo Tengger Semeru memberlakukan hukuman yang sedikit bikin jera. Belum lama, seorang pendaki nakal yang ketahuan mengambil edelweis di sekitar Ranukumbolo dihukum memunguti salvinia di Danau Ranupani. Yah, seenggaknya hukuman ini bisa bikin mereka mikir dua tiga kali buat ngambil edelweiss lagi.

Yang lebih ekstrem, peraturan yang dikeluarkan Taman Nasional Tambora. Kepala TU Taman Nasional Tambora, Deni Rahadi menyatakan bakal mem-blacklist pendaki nakal yang memetik edelweiss. Kalau sampai melanggar, pendaki nakal bakal dapat hukuman larangan mendaki di semua gunung di Indonesia. Ngeri. 

Keputusan tepat yang sudah ditempuh pengelola Taman Nasional 

Indahnya edelweiss di Gunung Ciremai

Tindakan yang dipilih pengelola taman nasional tersebut pada dasarnya sudah sesuai. Karena sejatinya, mencabut edelweis telah melanggar Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 ayat 3, yang berbunyi “Dilarang membawa, mengeluarkan, dan mengangkut tumbuh-tumbuhan dan satwa liar yang tidak dilindungi undang-undang yang berasal dari dalam kawasan tanpa izin pejabat.”

Anyhow, memang sudah seharusnya seperti ini bukan? Demi gunung yang kita cintai, aturan keras perlu ditegakkan.

Penegakan aturan yang tegas ini pun disambut sorak sorai pendaki yang geram dengan ulah pendaki nakal yang mencabut tanaman edelweiss sembarangan. Kamu pun pasti sangat lega, akhirnya ada tindakan serius buat pendaki nakal. Kami pun. Karena tegasnya pemberlakuan hukuman ini bakal bikin jera. Pun jadi sarana pembelajaran buat para pendaki lainnya agar nggak melakukan hal serupa. 

Tapi, apakah penegakan hukuman bisa menuntaskan masalah “panen edelweiss” illegal? 

Mengintip Merapi dari padang sabana dan edelweiss Merbabu

Mungkin, di antara Kamu menjawab, bisa saja, asalkan penegakan hukuman tersebut dilakukan di semua balai taman nasional di Indonesia. Semua masalah pemetikan edelweiss illegal beres. 

Bener juga sih, dampaknya bakal bikin orang takut buat melanggar aturan karena terancam kena sanksi sosial yang memalukan bahkan sanksi pidana. Tapi, apakah hukuman tersebut mengedukasi? 

Yang ditakutkan, mereka akhirnya berhenti memetik edelweiss secara illegal hanya karena takut, bukan karena paham betapa pentingnya menjaga kelestarian hidup edelweiss di gunung. Maka, hukuman saja nggak cukup. Edukasi pun perlu dilakukan. 

Apalagi, sekarang ini gunung sudah menjadi tempat wisata. Di mana setiap orang bisa dengan mudah masuk ke sana. Nggak perlu jadi anak pencinta alam dulu supaya bisa naik gunung. Nggak perlu tahu ilmu pendakian buat bisa menggapai puncak. Bahkan Kamu nggak perlu beli peralatan gunung yang lengkap buat bisa mendaki.  

Pentingnya edukasi tentang pendakian saat gunung sudah jadi tempat wisata 

Ayo jaga edelweis sama-sama! Sumber foto

Alangkah baiknya, pemberian hukuman tersebut dikuatkan juga dengan pemberian edukasi. Menuliskan larangan pemetikan edelweiss dan memasangnya di pos-pos pendakian rasanya masih kurang efektif. Apalagi, papan tersebut hanya berupa larangan tanpa ada penjelasan yang mendalam kenapa dilarang memetik edelweiss? Kami yakin, di antara Kamu pun masih ada yang belum paham “kenapa sih dilarang ngambil edelweiss di gunung dilarang, bukankah di Dieng banyak yang jual”?

Menempelkan aturan larangan mencabut edelweiss atau pun memblacklist pendaki nakal hanyalah tindakan yang sifatnya preventif. Nggak bisa bertahan lama. Kalau ketahuan ya dihukum, kalau nggak ada yang tahu pun bisa bebas dari sanksi. 

Maka, baiknya pengelola taman nasional turun tangan bersama para pegiat kegiatan alam bebas untuk mengedukasi pentingnya menjaga gunung, bukan cuma edelweiss. Misalnya bikin talk-show di basecamp-basecamp. 

Lalu, Kamu para pendaki yang sudah mulai sadar pentingnya menjaga gunung, menghakimi dan menghujat pendaki nakal nggak nyelesein masalah. Yok, lakukan perubahan demi gunung-gunung kita tercinta. Mulai lah dari diri Kamu sendiri. Lalu, sebarkan virus kebaikan di sekitarmu.

Sepele, Kamu bisa menyebarkan virus perubahan dari sosial mediamu. Posting foto pendakian dengan caption yang mengedukasi, bukan sekadar kata-kata puitis yang mendayu-dayu. Pungut lah sampah di sepanjang jalur pendakian semampumu. Ingatkan lah mereka yang tertangkap basah mengambil edelweiss dengan kalimat yang santun, bukan langsung menghakimi. 

***

Jadi, kalau Phinemo bikin talk show bahas pentingnya melindungi edelweiss, Kamu mau ikutan nggak?

View Results

 Loading …
SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU