Festival Gerobak Sapi 2017, Event Unik yang Tak Boleh Kamu Lewatkan Akhir Pekan Ini

Jogja tak pernah kehabisan event-event unik, akhir pekan ini akan diadakan Festival Gerobak Sapi yang merupakan salah satu event tahunan unggulan Yogyakarta.

SHARE :

Ditulis Oleh: Ahmad Nursani

Balap Gerobak Sapi. Foto dari Festivalgerobaksapi

D.I. Yogyakarta memang tak pernah kehabisan hal unik dan kreatif untuk disajikan kepada wisatawan. Jika kamu terbiasa melihat delman di jalanan Jogja, kali ini kamu akan disuguhi hal berbeda. Akhir pekan ini di DIY bersiaplah menyaksikan parade ratusan gerobak yang kali ini tak ditarik kuda, namun sapi.

Festival Gerobak Sapi (FGS) merupakan sebuah event tahunan yang dimiliki Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Event ini menampilkan berbagai kreasi unik dari gerobak sapi. Tahun 2017, Festival Gerobak Sapi akan digelar bersamaan dengan perhelatan Kenduri Mangayubagya Wisudan Ndalem Gubernur lan Wakil Gubernur D.I. Yogyakarta.

Event ini merupakan event hasil kerjasama antara Bajingers Community (Komunitas Kusir Gerobak Sapi) dengan Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta.

FGS 2017 mengambil tema “Terus Melaju” sebagai bukti komitmen Bajingers Community dan Pemerintah Yogyakarta untuk terus melestarikan  Gerobak Sapi Sebagai warisan budaya khas Yogyakarta.

FGS 2017 akan digelar pada tanggal 14-15 Oktober 2017 dan mengambil tempat di Kawasan Candi Bayunibo, Bokoharjo, Sleman.

Pada tahun ini Festival Gerobak Sapi dimeriahkan dengan atraksi budaya yang kental dengan kehidupan pedesaan lengkap dengan pawai/karnaval, lomba off road gerobak sapi yang menguji ketangkasan par kusir gerobak sapi dan kustom gerobak sapi. Selain itu ada juga lomba untuk masyarakat umum di luar komunitas Bajingers seperti lomba foto, lomba selfie/wefie dan lomba desain modifikasi gerobak sapi dengan hadiah yang menarik.

Sekilas Tentang Festival Gerobak Sapi

Festival Gerobak Sapi untuk pertama kali digelar pada tahun 2013. Dasar penyelenggaraan festival ini adalah pelestarian budaya unik yang dimiliki Yogyakarta. Walaupun jarang terlihat di perkotaan, keberadaan gerobak sapi di kawasan pedesaan begitu eksis. Kendaraan tradisional yang digerakkan oleh sapi tersebut tak lekang oleh waktu, meski zaman berubah dan kehidupan pun semakin modern.

Bila di mancanegara kita mengenal rikshaw di cina dan jepang atau kereta kuda di Eropa yang saat ini telah menjadi ikon budaya dan wisata demikian pula hematnya perkembangan gerobak sapi di Yogyakarta. Gerobak sapi dapat menjadi aset yang sama bernilainya dengan becak dan andong yang menjadi ikon budaya Yogyakarta.

Bila dahulu gerobak sapi lebih fokus digunakan sebagai sarana transportasi atau kendaraan pengangkut hasil bumi, saat ini gerobak sapi berkembang sebagai suatu ikon kendaraan yang mengandung nilai budaya dan memberikan sensasi nostalgia yang unik dan bernilai lebih.

Keunikan potensi gerobak sapi inilah yang mengispirasi Karang Taruna Malangrejo, Wedomartani, Sleman dan Bajingers Community didukung oleh Pemkab Sleman untuk menghelat Festival Gerobak Sapi (FGS) 2013 di Lapangan Utara Stadion Maguwoharjo pada 16 Juni 2013.

FGS berkomitmen untuk melestarikan gerobak sapi sebagai angkutan tradisional yang mengandung nilai budaya, di samping itu juga mengenang “jasa” kusir gerobak sapi yang telah berjasa membantu para gerilyawan saat perang kemerdekaan Republik Indonesia.

Sultan Hamengku Buwono X membuka FGS 2013. Foto dari Festivalgerobaksapi

Penyelengaraan FGS 2013 lalu dibuka secara resmi oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X, juga dihadiri oleh GKR Hemas, Kapolda DIY Brigjen Pol Haka Astaman, Bupati Sleman Sri Purnomo serta Wakil Bupati Sleman Yuni Satia Rahayu, dan para undangan lainnya yang dengan antusias mengendarai gerobak sapi saat berkeliling menyapa peserta.

Sebanyak 160 peserta gerobak sapi yang datang dari segala penjuru DIY, bahkan dari Jawa Tengah untuk memperebutkan piala bergilir Gubernur DIY, Piala Bupati dan wakil Bupati Sleman serta piala panitia.

Peserta sangat antusias menghias gerobak untuk memenangkan piala (terlebih piala bergilir) di samping uang tunai. Parjuni, dari kelompok Andhini Karyo, Sleman, akhirnya berhasil memenangkan piala bergilir FGS 2013.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU