Gelang Khusus Untuk Pengunjung Bromo Akan Diberlakukan Mulai 1 April 2018

Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru akan memberlakukan peraturan penggunaan gelang khusus aneka warna untuk pengunjung. Selain itu, akan diberlakukan pembatasan jumlah pengunjung di titik-titik tertentu.

SHARE :

Ditulis Oleh: Shabara Wicaksono

Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) akan memberlakukan penggunaan gelang khusus sebagai tanda masuk kawasan Gunung Bromo per 1 April 2018. Gelang khusus tersebut bertujuan untuk mencegah kebocoran tiket dan menjaga kawasan konservasi itu dari tangan-tangan nakal.

Gelang khusus untuk pengunjung Bromo akan dibedakan warnanya sesuai lokasi kunjungan. Foto oleh Erin Ariane/Kontributor Phinemo.com

Baca juga: 10 spot foto di Bromo agar hasil foto lebih instagramable

Kepala Balai Besar TNBTS, John Kenedie mengatakan, rencana pemakaian gelang khusus tersebut sesuai dengan Rapat Koordinasi (Rakor) Pelaku Jasa Wisata Alam yang dilakukan di Bromo Permai Cemorolawang, Desa Ngadisari, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, pada 24 Januari 2018 lalu.

Dalam rakot itu juga disepakati adanya pembatasan jumlah pengunjung pada spot-spot wisata di kawasan TNBTS. Penerapan pembatasan pengunjung berdasarkan kuota sesuai hasil kajian daya dukung pada tahun 2017. Rencana, pembatasan jumlah pengunjung itu juga akan dimulai pada 1 April 2018 mendatang.

Untuk Bukit Teletubies, jumlah pengunjung dibatasi sebanyak 3.199 orang per hari, sementara Bromo-Laut Pasir 5.806 orang per hari. Selanjutnya, untuk View Point Pananjakan adalah sebanyak 892 orang per hari, Bukit Kedaluh (Bukit Kingkong) 434 orang per hari, serta Bukit Cinta 141 orang per hari.

Bila gelang khusus sudah berlaku, John mengatakan setiap pengunjung yang memasuki Bromo akan menggunakan warna gelang berbeda yang disesuaikan dengan lokasi kunjungan.

Pembatasan jumlah pengunjung bertujuan untuk melindungi, memelihara, dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Alam (SDA) secara lestari.

Pembatasan juga bermaksud untuk mengubah perilaku yang akan membentuk sikap memiliki kepedulian, tanggung jawab, dan komitmen terhadap pelestarian (prinsip kesakralan).

Baca juga: 5 hal yang harus diketahui sebelum liburan ke Bromo.

“Selain itu penerapan booking online juga akan dilakukan secara bertahap, di mana booking online sebesar 50 persen,” ujar John Kenedie.

Selain itu, mampu memberikan kepuasan kepada pengunjung melalui standar pelayanan kegiatan rekreasi–wisata yang memadai.

“Permasalahan yang dihadapi akan diselesaikan bersama dengan membangun komitmen. Serta mentaatinya dalam rangka mewujudkan manfaat berkelanjutan bagi masyarakat desa penyangga sekitar kawasan konservasi Gunung Bromo,” pungkas John.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU