Gunung di Bawah 2.500 Mdpl dengan Trek Pendakian Terjal

Deretan gunung di bawah 2.500 mdpl yang menantang dengan trek pendakiannya yang terjal dan ekstrem. Kecil-kecil cabai rawit!

SHARE :

Ditulis Oleh: Rizqi Y

Indonesia termasuk salah satu negara cincin api, di mana dari ujung barat hingga ujung timur terbentang ratusan gunung berapi yang masih aktif. Tak hanya gunung berapi, kontur geografis di Indonesia juga divariasi pegunungan, perbukitan dan dataran rendah. Ini membuat Indonesia kaya akan gunung dengan variasi ketinggian yang beragam, termasuk yang berketinggian di bawah 2.500 mdpl. 

Gunung dengan ketinggian dibawah 2.500 memang cocok untuk para pendaki pemula. Tapi beberapa gunung dengan ketinggian dibawah 2.500 mdpl juga cukup sulit dijangkau karena medannya yang berat dan elevasi treknya yang cukup terjal. 

Baca juga: Memilih sepatu gunung itu sama susahnya seperti memilih jodoh, cara ini bisa membantumu dalam memilih sepatu yang “pas”

Berikut adalah beberapa gunung di bawah 2.500 mdpl yang cukup sulit untuk didaki:

1. Gunung Andong via Kudusan yang akan sangat menguras tenaga

Panorama dari puncak Gunung Andong. Foto oleh Shabara Wicaksono/Phinemo.com

Jangan anggap remeh Gunung Andong, apalagi kalau mendaki lewat jalur Kudusan. Andong merupakan salah satu gunung gunung dibawah 2.500 mdpl yang berada di Kabupaten Magelang. Ketinggian Gunung Andong hanya berkisar di 1726 mdpl. Memang gunung ini cukup mudah dilalui jika lewat jalur pendakian Sawit. Bahkan kadang banyak anak-anak kecil atau anak sekolah yang naik ke gunung ini hanya dengan berbekal air minum dan cemilan. 

Tapi jika ingin merasakan trek yang menantang di Gunung Andong maka cobalah untuk mendaki lewat jalur Kudusan. Trek ini jarang sekali dilewati pendaki karena memang berat untuk dilalui. Diawal rute pendaki akan disuguhkan trek yang langsung menanjak di hutan pinus. Makin ke atas elevasi makin miring hampir 75 derajat. Kondisi treknya pun rawan longsor dan licin. semakin mendekati puncak tanjakan semakin tinggi, bahkan hampir sepaha orang dewasa. 

Jika waktu tempuh mendaki normal lewat Sawit hanya 1 jam, maka lewat Kudusan pendaki butuh waktu 2,5 jam. Itu pun bagi pendaki yang sudah terbiasa dengan medan berat.

2. Gunung Ungaran dengan trek yang menantang saat menuju puncak

Peta jalur pendakian Gunung Ungaran.

Gunung Ungaran merupakan salah satu gunung yang cukup terkenal di kalangan pendaki, khususnya di Jawa Tengah. Ketinggiannya sekitar 2.050 mdpl dan memiliki beberapa jalur pendakian, seperti jalur Mawar, Medini dan Gedong Songo. Jalur yang paling banyak dilalui pendaki biasanya adalah jalur Mawar atau Jimbaran. Jalur ini memang cukup landai, terutama dari basecamp Mawar hingga ke Desa Promasan. Sedangkan untuk jalur Medini biasanya banyak pendaki yang jalan kaki atau naik kendaraan hingga ke Desa Promasan. 

Jalur Gedong Songo merupakan jalur yang paling terjal. Dari awal titik pendakian, pendaki akan melewati kawasan percandian bersejarah dengan trek yang terjal hingga ke area puncak. Tapi jalur ini memang lebih pendek dibanding jalur lain. 

Berbeda dengan jalur Mawar dan Medini, kedua jalur ini akan menemui trek terjal dengan elevasi hampir 75 derajat saat menuju puncak dari Desa Promasan. Jadi jangan sepelekan Gunung Ungaran meski ketinggiannya hanya 2.050 mdpl. 

3. Gunung Penanggungan yang hanya punya sedikit “bonus” untuk para pendaki

Gunung Penanggunggan sangat menantang! Foto oleh Retno D Setyarini/Kontributor Phinemo.com

Gunung Penanggungan sering kali dijadikan pelarian bagi pendaki asal Jawa Timur yang tak punya banyak waktu luang untuk bercumbu dengan alam. Gunung ini berada di Kabupaten Pasuruan dan Mojokerto. Ketinggian gunung ini memang dibawah 2.500 mdpl, yaitu sekitar 1.653 mdpl. 

Gunung Penanggungan ini bisa ditempuh dengan empat jalur yaitu jalur Tamiajeng, Jolotundo, Kunjoro Wesi dan Gajah Mungkur. Jalur yang paling sering dilewati pendaki adalah jalur Tamiajeng, karena merupakan jalur resmi yang memiliki waktu tempuh pendakian paling singkat. 

Melewati jalur Tamiajeng pendaki akan menemukan jalur yang cukup landai antara basecamp hingga pos 2. Setelah melewati pos dua pendaki akan menemui tanjakan dan sedikit sekali bonusnya. Kemiringan trek juga bervariasi, serkisa antara 30 derajat sampai hampir 80 derajat. Kondisi treknya curam, berbatu dan licin apalagi saat musim hujan. Jadi meskipun Gunung Penanggungan tak terlalu tinggi namun harus tetap berhati-hati. 

Baca juga: 6 Barang yang bisa disiasati agar beban pendakianmu tak terlalu berat

4. Gunung Bukit Raya, puncak tertinggi di Kalimantan dengan jalur pendakian yang ekstrem

Jalur pendakian Bukit Raya. Sumber

Gunung Bukit Raya yang terletak di perbatasan Kalimantan Barat dan Kalimantan tengah dengan ketinggian 2.278 mdpl. sebetulnya puncak tertinggi gunung ini adalah Puncak Kinibalu, namun area ini sudah masuk dalam kawasan Malaysia, jadi puncak tertinggi di Indonesia hanya di Bukit Raya. 

Meski hanya berketinggian 2.278 mdpl, namun Gunung Bukit Raya memiliki trek pendakian yang cukup ektrem dan memakan banyak waktu. Hutan lebat dan kadang jalur pendakian sudan taklagi berwujud jalan jadi tantangan tersendiri untuk pendaki. Melewati sungai dan trek yang curam juga menjadi satu rintangan yang harus dilalui saat mendaki ke Bukit Raya. 

Total waktu tempuh normal untuk mendaki gunung ini adalah lebih dari 12 jam, itu pun jika pendaki sudah terbiasa dengan pendakian berat. Pendaki juga akan dihadapkan pada vegetasi hutan berlumut yang begitu sulit untuk dijangkau. Bagaimana, tertantang untuk mendaki ke Bukit Raya?

5. Gunung Tambusisi dengan jalur pendakian super panjang

Gunung Tambusisi. Sumber

Gunung Tambusisi merupakan gunung dengan ketinggian 2.422 mdpl dan berada di Kecamatan Bungku Utara, Kabupaten Morowali Utara. Pendakian gunung ini mulai dikenal pendaki sejak dirintisnya jalur pendakian oleh Mapatechno Untad yang melakukan ekspedisi bersama Kpa Anak Alam Morowali tahun 2012 lalu. Sejak saat itulah Gunung Tambusisi mulai banyak didaki oleh pendaki. 

Pendakian Gunung Tambusisi dimulai dari Pelabuhan Kolonodalke menuju ke Desa Tambayoli. Lalu pendaki harus mendaki menuju ke Dusun Kabalo. Pendakian Gunung Tambusisi ini menghabiskan waktu sekitar 6 hingga 7 hari pulang pergi. 

Sepanjang perjalanan pendaki akan melewati vegetasi hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung. Dengan melihat potret Gunung Tambusisi pastinya trek yang akan dilewati adalah jalur hutan  lebat yang jarang terambah pendaki. 

6. Gunung Sibayak, cocok untuk pemula yang ingin rasakan medan pendakian cukup terjal

Tertarik mendaki Gunung Sibayak? Foto oleh Elvi Zakiyah/Kontributor Phinemo.com

Kalau di Jawa ada Gunung Salak yang disebut ramah pemula, di Sumatera Utara ada Gunung Sibayak. Kedua gunung ini memiliki tinggi yang hampir sama, sekitar 2200 meter di atas permukaan laut. Sibayak adalah gunung yang terletak di Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara. Termasuk ke dalam jenis stratovolcano atau gunung berapi aktif namun aman bagi siapa saja untuk mengunjunginya.

Jalur yang biasa dipakai pendaki adalah jalur Bambu yang cukup menanjak namun tak terlalu terjal. Waktu tempuhnya sekitar 4 jam dengan sedikit istirahat. Atau untuk pendaki pemula yang ingin rasakan trek menanjak lebih terjal maka bisa lewat jalur 54. Waktu tempuh normal pendakian lewat jalur 54 adalah 5 jam. 

7. Gunung Batur Bali yang sering dianggap mudah untuk didaki tapi ternyata…

Pendakian Gunung Batur. Sumber

Banyak yang bilang kalau Gunung Batur di Bali merupakan gunung yang sangat cocok untuk pendaki pemula. Treknya tak terllau sulit dilalui. Nyatanya gunung dengan ketinggian 1.717 mdpl ini mempunyai trek yang cukup terjal, berbatu dan licin. Meski semua itukembali pada kemampuan masing-masing pendaki tapi Gunung Batur memang tak boleh disepelekan. 

Bagi pendaki yang sudah sering mendaki, biasanya dibutuhkan waktu sekitar 2,5 jam untuk mencapai puncak. Tapi bagi yang benar-benar pemula akan memakan waktu lebih. Bahkan ada juga para pendaki yang hanya mampu sampai di pos 1 saja. 

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU